{"title":"Manajemen Pembagian Bantuan untuk UMKM Dinas Koperasi Menggunakan Metode FCM dan TOPSIS","authors":"Yuliadarnita Yuliadarnita, Aryo Dwi Wardana, Rozali Toyib","doi":"10.37676/jmi.v19i1.3423","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemberian bantuan belum terstruktur masih berupa perkiraan hanya sebatas penilaian biasa tidak terlalu lengkap sehingga tidak tersalurkan dengan penerima yang tepat, proses secara manual yang dilakukan yaitu dengan cara Usaha kecil menengah yang ada di Kota Bengkulu mengajukan proposal permintaan bantuan pengembangan usaha kepada dinas Koperasi dan usaha kecil menengah, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyeleksi usaha kecil menengah tersebut dan manajem dalam pengelolaan bantuannya belum begitu bagus karena belum tersistem dengan baik dan kakurata datanya juga masih diragukan karena penilaiannya hanya berdasarkan info-info yang masih sedikit serta berdasarkan kebijakan pihak penerima. Solusi dari ketidak teraturan dan manajem pembagian bantuan yaitu dengan membuat sebuah sistem yang dapat memberikan penilaian yang real dan objektif, penilaian ini menggunakan perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria calon penerima dengan sistem perengkingan dengan menggunakan model Metode Fuzzy C-Means adalah salah satu metode yang bisa membantu proses pengambilan keputusan yang optimal untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis, konsepnya sederhana dan mudah dipahami dan Technique for Order Preference (Topsi) by Similarity to Ideal Solution karena metode ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan multi criteria decision making (MCDM) maka dengan kedua metode ini saling melengkapi sehingga di dapat keputusan yang terbaik dari proposal-proposal yang diajukan dan tepat sasaran. Hasil pengujian : Nilai tertinggi untuk kriteria omset Rp 1.000.000 – Rp. 5.000.000 dan jumlah tenaga kerja 2 orang dalah V3 yaitu UMKM Bedeng Bata, Kedua metode ini saling melengkapi sehingga di dapat keputusan yang terbaik dari proposal-proposal yang diajukan tepat sasaran, lelemahan metode FCM membutuhkan banyak suku serta matriks tim kelompoknya yang ditetapkan. memiliki masalah inkonsistensi dan Belum adanya penentuan bobot prioritas yang menjadi prioritas hitungan terhadap kriteria, yang berguna untuk meningkatkan validitas nilai bobot perhitungan kriteria.","PeriodicalId":278870,"journal":{"name":"JURNAL MEDIA INFOTAMA","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL MEDIA INFOTAMA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37676/jmi.v19i1.3423","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pemberian bantuan belum terstruktur masih berupa perkiraan hanya sebatas penilaian biasa tidak terlalu lengkap sehingga tidak tersalurkan dengan penerima yang tepat, proses secara manual yang dilakukan yaitu dengan cara Usaha kecil menengah yang ada di Kota Bengkulu mengajukan proposal permintaan bantuan pengembangan usaha kepada dinas Koperasi dan usaha kecil menengah, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyeleksi usaha kecil menengah tersebut dan manajem dalam pengelolaan bantuannya belum begitu bagus karena belum tersistem dengan baik dan kakurata datanya juga masih diragukan karena penilaiannya hanya berdasarkan info-info yang masih sedikit serta berdasarkan kebijakan pihak penerima. Solusi dari ketidak teraturan dan manajem pembagian bantuan yaitu dengan membuat sebuah sistem yang dapat memberikan penilaian yang real dan objektif, penilaian ini menggunakan perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria calon penerima dengan sistem perengkingan dengan menggunakan model Metode Fuzzy C-Means adalah salah satu metode yang bisa membantu proses pengambilan keputusan yang optimal untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis, konsepnya sederhana dan mudah dipahami dan Technique for Order Preference (Topsi) by Similarity to Ideal Solution karena metode ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan multi criteria decision making (MCDM) maka dengan kedua metode ini saling melengkapi sehingga di dapat keputusan yang terbaik dari proposal-proposal yang diajukan dan tepat sasaran. Hasil pengujian : Nilai tertinggi untuk kriteria omset Rp 1.000.000 – Rp. 5.000.000 dan jumlah tenaga kerja 2 orang dalah V3 yaitu UMKM Bedeng Bata, Kedua metode ini saling melengkapi sehingga di dapat keputusan yang terbaik dari proposal-proposal yang diajukan tepat sasaran, lelemahan metode FCM membutuhkan banyak suku serta matriks tim kelompoknya yang ditetapkan. memiliki masalah inkonsistensi dan Belum adanya penentuan bobot prioritas yang menjadi prioritas hitungan terhadap kriteria, yang berguna untuk meningkatkan validitas nilai bobot perhitungan kriteria.