{"title":"Kinerja Arsitektur Interoperabilitas Menggunakan Government Service Bus (GSB) dan Peer to Peer (P2P)","authors":"Eko Wiyatnanto, Arief Indriarto Haris","doi":"10.31937/ti.v13i1.1816","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peran arsitektur interoperabilitas menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan redudansi data dan perbedaan data yang menyebabkan tingkat keakuratan data menjadi rendah. Namun kinerja dari arsitektur interoperabilitas perlu dilakukan evaluasi sebagai upaya untuk meningkatan kualitas aplikasi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi arsitektur interoperabilitas antara arsitektur menggunakan Government Service Bus (GSB) dan Peer to Peer (P2P), melalui beberapa pengujian, yaitu load testing dan stress testing. Pengujian load testing dan stress testing bertujuan untuk mengukur kecepatan dan ketahanan aplikasi dengan cara mengirimkan request dan mengukur respon dari aplikasi tersebut. Perbedaannya, pada load testing dilakukan pengujian dengan load condition tertentu, sedangkan pada stress testing dilakukan pengujian pada kondisi ekstrem. Pengujian load testing, dilakukan penetapan load condition dengan kelipatan jumlah pengguna 100 hingga 500, dengan tools JMeter. Pada stress testing, dilakukan pengujian dengan jumlah 1000 pengguna, dengan tools Loader.io. Hasil pengujian load testing menunjukan bahwa waktu rata-rata akses GSB lebih kecil dibanding P2P, dengan rata-rata 2ms hingga 309ms dan tingkat error request 0%. Hasil pengujian stress testing, arsitektur GSB lebih cepat dibanding dengan arsitektur P2P dengan selisih waktu rata-rata akses 2957/ms, selisih throughput sebesar 1.5/s, namun GSB memiliki tingkat error request lebih tinggi dibandingkan P2P dengan selisih 16,05%. Pada kondisi umum dengan beban tertentu, arsitektur GSB memiliki performansi yang lebih unggul, hal ini terlihat dari waktu akses dan error request. Sedangkan pada kondisi ekstrem arsitektur GSB mengalami penurunan performansi, hal ini terlihat dari tingkat error request yang lebih besar ketika menangani request dalam jumlah sangat besar.","PeriodicalId":347196,"journal":{"name":"Ultimatics : Jurnal Teknik Informatika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ultimatics : Jurnal Teknik Informatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31937/ti.v13i1.1816","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Peran arsitektur interoperabilitas menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan redudansi data dan perbedaan data yang menyebabkan tingkat keakuratan data menjadi rendah. Namun kinerja dari arsitektur interoperabilitas perlu dilakukan evaluasi sebagai upaya untuk meningkatan kualitas aplikasi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi arsitektur interoperabilitas antara arsitektur menggunakan Government Service Bus (GSB) dan Peer to Peer (P2P), melalui beberapa pengujian, yaitu load testing dan stress testing. Pengujian load testing dan stress testing bertujuan untuk mengukur kecepatan dan ketahanan aplikasi dengan cara mengirimkan request dan mengukur respon dari aplikasi tersebut. Perbedaannya, pada load testing dilakukan pengujian dengan load condition tertentu, sedangkan pada stress testing dilakukan pengujian pada kondisi ekstrem. Pengujian load testing, dilakukan penetapan load condition dengan kelipatan jumlah pengguna 100 hingga 500, dengan tools JMeter. Pada stress testing, dilakukan pengujian dengan jumlah 1000 pengguna, dengan tools Loader.io. Hasil pengujian load testing menunjukan bahwa waktu rata-rata akses GSB lebih kecil dibanding P2P, dengan rata-rata 2ms hingga 309ms dan tingkat error request 0%. Hasil pengujian stress testing, arsitektur GSB lebih cepat dibanding dengan arsitektur P2P dengan selisih waktu rata-rata akses 2957/ms, selisih throughput sebesar 1.5/s, namun GSB memiliki tingkat error request lebih tinggi dibandingkan P2P dengan selisih 16,05%. Pada kondisi umum dengan beban tertentu, arsitektur GSB memiliki performansi yang lebih unggul, hal ini terlihat dari waktu akses dan error request. Sedangkan pada kondisi ekstrem arsitektur GSB mengalami penurunan performansi, hal ini terlihat dari tingkat error request yang lebih besar ketika menangani request dalam jumlah sangat besar.