{"title":"ANALISA POLA SPESIMEN PLASTIK UJI PUKUL CHARPY DENGAN MENGGUNAKAN PRINTER 3D","authors":"E. Puspitasari","doi":"10.20527/INFOTEK.V20I2.7711","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \nUji pukul diperlukan untuk mengukur ketangguhan suatu benda yang mana membutuhkan spesimen sebagai material yang akan diuji. Dimana spesimen uji pukul yang biasanya dari logam yang dicetak dengan melakukan pengecoran tidak bisa dibuat sempurna karena sudut-sudut takikannya sangat susah dibuat. Untuk itu peneliti mencoba membuat spesimen dari plastik yang dihasilkan dari printer 3D yang mana takikan atau sudut- sudut pada spesimen uji pukul dapat dibuat dengan presisi menggunakan printer 3D. Desain pola spesimen plastik uji pukul dibuat sesuai standart ASTM dan diuji menggunakan uji Charpy mempunyai panjang 73,6 mm, lebar 12,7 mm dan tebal 10 mm, takikan berbentuk huruf “V” dengan sudut 45° posisi ditengah dengan kedalaman takikan sebesar 2,54 mm. setelah itu digambar 3D menggunakan software 3D lalu disimpan dengan format file STL lalu dibuka, disimpan dan diprint di software bawaan dari printer 3D.Adapun variabel yang diteliti adalah tebal layer dan suhu. Analisa spesimen plastik uji pukul dengan menggunakan printer 3D adalah Failed pada tes uji pukul terjadi karena peletakan spesimen pada alat uji pukul charpy peletakan takikan tidak lurus dengan bandul. Seharusnya sudut titik takikan harus lurus dengan bandul dengan cara mengecek posisi yang lurus dengan cara difoto dari belakang dan depan terhadap spesimen dan bandul. Yang kedua diperoleh jika semakin renggang irisan dari dalam spesimen plastik uji pukul menurut jenis tebal layer maka energi yang diberikan harus lebih kecil agar energi yang diserap dapat terbaca pada proses uji pukul charpy. Yang ketiga Pada Spesimen plastik Kode A dan kode B diketahui semakin tebal layer maka energi yang diserap semakin besar. Yang keempat menurut perbedaan suhu nozzle untuk spesimen plastik uji pukul yang disetting menggunakan suhu nozzle 200°C, energi awal yang diberikan lebih besar dan spesimen lebih kuat menerima beban energi daripada spesimen plastik uji pukul yang disetting menggunakan suhu nozzle 180°C. \n \n \n","PeriodicalId":403475,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi","volume":"426 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/INFOTEK.V20I2.7711","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Uji pukul diperlukan untuk mengukur ketangguhan suatu benda yang mana membutuhkan spesimen sebagai material yang akan diuji. Dimana spesimen uji pukul yang biasanya dari logam yang dicetak dengan melakukan pengecoran tidak bisa dibuat sempurna karena sudut-sudut takikannya sangat susah dibuat. Untuk itu peneliti mencoba membuat spesimen dari plastik yang dihasilkan dari printer 3D yang mana takikan atau sudut- sudut pada spesimen uji pukul dapat dibuat dengan presisi menggunakan printer 3D. Desain pola spesimen plastik uji pukul dibuat sesuai standart ASTM dan diuji menggunakan uji Charpy mempunyai panjang 73,6 mm, lebar 12,7 mm dan tebal 10 mm, takikan berbentuk huruf “V” dengan sudut 45° posisi ditengah dengan kedalaman takikan sebesar 2,54 mm. setelah itu digambar 3D menggunakan software 3D lalu disimpan dengan format file STL lalu dibuka, disimpan dan diprint di software bawaan dari printer 3D.Adapun variabel yang diteliti adalah tebal layer dan suhu. Analisa spesimen plastik uji pukul dengan menggunakan printer 3D adalah Failed pada tes uji pukul terjadi karena peletakan spesimen pada alat uji pukul charpy peletakan takikan tidak lurus dengan bandul. Seharusnya sudut titik takikan harus lurus dengan bandul dengan cara mengecek posisi yang lurus dengan cara difoto dari belakang dan depan terhadap spesimen dan bandul. Yang kedua diperoleh jika semakin renggang irisan dari dalam spesimen plastik uji pukul menurut jenis tebal layer maka energi yang diberikan harus lebih kecil agar energi yang diserap dapat terbaca pada proses uji pukul charpy. Yang ketiga Pada Spesimen plastik Kode A dan kode B diketahui semakin tebal layer maka energi yang diserap semakin besar. Yang keempat menurut perbedaan suhu nozzle untuk spesimen plastik uji pukul yang disetting menggunakan suhu nozzle 200°C, energi awal yang diberikan lebih besar dan spesimen lebih kuat menerima beban energi daripada spesimen plastik uji pukul yang disetting menggunakan suhu nozzle 180°C.