Pemanfaatan Kondisi Fisik Lapangan untuk Peningkatan Kunjungan Wisata (Studi Kasus: Daerah Wisata Waduk Selorejo Kabupaten Malang)

Hanum Hasnaini, Yuwono Yuwono, Udiana Wahyu Deviantari
{"title":"Pemanfaatan Kondisi Fisik Lapangan untuk Peningkatan Kunjungan Wisata (Studi Kasus: Daerah Wisata Waduk Selorejo Kabupaten Malang)","authors":"Hanum Hasnaini, Yuwono Yuwono, Udiana Wahyu Deviantari","doi":"10.12962/j24423998.v19i1.18155","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengembangan suatu wilayah menjadi objek wisata perlu memperhatikan beberapa faktor fisik seperti kondisi fisik lapangan. Kondisi fisik lapangan merupakan faktor yang penting dalam menentukan kesesuaian lahan pengembangan objek wisata. Pengembangan wisata memiliki berbagai tujuan, salah satunya untuk meningkatkan kunjungan wisata. Sejak tahun 2020, Wisata Waduk Selorejo mengalami penurunan kunjungan wisata karena adanya pandemi covid-19. Pengembangan Wisata Waduk Selorejo didasarkan pada analisis kondisi fisik lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis luas lahan, kemiringan lereng, dan ketinggian yang sesuai sebagai lokasi pengembangan wisata. Data kemiringan dan ketinggian diperoleh dari pengolahan data Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS). Objek pengembangan wisata ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan secara langsung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang tahun 2010, dan Peta Potensi Wisata Waduk Selorejo Tahun 2022 oleh Departemen Teknik Geomatika ITS. Ketentuan pengembangan objek wisata dengan kondisi fisik lapangan diketahui melalui overlay peta topografi dan peta rencana pengembangan objek wisata. Pengembangan objek wisata yang dilakukan menghasilkan 5 (lima) objek wisata baru berupa area outbound dengan kemiringan lereng sebesar 0%-15%, luas 600 m2, dan ketinggian 637 meter di atas permukaan laut (mdpl); bumi perkemahan pada kemiringan lereng 0%-8%, ketinggian 640,5 mdpl, dan luas 2500 m2; wisata petik buah dengan luas 5000 m2 pada ketinggian 630-633,5 mdpl dan kemiringan lereng sebesar 0%-25%; tempat pemancingan di tepi waduk dengan ketinggian 623 mdpl dan kemiringan lereng mencapai >45% dengan area memancing sepanjang ± 50 meter; serta kebun bunga dengan konsep terasering yang terletak pada lahan dengan kemiringan lereng 0% hingga >45% dan ketinggian 574 – 637 mdpl. Objek wisata yang akan dikembangkan divisualisasikan ke dalam pemodelan 3 dimensi yang dimasukkan ke dalam Peta Potensi Wisata Waduk Selorejo Tahun 2023 dengan skala 1:5.000.","PeriodicalId":30776,"journal":{"name":"Geoid","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Geoid","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12962/j24423998.v19i1.18155","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pengembangan suatu wilayah menjadi objek wisata perlu memperhatikan beberapa faktor fisik seperti kondisi fisik lapangan. Kondisi fisik lapangan merupakan faktor yang penting dalam menentukan kesesuaian lahan pengembangan objek wisata. Pengembangan wisata memiliki berbagai tujuan, salah satunya untuk meningkatkan kunjungan wisata. Sejak tahun 2020, Wisata Waduk Selorejo mengalami penurunan kunjungan wisata karena adanya pandemi covid-19. Pengembangan Wisata Waduk Selorejo didasarkan pada analisis kondisi fisik lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis luas lahan, kemiringan lereng, dan ketinggian yang sesuai sebagai lokasi pengembangan wisata. Data kemiringan dan ketinggian diperoleh dari pengolahan data Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS). Objek pengembangan wisata ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan secara langsung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang tahun 2010, dan Peta Potensi Wisata Waduk Selorejo Tahun 2022 oleh Departemen Teknik Geomatika ITS. Ketentuan pengembangan objek wisata dengan kondisi fisik lapangan diketahui melalui overlay peta topografi dan peta rencana pengembangan objek wisata. Pengembangan objek wisata yang dilakukan menghasilkan 5 (lima) objek wisata baru berupa area outbound dengan kemiringan lereng sebesar 0%-15%, luas 600 m2, dan ketinggian 637 meter di atas permukaan laut (mdpl); bumi perkemahan pada kemiringan lereng 0%-8%, ketinggian 640,5 mdpl, dan luas 2500 m2; wisata petik buah dengan luas 5000 m2 pada ketinggian 630-633,5 mdpl dan kemiringan lereng sebesar 0%-25%; tempat pemancingan di tepi waduk dengan ketinggian 623 mdpl dan kemiringan lereng mencapai >45% dengan area memancing sepanjang ± 50 meter; serta kebun bunga dengan konsep terasering yang terletak pada lahan dengan kemiringan lereng 0% hingga >45% dan ketinggian 574 – 637 mdpl. Objek wisata yang akan dikembangkan divisualisasikan ke dalam pemodelan 3 dimensi yang dimasukkan ke dalam Peta Potensi Wisata Waduk Selorejo Tahun 2023 dengan skala 1:5.000.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
利用地形条件改善旅游业(案例研究:马郎塞洛若水库地区)
领土的发展成为旅游景点需要考虑一些物理因素,比如现场的物理条件。实地的物理条件是确定旅游景点发展的土地一致性的一个重要因素。旅游发展有许多目标,其中一个是增加旅游规模。自2020年以来,由于covid-19大流行,Selorejo水库的旅游业有所下降。Selorejo水库的旅游发展是基于通过一种定量描述性的方法来分析现场的生理状况,分析作为旅游发展地点的可耕地、坡度和高度。倾斜和高度数据来自国家模式数字数据处理。旅游发展目标是由现场观测、2010年马朗县(RTRW)分区规划和2022年地球工程部的Selorejo水库潜在旅游地图决定的。通过覆盖地形图和旅游对象发展计划,我们可以了解旅游景点发展情况。旅游景点的发展产生了5个(5)新的旅游景点,坡度为060% -15%,面积为600平方米,海拔637米(mdpl);露营地的坡度为0%-8%,海拔640.5米,面积为2500平方米;在海拔630- 633.5米的地方,坡度为0%-25%;在水库边钓鱼的地方海拔623 mdpl和斜坡坡度达到> 45%±50米长的区域钓鱼;还有一个拥有最经常性概念的花园,它位于土地上,坡度从0%到> 45%,海拔574 - 637米。将开发的旅游景点将整合成一个三维模型,并将其融入到2023年的Selorejo水库潜在旅游地图中,规模为1.5万美元。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
27
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
Penggunaan Deep Learning dan Post-Processing Algoritma Douglas-Peucker untuk Ekstraksi Jaringan Jalan pada Area Urban dari Orthophoto Evaluasi Prioritas Kesesuaian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Kanigaran Perbandingan Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Metode Artificial Neural Network (ANN), Support Vector Machine (SVM), dan Random Forest (RF) dengan Bahasa Pemrograman R Prototipe Augmented Reality Berbasis Mobile untuk Navigasi Pelayaran yang Aman di Wilayah Perairan Selat Madura Analisis Sebaran Spasial Genangan Banjir Terkait Tutupan Lahan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Menggunakan Citra Sentinel 1 dan 2
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1