{"title":"Meningkatkan Hasil Belajar Tema Bersatu Kita Teguh melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas VI SD Inpres Watu Kabupaten Barru","authors":"Makkatang Makkatang","doi":"10.30605/cjpe.412021.600","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hasil analisis observasi sub tema bersatu kita teguh, siswa kelas VI SD Inpres Watu kabupaten Barru semester 1 tahun pelajaran 2017-2018, rerata skor nilai 62,5 kategori kurang, tuntas belajar 1 orang 25% dari jumlah total 4 orang, tidak mencapai standar kualitas KKM 70 atau minimal cukup, dengan ketuntasan belajar minimal minimal 75%. Kemampuan guru 54,17% kategori cukup. Aktivitas belajar peserta didik 53,13% kategorri cukup, tidak mencapai standar lebih besar 62,5% (Makkatang, 2017). Solusi pemecahan masalah direncanakan pelaksanaan pembelajaran koperatif tife Make A Match. Prosedur penelitian tindakan kelas ini, model siklus Kurt Lewin yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), obervasi (observing), refleksi (reflecting), terdiri tiga siklus, setiap siklus ada tiga kali pertemuan pembelajaran, satu kali pertemuen diberikan tes akhir tiap siklus, sesuai skenario tindakan yang telah dirancang. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas VI SD Inpres Watu yang berjumlah 4 orang siswa, yaitu 1 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Data kuantitatif hasil belajar tema bersatu kita teguh dikumpul dari hasil tes tiap akhir siklus. Data kualitatif dikumpul melalui lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dan kemampuan guru. Hasil penelitian: (1) Hasil belajar terjadi perubahan secara positif meningkat rerata selisih 11,75% dan kategori dari kurang siklus II ke baik siklus III. (2) Perubahan kemampuan guru siklus III 77,78%. Siklus II 59,72%, terdapat perubahan secara positif meningkat selisih 18,06% dan kategori baik siklus III dari cukup siklus II. (3) Perubahan aktivitas belajar peserta didik, siklus III 68,75%, siklus II 59,03% terdapat perubahan secara positif meningkat selisih 9,72% dan kategori baik siklus III dari cukup siklus II","PeriodicalId":371301,"journal":{"name":"Cokroaminoto Journal of Primary Education","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cokroaminoto Journal of Primary Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30605/cjpe.412021.600","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Hasil analisis observasi sub tema bersatu kita teguh, siswa kelas VI SD Inpres Watu kabupaten Barru semester 1 tahun pelajaran 2017-2018, rerata skor nilai 62,5 kategori kurang, tuntas belajar 1 orang 25% dari jumlah total 4 orang, tidak mencapai standar kualitas KKM 70 atau minimal cukup, dengan ketuntasan belajar minimal minimal 75%. Kemampuan guru 54,17% kategori cukup. Aktivitas belajar peserta didik 53,13% kategorri cukup, tidak mencapai standar lebih besar 62,5% (Makkatang, 2017). Solusi pemecahan masalah direncanakan pelaksanaan pembelajaran koperatif tife Make A Match. Prosedur penelitian tindakan kelas ini, model siklus Kurt Lewin yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), obervasi (observing), refleksi (reflecting), terdiri tiga siklus, setiap siklus ada tiga kali pertemuan pembelajaran, satu kali pertemuen diberikan tes akhir tiap siklus, sesuai skenario tindakan yang telah dirancang. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas VI SD Inpres Watu yang berjumlah 4 orang siswa, yaitu 1 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Data kuantitatif hasil belajar tema bersatu kita teguh dikumpul dari hasil tes tiap akhir siklus. Data kualitatif dikumpul melalui lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dan kemampuan guru. Hasil penelitian: (1) Hasil belajar terjadi perubahan secara positif meningkat rerata selisih 11,75% dan kategori dari kurang siklus II ke baik siklus III. (2) Perubahan kemampuan guru siklus III 77,78%. Siklus II 59,72%, terdapat perubahan secara positif meningkat selisih 18,06% dan kategori baik siklus III dari cukup siklus II. (3) Perubahan aktivitas belajar peserta didik, siklus III 68,75%, siklus II 59,03% terdapat perubahan secara positif meningkat selisih 9,72% dan kategori baik siklus III dari cukup siklus II