{"title":"POLA PRODUKSI DAN INDEKS LUAS DAUN PADA TANAMAN KARET YANG TERSERANG Pestalotiopsis microspora","authors":"Martini Aji, Alchemi Putri Juliantika Kusdiana","doi":"10.22302/ppk.wp.v40i2.842","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Secara alami, tanaman karet menggugurkan daun sebagai respons kekeringan untuk mengantisipasi defisit air tanah pada proses transpirasi. Pengurangan jumlah daun pada tanaman karet tidak hanya terjadi akibat periode gugur daun saja, namun adanya kejadian penyakit daun seperti penyakit gugur daun Pestalotiopsis juga dapat mengakibatkan tanaman melakukan gugur daun. Gugur daun dan pembentukan daun baru akan berpengaruh terhadap produksi lateks serta nilai indeks luas daun. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola produksi dan nilai indeks luas daun pada klon karet PB 260 dan BPM 24 yang terserang cendawan Pestalotiopsis micropsora. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Karet Sembawa, Sumatera Selatan pada klon PB 260 tahun tanam 2005 dan BPM 24 tahun tanam 2004. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan produksi lateks selama satu tahun, serta pengukuran indeks luas daun dan keparahan penyakit setiap bulan selama satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan pengurangan jumlah kanopi tanaman yang terlihat dari nilai LAI mencapai angka 1 berpengaruh terhadap penurunan produksi lateks pada klon PB 260 dan BPM 24. Pada saat tanaman melakukan pembentukan daun baru, produksi lateks mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, peningkatan keparahan penyakit gugur daun Pestalotiopsis memiliki hubungan yang kuat dengan penurunan indeks luas daun tanaman. Pada saat keparahan penyakit tinggi dan terjadi gugur daun, indeks luas daun menurun hingga mencapai 0,5.","PeriodicalId":342807,"journal":{"name":"Warta Perkaretan","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Warta Perkaretan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v40i2.842","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Secara alami, tanaman karet menggugurkan daun sebagai respons kekeringan untuk mengantisipasi defisit air tanah pada proses transpirasi. Pengurangan jumlah daun pada tanaman karet tidak hanya terjadi akibat periode gugur daun saja, namun adanya kejadian penyakit daun seperti penyakit gugur daun Pestalotiopsis juga dapat mengakibatkan tanaman melakukan gugur daun. Gugur daun dan pembentukan daun baru akan berpengaruh terhadap produksi lateks serta nilai indeks luas daun. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola produksi dan nilai indeks luas daun pada klon karet PB 260 dan BPM 24 yang terserang cendawan Pestalotiopsis micropsora. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Karet Sembawa, Sumatera Selatan pada klon PB 260 tahun tanam 2005 dan BPM 24 tahun tanam 2004. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan produksi lateks selama satu tahun, serta pengukuran indeks luas daun dan keparahan penyakit setiap bulan selama satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan pengurangan jumlah kanopi tanaman yang terlihat dari nilai LAI mencapai angka 1 berpengaruh terhadap penurunan produksi lateks pada klon PB 260 dan BPM 24. Pada saat tanaman melakukan pembentukan daun baru, produksi lateks mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, peningkatan keparahan penyakit gugur daun Pestalotiopsis memiliki hubungan yang kuat dengan penurunan indeks luas daun tanaman. Pada saat keparahan penyakit tinggi dan terjadi gugur daun, indeks luas daun menurun hingga mencapai 0,5.