Eternal Livingness in Love: Refleksi Teologi Kristen terhadap Pemikiran David Benatar mengenai Kematian dan Kekekalan

Jessica Novia Layantara
{"title":"Eternal Livingness in Love: Refleksi Teologi Kristen terhadap Pemikiran David Benatar mengenai Kematian dan Kekekalan","authors":"Jessica Novia Layantara","doi":"10.30648/dun.v8i1.1045","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. David Benatar's philosophical views on death and immortality seem to contradict Christian theology. However, Benatar argues that if theists take a closer look at his views, there is no significant contradiction between the two. Based on this argument, this article aimed to reflect Benatar's view of death and immortality from the point of view of Christian theology. Conducted by Jürgen Moltmann's theological views on death and immortality, this article attested that there is no significant contradiction between Benatar's philosophical views and Moltmann's Christian theology on death and immortality and can even contribute to one another. This conclusion also echoes that philosophy and theology can go hand in hand without contradicting each other.Abstrak. Pandangan filosofis David Benatar tentang kematian dan kekekalan tampaknya bertentangan dengan teologi Kristen. Namun, Benatar berpendapat bahwa jika para teis melihat lebih cermat, tidak ada kontradiksi yang signifikan di antara keduanya. Berdasarkan argumen Benatar tersebut, artikel ini bertujuan untuk merefleksikan pandangan Benatar tentang kematian dan kekekalan dari sudut pandang teologi Kristen. Dengan menggunakan pandangan teologis Jürgen Moltmann tentang kematian dan kekekalan, artikel ini membuktikan bahwa tidak ada pertentangan yang berarti antara pandangan filosofis Benatar dan teologi Kristen Moltmann mengenai kematian dan kekekalan, bahkan keduanya dapat berkontribusi satu sama lain. Kesimpulan ini juga menegaskan bahwa filsafat dan teologi dapat berjalan beriringan satu sama lain.","PeriodicalId":32879,"journal":{"name":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30648/dun.v8i1.1045","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract. David Benatar's philosophical views on death and immortality seem to contradict Christian theology. However, Benatar argues that if theists take a closer look at his views, there is no significant contradiction between the two. Based on this argument, this article aimed to reflect Benatar's view of death and immortality from the point of view of Christian theology. Conducted by Jürgen Moltmann's theological views on death and immortality, this article attested that there is no significant contradiction between Benatar's philosophical views and Moltmann's Christian theology on death and immortality and can even contribute to one another. This conclusion also echoes that philosophy and theology can go hand in hand without contradicting each other.Abstrak. Pandangan filosofis David Benatar tentang kematian dan kekekalan tampaknya bertentangan dengan teologi Kristen. Namun, Benatar berpendapat bahwa jika para teis melihat lebih cermat, tidak ada kontradiksi yang signifikan di antara keduanya. Berdasarkan argumen Benatar tersebut, artikel ini bertujuan untuk merefleksikan pandangan Benatar tentang kematian dan kekekalan dari sudut pandang teologi Kristen. Dengan menggunakan pandangan teologis Jürgen Moltmann tentang kematian dan kekekalan, artikel ini membuktikan bahwa tidak ada pertentangan yang berarti antara pandangan filosofis Benatar dan teologi Kristen Moltmann mengenai kematian dan kekekalan, bahkan keduanya dapat berkontribusi satu sama lain. Kesimpulan ini juga menegaskan bahwa filsafat dan teologi dapat berjalan beriringan satu sama lain.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
永恒的爱情:基督教神学对大卫·贝托尔对死亡和永恒思想的反思
摘要David Benatar关于死亡和永生的哲学观点似乎与基督教神学相矛盾。然而,Benatar认为,如果有神论者更仔细地审视他的观点,这两者之间并没有明显的矛盾。在此基础上,本文试图从基督教神学的角度来反映贝纳塔尔对死亡和不朽的看法。本文以j rgen Moltmann关于死亡与不朽的神学观点为切入点,证明了Benatar的哲学观点与Moltmann的基督教神学关于死亡与不朽的观点之间并没有明显的矛盾,甚至可以相互促进。这个结论也呼应了哲学和神学可以携手并进而互不矛盾的观点。Pandangan filosofis David Benatar tentang kematian dan kekekalan tampaknya bertentangan denengan地质学家Kristen。Namun, Benatar berpendapat bahwa jika para teis melihat lebih cermat, tidak ada kontradksi yang signfikan di antara keduanya。这句话的意思是:“我是熊猫,我是熊猫,我是熊猫,我是熊猫。”不丹的熊猫地质学家j rgen Moltmann tenang kematian dan kekekkalan,尼泊尔的熊猫地质学家katkktikan,尼泊尔的熊猫地质学家katkatian,不丹的熊猫地质学家Kristen Moltmann mengenai kematian dan kekekkalan,不丹的熊猫地质学家dapat berkontribusi satu sama lain。kespulpulan ini juga menegaskan bahwa filsafat是一种技术,它可以用来描述一个人的精神状态。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
55
审稿时长
8 weeks
期刊最新文献
[Resensi Buku] Theological Method: A Guide for the Perplexed The Role of the Holy Spirit in Pentecostal Worship in the Light of John 4:20-26 and Ephesians 5:18-20 Apostle Paul’s Vocation as the Turning Point of Religious Education from Monocultural to Multicultural Implementing Holistic Mission within The Frame of Religious Moderation Dekonstruksi Teologi Metafisik: Menunda Logosentrisme dalam Teologi
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1