{"title":"Tingkat Korelasi Budaya Organisasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Pabrik Kelapa Sawit PT. Smart.Tbk)","authors":"Deni Rachmat, Asep Yunta Darma","doi":"10.36870/jvti.v2i1.166","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Persoalan Sumber Daya Manusia yang dihadapi Pabrik Kelapa Sawit adalah tingkat kedisiplinan karyawan rendah, konflik antara karyawan dan turn over karyawan yang tinggi. Pesoalan-persoalan ini menjadi penghambat yang berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan, akan tetapi persoalan ini dapat diatasi dengan meningkatkan implementasi budaya organisasi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui tingkat implementasi budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, dapat dilakukan upaya sosialisasi, evaluasi implementasi budaya perusahaan secara berkala/rutin oleh pimpinan perusahaan sebagai agen perubahan. Pada penelitian ini budaya organisasi dan kinerja karyawan diamati melalui 7 (tujuh) aspek menjadi data olah. Pengambilan data dilakukan melalui data primer dan sekunder, observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis dilakukan dengan menyusun distribusi frekuensi masingmasing aspek yang diamati. Distribusi frekuensi ini sebagai instrument untuk mengetahui aspek mana yang memberikan kontribusi tinggi dan rendah terhadap budaya organisasi dan kinerja karyawan, langkah selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahuai hubungan budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hasil analisis regresi diperoleh hubungan kinerja dengan budaya organisasi perusahaan yaitu: Kinerja (Y) = 55,623 + 0,058 Budaya (X). Bila budaya organisasi tidak dilaksanakan oleh individu karyawan yang belum mengetahui dan memahami budaya organisasi (X=0), maka diperkirakan kemampuan kinerja karyawan adalah 55,623 unit. Namun bila budaya organisasi sudah dilaksanakan oleh karyawan setara dengan 1 unit budaya organisasi, maka kinerja organisasi naik sebesar 55,623 + 0,058 = 55,681. Koefisien regresi b = 55,623 menunjukkan bahwa besaran penambahan tingkat kinerja perusahaan yang harus ditetapkan, apabila budaya organisasi tidak diterapkan pada suatu organisasi. Hasil uji statistik menunjukan budaya organisasi memberikan pengaruh yang kecil terhadap kinerja perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang ditetapkan oleh perusahaan belum sepenuhnya terinternalisasi pada setiap individu karyawan.","PeriodicalId":309113,"journal":{"name":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36870/jvti.v2i1.166","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Persoalan Sumber Daya Manusia yang dihadapi Pabrik Kelapa Sawit adalah tingkat kedisiplinan karyawan rendah, konflik antara karyawan dan turn over karyawan yang tinggi. Pesoalan-persoalan ini menjadi penghambat yang berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan, akan tetapi persoalan ini dapat diatasi dengan meningkatkan implementasi budaya organisasi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui tingkat implementasi budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, dapat dilakukan upaya sosialisasi, evaluasi implementasi budaya perusahaan secara berkala/rutin oleh pimpinan perusahaan sebagai agen perubahan. Pada penelitian ini budaya organisasi dan kinerja karyawan diamati melalui 7 (tujuh) aspek menjadi data olah. Pengambilan data dilakukan melalui data primer dan sekunder, observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis dilakukan dengan menyusun distribusi frekuensi masingmasing aspek yang diamati. Distribusi frekuensi ini sebagai instrument untuk mengetahui aspek mana yang memberikan kontribusi tinggi dan rendah terhadap budaya organisasi dan kinerja karyawan, langkah selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahuai hubungan budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hasil analisis regresi diperoleh hubungan kinerja dengan budaya organisasi perusahaan yaitu: Kinerja (Y) = 55,623 + 0,058 Budaya (X). Bila budaya organisasi tidak dilaksanakan oleh individu karyawan yang belum mengetahui dan memahami budaya organisasi (X=0), maka diperkirakan kemampuan kinerja karyawan adalah 55,623 unit. Namun bila budaya organisasi sudah dilaksanakan oleh karyawan setara dengan 1 unit budaya organisasi, maka kinerja organisasi naik sebesar 55,623 + 0,058 = 55,681. Koefisien regresi b = 55,623 menunjukkan bahwa besaran penambahan tingkat kinerja perusahaan yang harus ditetapkan, apabila budaya organisasi tidak diterapkan pada suatu organisasi. Hasil uji statistik menunjukan budaya organisasi memberikan pengaruh yang kecil terhadap kinerja perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang ditetapkan oleh perusahaan belum sepenuhnya terinternalisasi pada setiap individu karyawan.