{"title":"PERUBAHAN KADAR AIR BAHAN DAUN JERUK PURUT TERHADAP EKSTRAK DAUN","authors":"Aji Hendra Sarosa, Luthfi Kurnia Dewi, Devia Ellya Asyikaputri, Hilmy Rayhan, Vivi Nurhadianty, Wa Ode Cakra Nirwan, Safrina Hapsari, Ardian Indra Bayu","doi":"10.33005/jurnal_tekkim.v18i1.4118","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perlakuan awal tanaman, terutama kadar air mempengaruhi hasil ekstrak minyak atsiri, salah satunya pada minyak daun jeuk purut. Metode vacuum drying pada pengeringan daun jeruk purut dengan kadar air 15% menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 1,222% dan kadar sitronelal 64,31%. Pengeringan daun pedada dengan oven pada suhu 50℃ menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 28,79%. Penelitian ini menggunakan daun jeruk purut yang divariasi kadar air (60-70%; 30-40%; 10-20%) menggunakan oven vacuum pada suhu 50℃; tekanan ±12,3 Kpa. Proses ekstraksi secara soxhletasi dengan solven methanol, n-heksan, dan etil asetat, serta menggunakan metode destilasi dengan uap air. Hasil ekstrak diukur rendemen dan pengujian GC-MS. Hasil perhitungan diuji ANOVA untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan. Rendemen tertinggi ekstrak daun jeruk purut pada kadar air 60-70% dengan pelarut metanol yaitu 58,63%. Rendemen tertinggi pada kadar air 30-40% dengan pelarut etil-asetat sebanyak 30,99%, dan kadar air 10-20% dengan pelarut nheksana sebanyak 27,41%. Rendemen tertinggi pada distilasi uap yaitu pada kadar air 10-20% sebanyak 1,1833%. Hasil analisis ANOVA yaitu terdapat perbedaan yang nyata antar variabel kadar air dan pada interaksi antara jenis pelarut dan kadar air, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antar variabel jenis pelarut. ANOVA untuk metode distilasi uap yaitu terdapat perbedaan yang nyata antar variabel kadar air. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v18i1.4118","PeriodicalId":52562,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","volume":"244 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v18i1.4118","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Perlakuan awal tanaman, terutama kadar air mempengaruhi hasil ekstrak minyak atsiri, salah satunya pada minyak daun jeuk purut. Metode vacuum drying pada pengeringan daun jeruk purut dengan kadar air 15% menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 1,222% dan kadar sitronelal 64,31%. Pengeringan daun pedada dengan oven pada suhu 50℃ menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 28,79%. Penelitian ini menggunakan daun jeruk purut yang divariasi kadar air (60-70%; 30-40%; 10-20%) menggunakan oven vacuum pada suhu 50℃; tekanan ±12,3 Kpa. Proses ekstraksi secara soxhletasi dengan solven methanol, n-heksan, dan etil asetat, serta menggunakan metode destilasi dengan uap air. Hasil ekstrak diukur rendemen dan pengujian GC-MS. Hasil perhitungan diuji ANOVA untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan. Rendemen tertinggi ekstrak daun jeruk purut pada kadar air 60-70% dengan pelarut metanol yaitu 58,63%. Rendemen tertinggi pada kadar air 30-40% dengan pelarut etil-asetat sebanyak 30,99%, dan kadar air 10-20% dengan pelarut nheksana sebanyak 27,41%. Rendemen tertinggi pada distilasi uap yaitu pada kadar air 10-20% sebanyak 1,1833%. Hasil analisis ANOVA yaitu terdapat perbedaan yang nyata antar variabel kadar air dan pada interaksi antara jenis pelarut dan kadar air, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antar variabel jenis pelarut. ANOVA untuk metode distilasi uap yaitu terdapat perbedaan yang nyata antar variabel kadar air. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v18i1.4118