{"title":"PENGEMBANGAN RANAH AFEKTIF MAHASISWA PAI MELALUI ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO","authors":"Fadhilah Rahayu, Iswati Iswati, Mokhamad Samson Fajar","doi":"10.24127/profetik.v1i2.1492","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam pendidikan yang ingin dicapai oleh peserta didik bukan hanya aspek kurikuler saja namun kokurikuler melalui keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan tak kalah penting untuk mengembangkan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan di FAI Universitas Muhammadiyah Metro untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ranah afektif tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan analisis deskriptif yang respondennya merupakan mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan berbagai organisasi seperti IMM tergolong baik dan upaya kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ranah afektif mahasiswa PAI dengan mengikuti kegiatan perkaderan formal, dan perkaderan khusus IMM seperti Darul Arqam, Latihan Instruktur Dasar seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan jurnalistik, public speaking, dan upgrading dari kegiatan tersebut telah mendapatkan hasil seperti jujur bahwa mahasiswa bisa menerapkan kantin kejujuran, percaya diri ketika tampil dalam kegiatan mastama, mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pihak kampus maupun diluar kampus, tanggung jawab ketika melaksanakan kegiatan mentor BBQ, integritas dalam pengelolaan kegiatan DAD, dan sopan santun ketika bertemu langsung. Faktor pendukung pengembangan ranah afektif seperti sarana dan prasarana, psikologisnya lebih baik sedangkan faktor penghambatnya seperti mahasiswa tidak bisa membagi waktu secara baik, ghiroh perjuangan berorganisasi belum total sehingga mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi tidak maksimal dalam pengembangan ranah kognitif dan ranah afektifnya.","PeriodicalId":120113,"journal":{"name":"PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24127/profetik.v1i2.1492","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Dalam pendidikan yang ingin dicapai oleh peserta didik bukan hanya aspek kurikuler saja namun kokurikuler melalui keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan tak kalah penting untuk mengembangkan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan di FAI Universitas Muhammadiyah Metro untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ranah afektif tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan analisis deskriptif yang respondennya merupakan mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan berbagai organisasi seperti IMM tergolong baik dan upaya kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ranah afektif mahasiswa PAI dengan mengikuti kegiatan perkaderan formal, dan perkaderan khusus IMM seperti Darul Arqam, Latihan Instruktur Dasar seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan jurnalistik, public speaking, dan upgrading dari kegiatan tersebut telah mendapatkan hasil seperti jujur bahwa mahasiswa bisa menerapkan kantin kejujuran, percaya diri ketika tampil dalam kegiatan mastama, mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pihak kampus maupun diluar kampus, tanggung jawab ketika melaksanakan kegiatan mentor BBQ, integritas dalam pengelolaan kegiatan DAD, dan sopan santun ketika bertemu langsung. Faktor pendukung pengembangan ranah afektif seperti sarana dan prasarana, psikologisnya lebih baik sedangkan faktor penghambatnya seperti mahasiswa tidak bisa membagi waktu secara baik, ghiroh perjuangan berorganisasi belum total sehingga mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi tidak maksimal dalam pengembangan ranah kognitif dan ranah afektifnya.