{"title":"Meningkatkan Hasil Belajar Aspek Keterampilan Atletik Lari melalui Penerapan Model Role Playing Siswa Kelas IV SD Inpres Lompengeng Kabupaten Barru","authors":"H. Rasyid","doi":"10.30605/cjpe.412021.597","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hasil analisis hasil observasi awal pada pembelajaran materi atletik lari, semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, siswa masih cukup dengan 53,69% keaktifan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sedangkan guru masih juga cukup dengan 58,33% kemampuannya dalam mengelolah dan mengendalikan pembelajaran, berdasarkan tes diagnosis unjuk kerja setelah selesai pelaksanaan pembelajaran awal materi atletik lari bola-balik ambil bola/media, hanya rerata yang dicapai 67,5 kategori kurang, tidak mencapai standar kualitas aspek keterampilan atletik lari KKM minimal 70 atau minimal cukup yang ditetapkan dalam penelitian ini. Solusi penyelesaian masalah tersebut, direncanakan penerapan model Role Playing pada materi atletik lari siswa kelas IV SD Inpres Lompengeng kabupaten Barru.Acuan penelitian tindakan kelas ini, model siklus Kurt Lewin yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), obervasi (observing), refleksi (reflecting), terdiri tiga siklus, dalam satu siklus ada tiga kali pertemuan pembelajaran, yaitu tiga kali pertemuan untuk pemberian tindakan kemudian diberikan tes akhir siklus, sesuai skenario tindakan yang telah dirancang untuk peserta didik. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SD Inpres Lompengeng yang berjumlah 26 orang siswa, yaitu 9 orang perempuan dan 17 orang laki-laki. Data kuantitatif dikumpul melalui tes kemampuan memecahkan masalah tiap akhir siklus. Data kualitatif dikumpul melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar aspek keterampilan atletik lari, meningkat kategori dan kualitas skor rerata secara positif selisih selisih 12,31%, kategori baik siklus tiga dari kurang siklus dua. (2) Kemampuan guru meningkat secara positif kategori dan kualitas skor selirih 18,06% meningkat kategori baik siklus tiga dari cukup siklus dua. (3) Aktifitas belajar secara positif kategori dan kualitas skor selirih 14,21% meningkat kategori baik siklus tiga dari cukup siklus dua.","PeriodicalId":371301,"journal":{"name":"Cokroaminoto Journal of Primary Education","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cokroaminoto Journal of Primary Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30605/cjpe.412021.597","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Hasil analisis hasil observasi awal pada pembelajaran materi atletik lari, semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, siswa masih cukup dengan 53,69% keaktifan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sedangkan guru masih juga cukup dengan 58,33% kemampuannya dalam mengelolah dan mengendalikan pembelajaran, berdasarkan tes diagnosis unjuk kerja setelah selesai pelaksanaan pembelajaran awal materi atletik lari bola-balik ambil bola/media, hanya rerata yang dicapai 67,5 kategori kurang, tidak mencapai standar kualitas aspek keterampilan atletik lari KKM minimal 70 atau minimal cukup yang ditetapkan dalam penelitian ini. Solusi penyelesaian masalah tersebut, direncanakan penerapan model Role Playing pada materi atletik lari siswa kelas IV SD Inpres Lompengeng kabupaten Barru.Acuan penelitian tindakan kelas ini, model siklus Kurt Lewin yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), obervasi (observing), refleksi (reflecting), terdiri tiga siklus, dalam satu siklus ada tiga kali pertemuan pembelajaran, yaitu tiga kali pertemuan untuk pemberian tindakan kemudian diberikan tes akhir siklus, sesuai skenario tindakan yang telah dirancang untuk peserta didik. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SD Inpres Lompengeng yang berjumlah 26 orang siswa, yaitu 9 orang perempuan dan 17 orang laki-laki. Data kuantitatif dikumpul melalui tes kemampuan memecahkan masalah tiap akhir siklus. Data kualitatif dikumpul melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar aspek keterampilan atletik lari, meningkat kategori dan kualitas skor rerata secara positif selisih selisih 12,31%, kategori baik siklus tiga dari kurang siklus dua. (2) Kemampuan guru meningkat secara positif kategori dan kualitas skor selirih 18,06% meningkat kategori baik siklus tiga dari cukup siklus dua. (3) Aktifitas belajar secara positif kategori dan kualitas skor selirih 14,21% meningkat kategori baik siklus tiga dari cukup siklus dua.