{"title":"Aplikasi Keuangan Fiskal Umar Bin Khattab Di Indonesia","authors":"Rusli Siri, M. Abdullah","doi":"10.56858/jmpkn.v4i1.36","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Umar memimpin dengan hasil yang gemilang, baik dikarenakan panglima maupun kebijakan khalifah. Kebijakan fiskal Umar Bin Khattab sarat dengan prinsip kemaslahatan memberi manfaat terhadap rakyatnya. Kemiskinan semakin berkurang, serta kesejahteraan pegawai terjamin. Umar Bin Khattab adalah sosok pemimpin yang mampu menggabungkan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis mengenai kekayaan Negara dalam kebijakan fiskal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dengan mengumpulkan data-data baik dari buku-buku seperti buku sejarah pemikiran ekonomi Islam, jejak langkah sejarah pemikiran ekonomi Umar Bin Al Khattab, dan kitab-kitab seperti ijtihad Umar bin Khattab. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Umar merupakan pemimpin yang menjadi panutan bukan hanya dalam pemerintahan, akan tetapi mengelola keuangan negara juga menjadi panutan. Sebab banyak pemimpin saat ini yang mengambil kebijakan fiskal tidak memihak kepada kemaslahatan umat, justru tidak banyak memperkaya dirinya dan koleganya. Berbeda dengan pemerintahan Umar. Hampir tidak ada permasalahan fiskal yang tidak dapat diselesaikan. Umar selalu mempunyai kemampuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Meskipun permasalahan itu sangat sulit, akan tetapi Umar selalu memiliki semangat yang tinggi dan strategi yang jitu untuk mengatasinya.\nDalam pandangan Umar, pemberian bagian zakat kepada golongan muallaf pada awalnya adalah dilakukan karena melihat yang ada pada saat itu, yaitu kondisi mental para muallaf yang masih rawan untuk dapat kembali berbuat tidak baik kepada kelompok Islam, yang saat itu juga masih dalam kondisi lemah. Oleh karenanya, kelompok ini perlu untuk diberikan. Akan tetapi menurut Umar, ketika kondisi umat Islam telah mampu mandiri dan dalam kondisi sangat kuat, maka pemberian tersebut adalah tidak perlu dilakukan, dan hal ini dilakukannya merupakan sebagai bagian dari siasat politik yang diterapkannya untuk memperkuat pemerintahan Islam saat itu. Kebijakan fiskal Umar semata-mata didasarkan pada maslahah. Kebijakan fiskal sejalan dengan Alquran dan Sunnah. Dalam memimpin, Umar meminta pendapat para sahabat yang lain ketika dihadapkan masalah yang itu memerlukan pendapat sahabat. Pemikiran Umar selangkah lebih maju dalam hal perekonomian pada era itu. Kemajuan salah satunya bidang kebijakan fiskal seperti masalah penggajian. Kebijakan mengenai gaji kepala Negara dan tentara merupakan hal yang baru. Karena pada zaman Rasul dan Abu Bakar belum pernah melakukan penggajian kepada Kepala Negara dan Tentara. Ini merupakan tanda yang menunjukkan bahwa kebijakan fiskal Islam pada zaman Umar lebih maju.","PeriodicalId":231567,"journal":{"name":"Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro","volume":"57 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56858/jmpkn.v4i1.36","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Umar memimpin dengan hasil yang gemilang, baik dikarenakan panglima maupun kebijakan khalifah. Kebijakan fiskal Umar Bin Khattab sarat dengan prinsip kemaslahatan memberi manfaat terhadap rakyatnya. Kemiskinan semakin berkurang, serta kesejahteraan pegawai terjamin. Umar Bin Khattab adalah sosok pemimpin yang mampu menggabungkan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis mengenai kekayaan Negara dalam kebijakan fiskal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dengan mengumpulkan data-data baik dari buku-buku seperti buku sejarah pemikiran ekonomi Islam, jejak langkah sejarah pemikiran ekonomi Umar Bin Al Khattab, dan kitab-kitab seperti ijtihad Umar bin Khattab. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Umar merupakan pemimpin yang menjadi panutan bukan hanya dalam pemerintahan, akan tetapi mengelola keuangan negara juga menjadi panutan. Sebab banyak pemimpin saat ini yang mengambil kebijakan fiskal tidak memihak kepada kemaslahatan umat, justru tidak banyak memperkaya dirinya dan koleganya. Berbeda dengan pemerintahan Umar. Hampir tidak ada permasalahan fiskal yang tidak dapat diselesaikan. Umar selalu mempunyai kemampuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Meskipun permasalahan itu sangat sulit, akan tetapi Umar selalu memiliki semangat yang tinggi dan strategi yang jitu untuk mengatasinya.
Dalam pandangan Umar, pemberian bagian zakat kepada golongan muallaf pada awalnya adalah dilakukan karena melihat yang ada pada saat itu, yaitu kondisi mental para muallaf yang masih rawan untuk dapat kembali berbuat tidak baik kepada kelompok Islam, yang saat itu juga masih dalam kondisi lemah. Oleh karenanya, kelompok ini perlu untuk diberikan. Akan tetapi menurut Umar, ketika kondisi umat Islam telah mampu mandiri dan dalam kondisi sangat kuat, maka pemberian tersebut adalah tidak perlu dilakukan, dan hal ini dilakukannya merupakan sebagai bagian dari siasat politik yang diterapkannya untuk memperkuat pemerintahan Islam saat itu. Kebijakan fiskal Umar semata-mata didasarkan pada maslahah. Kebijakan fiskal sejalan dengan Alquran dan Sunnah. Dalam memimpin, Umar meminta pendapat para sahabat yang lain ketika dihadapkan masalah yang itu memerlukan pendapat sahabat. Pemikiran Umar selangkah lebih maju dalam hal perekonomian pada era itu. Kemajuan salah satunya bidang kebijakan fiskal seperti masalah penggajian. Kebijakan mengenai gaji kepala Negara dan tentara merupakan hal yang baru. Karena pada zaman Rasul dan Abu Bakar belum pernah melakukan penggajian kepada Kepala Negara dan Tentara. Ini merupakan tanda yang menunjukkan bahwa kebijakan fiskal Islam pada zaman Umar lebih maju.
奥马尔在军阀和哈里发的统治下取得了出色的成绩。Umar Bin Khattab的财政政策充满了对其公民有益的好处。贫困正在减少,员工的福利得到保证。乌玛·本·哈塔布(Umar Bin Khattab)是一位能够将理论知识和国家财政政策丰富经验结合起来的领导人。这项研究采用了一种表达性质的方法,从伊斯兰经济思维史书、Umar Bin Al Khattab等书籍中收集数据。这项研究显示,奥马尔不仅在政府中是一个模范领导人,而且在管理财政方面也是一个模范。因为当今许多领导人对人民的福利政策采取不公正的财政政策,对自己和同事来说几乎没有什么好处。与乌玛政府不同。几乎没有财政问题是无法解决的。奥马尔总是有能力解决出现的每一个问题。虽然这个问题很难解决,但乌玛总是有很高的热情和有效的策略来解决这个问题。在乌玛看来,撒迦勒节最初是通过观察当时存在的东西来完成的,那就是穆拉夫的精神状态,这些精神状态仍然很脆弱,很容易再次对伊斯兰教产生不利影响。因此,这群人需要被给予。然而,根据乌玛的说法,当穆斯林的条件是能够独立和强大的时候,捐赠是没有必要的,它是作为当时加强伊斯兰政府的政治计划的一部分。Umar的财政政策完全是基于maslaha的。财政政策与《古兰经》和《逊尼派》相一致。在领导过程中,乌玛在面临需要朋友意见的问题时征求了其他朋友的意见。乌玛的想法超前于当时的经济。进步是财政政策的一部分,比如工资问题。国家元首和军队的工资政策是新的。因为在使徒和阿布·巴克尔的时代,他们从来没有为国家元首和军队付过钱。这是奥马尔时代伊斯兰财政政策的一个标志。