{"title":"PENGEMBANGAN SAPI POTONG BERBASIS SUMBERDAYA LAHAN DAN KELEMBAGAAN DI KABUPATEN GORONTALO","authors":"M. Azhar, K. Gandasasmita, L. Abdullah","doi":"10.29244/JURNAL_MPD.V6I2.25104","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT National beef consumption continues to increase from year to year, which is characterized by increase the number of requests. This condition is not accompanied by a number of domestic production is unable to meet the needs of national beef. The Government alternative measures of addressing these issues is making import policy. Therefore, the government continues to increase beef production through the national programs and work together with local governments. This study aims to: identify patterns of effective and efficientbeef cattle development, identifying suitability and carrying capacity of the land and to formulate development strategies beef cattle in Gorontalodistrict. The primary data obtained by surveys, direct observation, and interviews (agencies and related institutions) by purposive sampling method. The analytical method used for each objective are: literature review, analysis of Geographic Information Systems (GIS), SWOT analysis and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). From the results of the literature review, the development pattern of the area is the effective and efficient development. GIS analysis results show the suitability of the ecological environment of beef cattle reached 178 455 ha (81% of the area of Gorontalo district, the largest potential area for beef cattle development is Asparaga Subdistrict arround 11 232 ha and forage carrying capacity index of the largest fodder is Tolangohula subdistrict arround 39,2. From the SWOT strategy formulation obtained strengthening planning reinforcement development area, strengthening human resources officials and farmers, strengthening institutional breeders, strengthening inter-agency coordination, strengthening the production infrastructure, accelerating adoption of production technologies, strengtheningmarketing institutional and socialization development of beef cattle. Key words: Beef cattle, land suitability, beef cattle development strategy, Gorontalo District ABSTRAK Konsumsi daging sapi nasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang ditandai dengan peningkatan jumlah permintaan yang meningkat. Kondisi ini tidak dibarengi dengan jumlah produksi dalam negeri yang tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Langkah alternatif pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut dengan membuat kebijakan impor. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi nasional melalui program-program dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: mengindentifikasi pola pengembangan sapi potong yang efektif dan efesien, mengindentifikasi kesesuaian dan daya dukung lahan dan merumuskan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Data primer diperoleh dengan survei, pengamatan langsung dan wawancara (instansi dan lembaga terkait) dengan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan untuk masing-masing tujuan adalah: literatur review, analisis sistem informasi Geografi (SIG), analisis SWOT. Dari hasil literatur review, pengembangan kawasan merupakan pola pengembangan yang efektif dan efesien. Hasil analisis SIG memperlihatkan kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong mencapai 178 455 Ha (81% dari luas wilayah Kabupaten Gorontalo, potensi lahan pengembangan sapi potong terbesar yaitu Kecamatan Asparaga sebesar 11 232 ha dan indeks daya dukung hijauan makanan ternak terbesar yaitu Kecamatan Tolangohula sebesar 39,2. Dari perumusan strategi dengan SWOT diperoleh strategi penguatan perencanaan pengembangan kawasan, penguatan SDM aparat dan peternak, penguatan kelembagaan peternak, penguatan koordinasi antar instansi, penguatan sarana dan prasarana produksi, percepatan adopsi teknologi produksi, penguatan kelembagaan pemasaran dan sosialisasi pengembangan sapi potong. Kata kunci : Sapi Potong, Kesesuaian Lahan, Strategi Pengembangan Sapi Potong, Kabupaten Gorontalo","PeriodicalId":217976,"journal":{"name":"Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/JURNAL_MPD.V6I2.25104","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRACT National beef consumption continues to increase from year to year, which is characterized by increase the number of requests. This condition is not accompanied by a number of domestic production is unable to meet the needs of national beef. The Government alternative measures of addressing these issues is making import policy. Therefore, the government continues to increase beef production through the national programs and work together with local governments. This study aims to: identify patterns of effective and efficientbeef cattle development, identifying suitability and carrying capacity of the land and to formulate development strategies beef cattle in Gorontalodistrict. The primary data obtained by surveys, direct observation, and interviews (agencies and related institutions) by purposive sampling method. The analytical method used for each objective are: literature review, analysis of Geographic Information Systems (GIS), SWOT analysis and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). From the results of the literature review, the development pattern of the area is the effective and efficient development. GIS analysis results show the suitability of the ecological environment of beef cattle reached 178 455 ha (81% of the area of Gorontalo district, the largest potential area for beef cattle development is Asparaga Subdistrict arround 11 232 ha and forage carrying capacity index of the largest fodder is Tolangohula subdistrict arround 39,2. From the SWOT strategy formulation obtained strengthening planning reinforcement development area, strengthening human resources officials and farmers, strengthening institutional breeders, strengthening inter-agency coordination, strengthening the production infrastructure, accelerating adoption of production technologies, strengtheningmarketing institutional and socialization development of beef cattle. Key words: Beef cattle, land suitability, beef cattle development strategy, Gorontalo District ABSTRAK Konsumsi daging sapi nasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang ditandai dengan peningkatan jumlah permintaan yang meningkat. Kondisi ini tidak dibarengi dengan jumlah produksi dalam negeri yang tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Langkah alternatif pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut dengan membuat kebijakan impor. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi nasional melalui program-program dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: mengindentifikasi pola pengembangan sapi potong yang efektif dan efesien, mengindentifikasi kesesuaian dan daya dukung lahan dan merumuskan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Data primer diperoleh dengan survei, pengamatan langsung dan wawancara (instansi dan lembaga terkait) dengan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan untuk masing-masing tujuan adalah: literatur review, analisis sistem informasi Geografi (SIG), analisis SWOT. Dari hasil literatur review, pengembangan kawasan merupakan pola pengembangan yang efektif dan efesien. Hasil analisis SIG memperlihatkan kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong mencapai 178 455 Ha (81% dari luas wilayah Kabupaten Gorontalo, potensi lahan pengembangan sapi potong terbesar yaitu Kecamatan Asparaga sebesar 11 232 ha dan indeks daya dukung hijauan makanan ternak terbesar yaitu Kecamatan Tolangohula sebesar 39,2. Dari perumusan strategi dengan SWOT diperoleh strategi penguatan perencanaan pengembangan kawasan, penguatan SDM aparat dan peternak, penguatan kelembagaan peternak, penguatan koordinasi antar instansi, penguatan sarana dan prasarana produksi, percepatan adopsi teknologi produksi, penguatan kelembagaan pemasaran dan sosialisasi pengembangan sapi potong. Kata kunci : Sapi Potong, Kesesuaian Lahan, Strategi Pengembangan Sapi Potong, Kabupaten Gorontalo
全国牛肉消费量逐年持续增长,其特点是需求量不断增加。这种状况不伴随一些是国内生产无法满足国民牛肉的需要。政府解决这些问题的替代措施是制定进口政策。因此,政府将继续通过国家计划增加牛肉产量,并与地方政府合作。本研究旨在:确定有效和高效的肉牛发展模式,确定土地的适宜性和承载能力,并制定Gorontalodistrict肉牛发展战略。通过调查、直接观察和有目的的抽样方法采访(机构和相关机构)获得的原始数据。每个目标使用的分析方法是:文献综述,地理信息系统(GIS)分析,SWOT分析和定量战略规划矩阵(QSPM)。从文献综述的结果来看,该地区的发展模式是有效、高效的发展。GIS分析结果表明,肉牛生态环境适宜性达到178 455 ha(占戈龙塔洛区面积的81%),肉牛发展潜力最大的区域为芦笋达街道(约11 232 ha),饲料承载力指数最大的区域为托兰戈呼拉街道(约39,2)。从SWOT战略制定中得到加强规划,加强开发区域,加强官员和养殖户的人力资源,加强机构饲养员,加强机构间协调,加强生产基础设施,加快生产技术的采用,加强肉牛的营销机构和社会化发展。关键词:肉牛,土地适宜性,肉牛发展战略,Gorontalo地区Kondisi ini tidak dibarareni dengan jumlah产品duksi dalam negeri yang tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi国家。兰卡的替代总理达拉姆·蒙塔塔斯是一名私人保镖,但他是一名肯尼亚人。Oleh karena是一个全国性的文化项目,这个项目是一个全国性的文化项目,这个项目是一个全国性的文化项目。penpentitian ini bertujuan untuk: mengentififikasi pola pengembangan sapi poong yang ekektififikasi, mengentififikasi kesesan dandaya dukung lahan dan merumuskan strategy, pengembangan sapi poong di Kabupaten Gorontalo。数据primer diperoleh dengan survey, pengamatan langsung dan wawancara (instandanlembaga terkait) dengan method purpose sampling。方法分析:文献综述、分析系统信息地理学(SIG)、分析SWOT。达尔哈西尔文献综述,研究进展,研究进展,研究进展,研究进展,研究进展,研究进展。Hasil分析SIG成员lihakan keshaan lingkungan生态学sapi poong menapai 178 455 Ha (81% dari luas wilayah Kabupaten Gorontalo, potensi lahan pengembangan sapi poong terbesar yitu Kecamatan Asparaga sebesar 11 232) dan indeks daya dukung hijauan makanan ternak terbesar yitu Kecamatan Tolangohula sebesar 39,2。Dari perumusan strategi dengan SWOT diperoleh strategi penguins penembangan kawasan, penguatan SDM aparat dan peternak, penguatan kelembagaan peternak, penguatan koordinasi antar instanansi, penguatan sarana dan prasarana producduksi, percepatan adopentologii producduksi, penguatan kelembagaan pemasaran dan社会化,pengembangan sapipoong。Kata kunci: Sapi Potong, Kesesuaian Lahan, stratei Pengembangan Sapi Potong, Kabupaten Gorontalo