{"title":"Analisis potensi angin dan penggunaan turbin angin pada bangunan tinggi yang terletak di sisi barat Kota Makassar (Studi kasus: Delft Apartemen)","authors":"Andi Resky Rawal, Baharuddin Hamzah, Rosady Mulyadi","doi":"10.24252/teknosains.v17i2.37677","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kelangkaan energi saat ini menjadi masalah bersama dan menjadi latar belakang perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan, sains, industri dan bisnis di hampir semua negara saat ini. Energi angin merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperoleh secara cuma-cuma dan jumlahnya tak terbatas. Bahkan Indonesia sebagai negara kepulauan, mempunyai sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 kilometer yang mana cukup potensial untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Dalam hal ini Integrasi teknologi turbin angin pada bangunan tinggi pada dasarnya cukup menjanjikan walaupun kondisi Angin di Indonesia sendiri tergolong fluktuatif, relatif tinggi tapi tidak merata. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2022 di Gedung Delft Apartemen yang memiliki ketinggian 70 meter berdiri tepat di tepi laut sebelah barat Kota Makassar, dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif yaitu menginterpretasikan data hasil pengukuran lapangan dan simulasi dengan komputer. Dari hasil penelitian diketahui orientasi arah angin didominasi dari arah barat sekitar 44%, dari arah barat daya 30%, barat laut 13 % dan selatan 6%, utara dan timur masing-masing 3% serta tenggara 1%. Kecepatan angin rata-rata tertinggi 4,8 m/s dan terendah 3,04 m/s serta kecepatan maksimum 9,7 m/s. Intensitas kecepatan angin rata-rata tertinggi terjadi saat orientasi angin dari arah barat daya, yaitu 4,9 atau 5 m/s. Sekitar 65% kecepatan angin di atas 3 m/s dimana menjadi batas minimum operasional rata-rata sebuah turbin angin. Tekanan angin yang diatur secara merata sebesar 4 m/s dapat meningkat sampai 9,7 m/s di sisi kiri, kanan dan atas saat mengenai model 3D gedung Delft Apartemen pada simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics). Adapun analisis pada software RETScreen, turbin angin model Enercon (Enercon-33-50m) dianggap sesuai karena potensi energi output maksimal hingga 2.164 MWh pada kecepatan angin maksimum 15 m/s dan energi output minimal 104 MWh pada kecepatan angin minimum 3 m/s dengan diameter bilah turbin 33 meter.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i2.37677","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kelangkaan energi saat ini menjadi masalah bersama dan menjadi latar belakang perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan, sains, industri dan bisnis di hampir semua negara saat ini. Energi angin merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperoleh secara cuma-cuma dan jumlahnya tak terbatas. Bahkan Indonesia sebagai negara kepulauan, mempunyai sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 kilometer yang mana cukup potensial untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Dalam hal ini Integrasi teknologi turbin angin pada bangunan tinggi pada dasarnya cukup menjanjikan walaupun kondisi Angin di Indonesia sendiri tergolong fluktuatif, relatif tinggi tapi tidak merata. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2022 di Gedung Delft Apartemen yang memiliki ketinggian 70 meter berdiri tepat di tepi laut sebelah barat Kota Makassar, dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif yaitu menginterpretasikan data hasil pengukuran lapangan dan simulasi dengan komputer. Dari hasil penelitian diketahui orientasi arah angin didominasi dari arah barat sekitar 44%, dari arah barat daya 30%, barat laut 13 % dan selatan 6%, utara dan timur masing-masing 3% serta tenggara 1%. Kecepatan angin rata-rata tertinggi 4,8 m/s dan terendah 3,04 m/s serta kecepatan maksimum 9,7 m/s. Intensitas kecepatan angin rata-rata tertinggi terjadi saat orientasi angin dari arah barat daya, yaitu 4,9 atau 5 m/s. Sekitar 65% kecepatan angin di atas 3 m/s dimana menjadi batas minimum operasional rata-rata sebuah turbin angin. Tekanan angin yang diatur secara merata sebesar 4 m/s dapat meningkat sampai 9,7 m/s di sisi kiri, kanan dan atas saat mengenai model 3D gedung Delft Apartemen pada simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics). Adapun analisis pada software RETScreen, turbin angin model Enercon (Enercon-33-50m) dianggap sesuai karena potensi energi output maksimal hingga 2.164 MWh pada kecepatan angin maksimum 15 m/s dan energi output minimal 104 MWh pada kecepatan angin minimum 3 m/s dengan diameter bilah turbin 33 meter.