{"title":"KOMBINASI SISTEM JARAK TANAM DENGAN DEFOLIASI DAUN BAGIAN BAWAH PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L .) KULTIVAR MAKMUR I DENGAN PEMUPUKAN NITROGEN 350 kg.","authors":"Aditya Rahma, Liffi Halimatul Iffi, Adung Kuswara","doi":"10.35194/prs.v4i1.2360","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kombinasi sistem jarak tanam dengan defoliasi daun bagian bawah terhadap komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman jagung kultivar Makmur I dengan pemupukan Nitrogen 350 kg. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan soluasi bagi para petani jagung hibrida kultivar Makmur I dalam meggunakan perlakuan kombinasi sistem jarak tanam dengan defoliasi daun bagian bawah yang tepat. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tolengas Kecamatan Tomo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen di lapangan dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian dari analisis tanah menunjukan bahwa tanah vestisol yang digunakan dalam percobaan memiliki pH : H2O netral 6,67. Kandungan P2O5 HCL total 41,99 mg tergolong tinggi. K2O HCL 5,42 tergolong sangat rendah, kandungan N total 0,30% dan tergolong sedang, untuk kandungan C-Organik adalah 1,10% dan tergolong rendah. Pengaturan kerapatan tanaman melalui pengaturan sistem jarak tanam sampai batas tertentu dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan lingkungan tumbuh secara efisien. Pengaturan sistem jarak tanam jagung dari baris tanam tunggal (single row) ke baris tanam ganda (double row) akan menambah ruang terbuka bagi tanaman jagung. Peningkatkan produktivitas tanaman jagung dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Jarak tanam terlalu rapat berakibat daun pada bagian bawah ternaungi sehingga tidak dapat berfotosintesis dengan maksimal. Daun yang ternaungi akan mengambil hasil fotosintat dari daun di atasnya untuk memenuhi kebutuhannya dalam respirasi, sehingga perlu dilakukan defoliasi. Defoliasi dilakukan dengan memotong daun yang berada paling bawah sebanyak tiga sampai empat helai, pemangkasan akan memutuskan suplai nutrisi dan mengurangi kelembaban, penerimaan sinar matahari secara merata. Terjadinya proses fotosintesis secara seimbang serta dapat menekan timbulnya hama, penyakit, tanaman akan sehat, pertumbuhan tanaman baik dan hasil meningkat.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pro-STek","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35194/prs.v4i1.2360","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kombinasi sistem jarak tanam dengan defoliasi daun bagian bawah terhadap komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman jagung kultivar Makmur I dengan pemupukan Nitrogen 350 kg. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan soluasi bagi para petani jagung hibrida kultivar Makmur I dalam meggunakan perlakuan kombinasi sistem jarak tanam dengan defoliasi daun bagian bawah yang tepat. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tolengas Kecamatan Tomo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen di lapangan dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian dari analisis tanah menunjukan bahwa tanah vestisol yang digunakan dalam percobaan memiliki pH : H2O netral 6,67. Kandungan P2O5 HCL total 41,99 mg tergolong tinggi. K2O HCL 5,42 tergolong sangat rendah, kandungan N total 0,30% dan tergolong sedang, untuk kandungan C-Organik adalah 1,10% dan tergolong rendah. Pengaturan kerapatan tanaman melalui pengaturan sistem jarak tanam sampai batas tertentu dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan lingkungan tumbuh secara efisien. Pengaturan sistem jarak tanam jagung dari baris tanam tunggal (single row) ke baris tanam ganda (double row) akan menambah ruang terbuka bagi tanaman jagung. Peningkatkan produktivitas tanaman jagung dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Jarak tanam terlalu rapat berakibat daun pada bagian bawah ternaungi sehingga tidak dapat berfotosintesis dengan maksimal. Daun yang ternaungi akan mengambil hasil fotosintat dari daun di atasnya untuk memenuhi kebutuhannya dalam respirasi, sehingga perlu dilakukan defoliasi. Defoliasi dilakukan dengan memotong daun yang berada paling bawah sebanyak tiga sampai empat helai, pemangkasan akan memutuskan suplai nutrisi dan mengurangi kelembaban, penerimaan sinar matahari secara merata. Terjadinya proses fotosintesis secara seimbang serta dapat menekan timbulnya hama, penyakit, tanaman akan sehat, pertumbuhan tanaman baik dan hasil meningkat.