DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO TERTULAR HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA PEKERJA PERUSAHAAN DI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI
{"title":"DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO TERTULAR HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA PEKERJA PERUSAHAAN DI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI","authors":"P. Sari, Solihin Sayuti, Pahrur Razi","doi":"10.35910/JBKM.V5I1.342","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki banyak perusahaan dengan beban kerja yang tinggi. Salah satu cara mengurangi stress kerja adalah dengan menggunakan jasa wanita penghibur, akibatnya pekerja memiliki risiko tertular HIV/AIDS dan IMS (infeksi menular seksual). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS dan IMS pada pekerja di perusahaan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. \nMetode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan studi cross sectional. Sampel 102 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dengan Chi square dan multivariat dengan regresi logistik. \nHasil: Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status pernikahan, pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, persepsi kemampuan diri dengan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS dan IMS. Faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku seksual berisiko adalah persepsi hambatan dengan nilai Odds Ratio (OR= 2,416. 95% CI 1,195–4,882). \nKesimpulan: Perlunya promosi kesehatan terhadap pekerja mengenai HIV/AIDS dan IMS melalui berbagai media untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan perusahaan diharapkan mendukung pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pada pekerja perusahaan, melalui cara memfasilitasi dan memberi akses kepada pekerja perusahaan untuk mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dan IMS seperti mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan IMS, memasang poster informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS dan lain sebagainya.","PeriodicalId":126244,"journal":{"name":"Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35910/JBKM.V5I1.342","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Latar Belakang : Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki banyak perusahaan dengan beban kerja yang tinggi. Salah satu cara mengurangi stress kerja adalah dengan menggunakan jasa wanita penghibur, akibatnya pekerja memiliki risiko tertular HIV/AIDS dan IMS (infeksi menular seksual). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS dan IMS pada pekerja di perusahaan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.
Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan studi cross sectional. Sampel 102 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dengan Chi square dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status pernikahan, pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, persepsi kemampuan diri dengan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS dan IMS. Faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku seksual berisiko adalah persepsi hambatan dengan nilai Odds Ratio (OR= 2,416. 95% CI 1,195–4,882).
Kesimpulan: Perlunya promosi kesehatan terhadap pekerja mengenai HIV/AIDS dan IMS melalui berbagai media untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan perusahaan diharapkan mendukung pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pada pekerja perusahaan, melalui cara memfasilitasi dan memberi akses kepada pekerja perusahaan untuk mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dan IMS seperti mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan IMS, memasang poster informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS dan lain sebagainya.