Umi Laila, Y. Khasanah, Rifa Nurhayati, D. Ariani, L. Istiqomah, Wiwin Widiastuti, M. Kurniadi
{"title":"Kontrol Konsistensi Mutu dan Kandungan Aflatoksin Produk Kacang Tanah Sangrai Melalui Standardisasi Proses Produksi","authors":"Umi Laila, Y. Khasanah, Rifa Nurhayati, D. Ariani, L. Istiqomah, Wiwin Widiastuti, M. Kurniadi","doi":"10.26578/JRTI.V13I2.5095","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kacang tanah diolah oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) BIMARAM menjadi kacang tanah sangrai tanpa kulit. Proses produksi kacang sangrai belum merujuk pada suatu Prosedur Operasional Baku (POB). Hal tersebut sangat kontradiktif terhadap keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang konsisten dan stabil dari segi mutu dan keamanan produk. Melalui penelitian ini, disusun POB untuk produksi kacang sangrai. Karakteristik mutu yang meliputi kadar air dan sifat sensoris produk (rasa, aroma, kekerasan) serta titik kritis keamanan produk kacang yang berupa kandungan aflatoksin B1 dievaluasi. POB yang telah disusun diaplikasikan ke UKM BIMARAM, yang mencakup alur produksi beserta detail tiap titik prosesnya, spesifikasi bahan dan peralatan, serta sasaran hasil tiap titik proses. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa POB yang disusun tidak merubah prosedur produksi yang selama ini dilakukan oleh UKM, POB hanya mencatat prosedur produksi dan menyajikannya lebih sistematis dan terukur standar. Hal ini didukung oleh data kadar air yang didapat pada kacang sangrai sebelum dan setelah diterapkannya POB yang tidak berbeda nyata (p>0,05), berturut-turut sebesar 4,31% dan 4,58%. Penerapan POB meningkatkan karakteristik sensoris produk kacang sangrai untuk rasa dan kekerasan walaupun tidak signifikan (p>0,05), kecuali aroma yang peningkatannya signifikan (p<0,05). Uji korelasi yang menggambarkan hubungan kadar air dan sifat sensoris terhadap penerapan POB menunjukkan hasil yang serupa. Sementara itu, kandungan aflatoksin B1 pada komoditas kacang mentah, kacang setengah kering, dan kacang sangrai setelah penerapan POB berada di bawah ambang batas yang dipersyaratkan BPOM dan US Food and Drug Administration , yang masing-masing adalah 4,68 ; 2,78 ; 4,42 ppb. Kata kunci : kacang tanah sangrai, prosedur operasional baku, kadar air, sensoris, aflatoksin B1","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Teknologi Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I2.5095","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Kacang tanah diolah oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) BIMARAM menjadi kacang tanah sangrai tanpa kulit. Proses produksi kacang sangrai belum merujuk pada suatu Prosedur Operasional Baku (POB). Hal tersebut sangat kontradiktif terhadap keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang konsisten dan stabil dari segi mutu dan keamanan produk. Melalui penelitian ini, disusun POB untuk produksi kacang sangrai. Karakteristik mutu yang meliputi kadar air dan sifat sensoris produk (rasa, aroma, kekerasan) serta titik kritis keamanan produk kacang yang berupa kandungan aflatoksin B1 dievaluasi. POB yang telah disusun diaplikasikan ke UKM BIMARAM, yang mencakup alur produksi beserta detail tiap titik prosesnya, spesifikasi bahan dan peralatan, serta sasaran hasil tiap titik proses. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa POB yang disusun tidak merubah prosedur produksi yang selama ini dilakukan oleh UKM, POB hanya mencatat prosedur produksi dan menyajikannya lebih sistematis dan terukur standar. Hal ini didukung oleh data kadar air yang didapat pada kacang sangrai sebelum dan setelah diterapkannya POB yang tidak berbeda nyata (p>0,05), berturut-turut sebesar 4,31% dan 4,58%. Penerapan POB meningkatkan karakteristik sensoris produk kacang sangrai untuk rasa dan kekerasan walaupun tidak signifikan (p>0,05), kecuali aroma yang peningkatannya signifikan (p<0,05). Uji korelasi yang menggambarkan hubungan kadar air dan sifat sensoris terhadap penerapan POB menunjukkan hasil yang serupa. Sementara itu, kandungan aflatoksin B1 pada komoditas kacang mentah, kacang setengah kering, dan kacang sangrai setelah penerapan POB berada di bawah ambang batas yang dipersyaratkan BPOM dan US Food and Drug Administration , yang masing-masing adalah 4,68 ; 2,78 ; 4,42 ppb. Kata kunci : kacang tanah sangrai, prosedur operasional baku, kadar air, sensoris, aflatoksin B1
花生由中小型和坚果加工成无壳花生。烤豆的生产过程并没有提到一种原始的操作程序(POB)。这与消费者从产品质量和安全方面获得稳定、稳定的产品的愿望形成了鲜明的对比。通过这项研究,将POB用于生产烤豆。评价过水和味道(味道、气味、暴力)的产品的含水率和酒精成分,以及花生产品的硬度临界质量。提交的POB应用于UKM BIMARAM,包括生产流程的流程细节、材料和设备的规格以及工艺的目标。从这项研究中,人们发现POB组织的组织不会改变UKM的生产程序,只记录生产过程并更系统地呈现它们。这是由彻底消毒过的POB (p> 0.05)之前和之后的含水率数据支持的,连续4,31%和4.58%。POB的应用增加了花生色拉的味道和暴力特性,但除了明显改善的气味(p> 0.05)。对水水平和感觉性质与POB应用关系的相关测试也显示了类似的结果。与此同时,在POB应用后,b商品、半干坚果和谷类食品管理局(ubs)和美国食品和药物管理局(upo and Drug Administration)的非乙醇甲基苯丙胺水平水平的甲基苯酚含量低于标准水平,分别为4.68;2.78;4,42 ppb。关键词:桑格豆,原始操作程序,含水率,感官,非B1毒素