Adhisty Elcahyani, Betarina Natsya F, Natarisa Putri I.S, Nur Hijjatul A, Claudya Dwi S, Dwi Ana Anggorowati, Faidliyah Nilna Minah
{"title":"Karateristik Pasta Tomat (Solanum Lycopersicum) Melalui Teknologi Pasca Panen dengan Metode yang Berbeda","authors":"Adhisty Elcahyani, Betarina Natsya F, Natarisa Putri I.S, Nur Hijjatul A, Claudya Dwi S, Dwi Ana Anggorowati, Faidliyah Nilna Minah","doi":"10.36040/seniati.v7i1.8026","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tomat memiliki tingkat kandungan air yang tinggi, sehingga mampu mengalami kerusakan yang lebih cepat karena mikroba. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengolahnya menjadi pasta tomat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasta tomat yang dihasilkan dan lama waktu simpan dengan metode perlakuan awal Blancing dan pengeringan awal menggunakan Dehydrator dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap pasta tomat dengan cara pengolahan yang berbeda dan dapat menambah nilai ekonomis buah tomat. Faktor pertama pada percobaan ini adalah Blancing sebelum diolah menjadi pasta tomat dengan suhu < 100℃ dan waktu 4–5 menit faktor kedua yaitu pengeringan awal menggunakan Dehydrator dengan suhu < 70 ℃ selama 24 jam. Untuk parameter mutu yang diamati yaitu mutu kimia meliputi vitamin C, uji logam, dan uji mikrobiologi menggunakan metode TPC (Total Plate Count) dan organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat kegemaran. Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasta tomat dengan metode Blancing lebih banyak disukai karena dari rasa, aroma, warna dan tekstur lebih baik dibandingkan dengan metode pengeringan awal menggunakan Dehydrator. Pasta tomat dengan metode Blancing memiliki kandungan vitamin C 0.18% per 5 gram sampel, kadar Pb tidak terdeteksi, dan kadar mikroba 170.000 – 350.000 koloni/mL, warna merah cerah, rasa, tekstur dan aroma normal serta sangat digemari","PeriodicalId":508658,"journal":{"name":"Prosiding SENIATI","volume":"45 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding SENIATI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36040/seniati.v7i1.8026","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tomat memiliki tingkat kandungan air yang tinggi, sehingga mampu mengalami kerusakan yang lebih cepat karena mikroba. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengolahnya menjadi pasta tomat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasta tomat yang dihasilkan dan lama waktu simpan dengan metode perlakuan awal Blancing dan pengeringan awal menggunakan Dehydrator dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap pasta tomat dengan cara pengolahan yang berbeda dan dapat menambah nilai ekonomis buah tomat. Faktor pertama pada percobaan ini adalah Blancing sebelum diolah menjadi pasta tomat dengan suhu < 100℃ dan waktu 4–5 menit faktor kedua yaitu pengeringan awal menggunakan Dehydrator dengan suhu < 70 ℃ selama 24 jam. Untuk parameter mutu yang diamati yaitu mutu kimia meliputi vitamin C, uji logam, dan uji mikrobiologi menggunakan metode TPC (Total Plate Count) dan organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat kegemaran. Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasta tomat dengan metode Blancing lebih banyak disukai karena dari rasa, aroma, warna dan tekstur lebih baik dibandingkan dengan metode pengeringan awal menggunakan Dehydrator. Pasta tomat dengan metode Blancing memiliki kandungan vitamin C 0.18% per 5 gram sampel, kadar Pb tidak terdeteksi, dan kadar mikroba 170.000 – 350.000 koloni/mL, warna merah cerah, rasa, tekstur dan aroma normal serta sangat digemari