{"title":"Manajemen Risiko Pelabuhan Rakyat Guna Mendukung Rantai Pasok Nasional","authors":"M. Sholeh","doi":"10.25077/JRS.14.2.73-80.2018","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konsep tol laut yang dicanangkan pemerintah saat ini masih cukup makro dalam pelaksanaannya sehingga perlu dijabarkan dalam konsep yang lebih mikro. Tol laut pada dasarnya adalah pengembangan dari sistem rantai pasok nasional yang telah ada. Salah satu infrastruktur yang saat ini masih perlu dikembangkan adalah pelabuhan-pelabuhan kecil sebagai penghubung dari hasil budidaya dan olah bumi masyarakat menuju pelabuhan besar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih beberapa kali ditemui belum terkelolanya dengan baik pelabuhan-pelabuhan rakyat yang ada di Indonesia. Sehingga tujuan pada penelitian ini adalah memetakan masalah pengelolaan dan peningkatan kualitas operasional pelabuhan rakyat. Metode penelitian dengan model manajemen risiko melalui responden dan telaah literatur mulai dari identifikasi masalah, analisis masalah, monitor dan pengendalian masalah, serta pembagian tanggungjawab. Studi kasus penelitian dilakukan pada Pelabuhan Gresik karena pelabuhan ini memiliki peranan penting dalam menunjang konsep tol laut yang sering berinteraksi dengan pelabuhan besar seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok, dan pelabuhan lainnya. Hasil penelitian ini menyebutkan ada 9 masalah utama pada Pelabuhan Gresik yaitu sedimentasi tinggi, rendahnya laju pembongkaran pada dermaga, akses transportasi darat yang kurang bak, minimnya dana pembangunan, kurang berfungsinya tempat berlindung kapal, kumuh, kendala pembebasan lahan, tidak ada lahan parkir, dan fasilitas pelabuhan yang buruk. Sedangkan sharing risiko kepada pemerintah, Pelindo III dan nelayan.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.2.73-80.2018","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Konsep tol laut yang dicanangkan pemerintah saat ini masih cukup makro dalam pelaksanaannya sehingga perlu dijabarkan dalam konsep yang lebih mikro. Tol laut pada dasarnya adalah pengembangan dari sistem rantai pasok nasional yang telah ada. Salah satu infrastruktur yang saat ini masih perlu dikembangkan adalah pelabuhan-pelabuhan kecil sebagai penghubung dari hasil budidaya dan olah bumi masyarakat menuju pelabuhan besar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih beberapa kali ditemui belum terkelolanya dengan baik pelabuhan-pelabuhan rakyat yang ada di Indonesia. Sehingga tujuan pada penelitian ini adalah memetakan masalah pengelolaan dan peningkatan kualitas operasional pelabuhan rakyat. Metode penelitian dengan model manajemen risiko melalui responden dan telaah literatur mulai dari identifikasi masalah, analisis masalah, monitor dan pengendalian masalah, serta pembagian tanggungjawab. Studi kasus penelitian dilakukan pada Pelabuhan Gresik karena pelabuhan ini memiliki peranan penting dalam menunjang konsep tol laut yang sering berinteraksi dengan pelabuhan besar seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok, dan pelabuhan lainnya. Hasil penelitian ini menyebutkan ada 9 masalah utama pada Pelabuhan Gresik yaitu sedimentasi tinggi, rendahnya laju pembongkaran pada dermaga, akses transportasi darat yang kurang bak, minimnya dana pembangunan, kurang berfungsinya tempat berlindung kapal, kumuh, kendala pembebasan lahan, tidak ada lahan parkir, dan fasilitas pelabuhan yang buruk. Sedangkan sharing risiko kepada pemerintah, Pelindo III dan nelayan.