{"title":"IMPLEMENTASI PROGRAM PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIK PADA LANJUT USIA TERLANTAR","authors":"Bhrahim -- Isnanda, Tukiman - -","doi":"10.53712/jmm.v6i2.1290","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKPeningkatan usia harapan hidup yang semakin membanyak akan berbenturan dengan kuantitas lanjut usia (lansia) tiap tahunnya. Dengan semakin bertambahnya jumlah harapan hidup penduduk, menjadikan jumlah penduduk lanjut usia terus bertambah dari setiap tahun. Fenomena meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dapat menimbulkan permasalahan global. Disisi lain kesadaran penduduk lanjut usia untuk mempersiapkan masa tuanya masih sangat relatif rendah, baik dari segi jasmani, rohani, sosial maupun ekonomi. Kondisi ini berimplikasi terhadap pemenuhan hak-hak dasar lanjut usia, terutama pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa kebutuhan pokok, kesehatan, aksesibilitas dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis tentang Implementasi Program Pemenuhan Kebutuhan Fisik Pada Lanjut Usia Terlantar di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori model implementasi oleh Edward III. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) komunikasi dan koordinasi dilakukan dengan baik dan jelas oleh para petugas dan petugas telah melaksanakan program dengan konsisten. (2) Sumber daya belum diimplementasikan dengan baik dikarenakan ketersediaan staff jumlahnya masih kurang serta fasilitas pendukung yang disediakan masih kurang sehingga dalam kegiatan sehari-hari menggunakan sarana dan prasarana yang ada. (3) Disposisi telah dilaksanakan dengan baik terutama dalam kognisi, arahan dan respon dari pelaksana, serta intensitas respon atau respon implementasi. (4) Struktur birokrasi belum diimplementasikan dengan baik, sehingga diperlukan perhatian yang lebih khususnya dalam penyusunan tata aliran pelaksana program pemenuhan kebutuhan fisik di lapangan secara rinci dan tertulis serta terdapat pembagian tanggung jawab di dalam atau di luar Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang.","PeriodicalId":104490,"journal":{"name":"Makro : Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan","volume":"2 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Makro : Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53712/jmm.v6i2.1290","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAKPeningkatan usia harapan hidup yang semakin membanyak akan berbenturan dengan kuantitas lanjut usia (lansia) tiap tahunnya. Dengan semakin bertambahnya jumlah harapan hidup penduduk, menjadikan jumlah penduduk lanjut usia terus bertambah dari setiap tahun. Fenomena meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dapat menimbulkan permasalahan global. Disisi lain kesadaran penduduk lanjut usia untuk mempersiapkan masa tuanya masih sangat relatif rendah, baik dari segi jasmani, rohani, sosial maupun ekonomi. Kondisi ini berimplikasi terhadap pemenuhan hak-hak dasar lanjut usia, terutama pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa kebutuhan pokok, kesehatan, aksesibilitas dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis tentang Implementasi Program Pemenuhan Kebutuhan Fisik Pada Lanjut Usia Terlantar di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori model implementasi oleh Edward III. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) komunikasi dan koordinasi dilakukan dengan baik dan jelas oleh para petugas dan petugas telah melaksanakan program dengan konsisten. (2) Sumber daya belum diimplementasikan dengan baik dikarenakan ketersediaan staff jumlahnya masih kurang serta fasilitas pendukung yang disediakan masih kurang sehingga dalam kegiatan sehari-hari menggunakan sarana dan prasarana yang ada. (3) Disposisi telah dilaksanakan dengan baik terutama dalam kognisi, arahan dan respon dari pelaksana, serta intensitas respon atau respon implementasi. (4) Struktur birokrasi belum diimplementasikan dengan baik, sehingga diperlukan perhatian yang lebih khususnya dalam penyusunan tata aliran pelaksana program pemenuhan kebutuhan fisik di lapangan secara rinci dan tertulis serta terdapat pembagian tanggung jawab di dalam atau di luar Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang.