{"title":"PENGGUNAAN ABU BATUBARA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC - WC","authors":"Iqbal Zulfikar","doi":"10.35814/artesis.v1i1.2705","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan perkerasan lentur atau flexible pavment (Laston) semakin meluas dikarenakan kemudahan dalam pelaksanaan pengerjaan jalan tersebut sehingga banyak pembangunan yang dilakukan di Indonesia menggunakan perkerasan jalan lentur terutama Laston, Laston memiliki beberapa lapisan diantaranya Laston AC-WC, Laston AC-BC, dan Laston-Pondasi. Laston AC-WC sering mengalami kerusakan dikarenakan lapisan tersebut terletak pada permukaan jalan sehingga langsung bersentuhan dengan kendaraan dan cuaca. Sehingga permukaan jalan menjadi berlubang, licin dan bergelombang. Sehingga dapat membahayakan bagi pengguna lalu lintas. Oleh karena itu, harus dilakukan perbaikan pada permukaan jalan tersebut. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengembangkan kualitas dari perkerasan lentur agar menjadi lebih tahan lama dan ketahanan aus perkerasan tersebut menjadi lebih baik. Dengan menggunakan material altenatif batubara dikarenakan material tersebut tersedia. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen. Mutu yang direncanakan untuk perancangan campuran tidak ditentukan, tetapi diberikan batasan yang sesuai dengan standar-standar yang berlaku dimana pada penelitian ini yang di jadikan acuan standar tersebut adalah Spesfikasi Umum Bina Marga 2018. Benda uji memiliki 3 variabel dengan kadar agregat halus 100% pasir, agregat halus 75% pasir dan 25% abu batubara, dan 50% pasir dan 50% abu batubara dengan masing-masing kadar aspal 5% - 7%. Selanjutnya dilakukan Marshall test terhadap benda uji dan mendapatkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan variabel agregat halus 100% pasir yaitu pada variabel 75% pasir dan 25% abu batubara dengan 6,5% kadar aspal menujukan nilai stabilitas sebesar 1604,39 dengan nilai flow 2,58 dan menghasilkan Marshall quantient (MQ) sebesar 653,37 kg/mm.","PeriodicalId":291008,"journal":{"name":"Jurnal ARTESIS","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal ARTESIS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35814/artesis.v1i1.2705","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penggunaan perkerasan lentur atau flexible pavment (Laston) semakin meluas dikarenakan kemudahan dalam pelaksanaan pengerjaan jalan tersebut sehingga banyak pembangunan yang dilakukan di Indonesia menggunakan perkerasan jalan lentur terutama Laston, Laston memiliki beberapa lapisan diantaranya Laston AC-WC, Laston AC-BC, dan Laston-Pondasi. Laston AC-WC sering mengalami kerusakan dikarenakan lapisan tersebut terletak pada permukaan jalan sehingga langsung bersentuhan dengan kendaraan dan cuaca. Sehingga permukaan jalan menjadi berlubang, licin dan bergelombang. Sehingga dapat membahayakan bagi pengguna lalu lintas. Oleh karena itu, harus dilakukan perbaikan pada permukaan jalan tersebut. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengembangkan kualitas dari perkerasan lentur agar menjadi lebih tahan lama dan ketahanan aus perkerasan tersebut menjadi lebih baik. Dengan menggunakan material altenatif batubara dikarenakan material tersebut tersedia. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen. Mutu yang direncanakan untuk perancangan campuran tidak ditentukan, tetapi diberikan batasan yang sesuai dengan standar-standar yang berlaku dimana pada penelitian ini yang di jadikan acuan standar tersebut adalah Spesfikasi Umum Bina Marga 2018. Benda uji memiliki 3 variabel dengan kadar agregat halus 100% pasir, agregat halus 75% pasir dan 25% abu batubara, dan 50% pasir dan 50% abu batubara dengan masing-masing kadar aspal 5% - 7%. Selanjutnya dilakukan Marshall test terhadap benda uji dan mendapatkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan variabel agregat halus 100% pasir yaitu pada variabel 75% pasir dan 25% abu batubara dengan 6,5% kadar aspal menujukan nilai stabilitas sebesar 1604,39 dengan nilai flow 2,58 dan menghasilkan Marshall quantient (MQ) sebesar 653,37 kg/mm.