Hubungan Kebersihan Rumah Terhadap Kejadian Ispa Pada Balita Di Dusun Jabon Desa Sisik Wilayah Kerja Puskesmas Bagu Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018
L. Sulaiman, Muhammad Amrullah, Fuji Khairani, Nurul Hidayah
{"title":"Hubungan Kebersihan Rumah Terhadap Kejadian Ispa Pada Balita Di Dusun Jabon Desa Sisik Wilayah Kerja Puskesmas Bagu Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018","authors":"L. Sulaiman, Muhammad Amrullah, Fuji Khairani, Nurul Hidayah","doi":"10.37824/JKQH.V8I1.2020.167","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dialami balita dengan gejala batuk, pilek, panas selama dua minggu terakhir. Survey mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10%. Lombok Tengah menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan jumlah 19748 kasus, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Bagu Lombok Tengah tahun 2016, tercatat kasus ISPA pada Balita sebanyak 1272 kasus, kemudian pada tahun 2017 sebanyak 1204 kasus. ISPA dapat diakibatkan oleh faktor internal dalam rumah yang meliputi faktor perilaku, individu balita, lingkungan fisik rumah, dan faktor sosial. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Penelitian dilakukan pada bulan juni 2018 dengan populasi sebanyak 46 kepala keluarga yang memiliki balita sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 kepala keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 37,5% atau 12 balita mengalami ISPA dan 62,5% atau 20 balita yang tidak mengalami ISPA. Selanjutnya berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada hubungan antara kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita menggunakan uji chi-square dengan nilai value p=0,002. Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Saran : rekomendasi hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat serta meningkatkan pendidikan dan penyuluhan terkait kebersihan rumah dan kejadian ISPA pada balita.\n ","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"200 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37824/JKQH.V8I1.2020.167","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dialami balita dengan gejala batuk, pilek, panas selama dua minggu terakhir. Survey mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10%. Lombok Tengah menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan jumlah 19748 kasus, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Bagu Lombok Tengah tahun 2016, tercatat kasus ISPA pada Balita sebanyak 1272 kasus, kemudian pada tahun 2017 sebanyak 1204 kasus. ISPA dapat diakibatkan oleh faktor internal dalam rumah yang meliputi faktor perilaku, individu balita, lingkungan fisik rumah, dan faktor sosial. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Penelitian dilakukan pada bulan juni 2018 dengan populasi sebanyak 46 kepala keluarga yang memiliki balita sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 kepala keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 37,5% atau 12 balita mengalami ISPA dan 62,5% atau 20 balita yang tidak mengalami ISPA. Selanjutnya berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada hubungan antara kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita menggunakan uji chi-square dengan nilai value p=0,002. Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara kebersihan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Saran : rekomendasi hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat serta meningkatkan pendidikan dan penyuluhan terkait kebersihan rumah dan kejadian ISPA pada balita.
Â