Theodosia C. Nathalia, D. M. Lemy, Amelda Pramezwary, Frans Teguh
{"title":"PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA MELALUI PEMETAAN DESTINASI WISATA DI KALURAHAN BOKOHARJO","authors":"Theodosia C. Nathalia, D. M. Lemy, Amelda Pramezwary, Frans Teguh","doi":"10.37695/pkmcsr.v6i0.2219","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bokoharjo merupakan desa atau Kalurahan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Bokoharjo juga merupakan salah satu dari desa wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat. Dimana dalam hal ini menjadi desa wisata merupakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dari sektor pariwisata. Sehingga di dalam suatu desa wisata tersebut perlu adanya potensi yang dapat dijadikan nilai jual jika para wisatawan berkunjung. Berdasarkan hasil survey primer dan survey sekunder, Kalurahan Bokoharjo telah memiliki wisata yang sudah maju seperti Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, Tebing Breksi, Candi Ijo, dan sebagainya, namun masyarakat sekitar tidak banyak merasakan dampak ekonomi pada kegiatan ini. Selain itu, masyarakat lokal juga membuat aktivitas wisata baru di kawasan Bokoharjo seperti seperti Taman opak dengan wisata telusur sungainya, tebing banyu nibo dengan wisata jeepnya dan wisata rempah/jamu sebagai minuman khas masyarakat sekitar, membangun homestay, restoran khas masyarakat sekitar. Namun upaya tersebut belum memberi dampak maksimal bagi masyarakat sekitar, karena banyak dari wisatawan lokal ataupun internasional hanya berkunjung ketempat yang sudah populer dan bukan masyarakat langsung sebagai pengelolanya. Selain itu durasi berwisata para wisatawan diseputar kawasan Kalurahan Bokoharjo hanya sebentar dan kurang tertarik untuk mengeksplore lebih lanjut wisata lain yang ada. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pemasaran yang dilakukan karena keterbatasan seperti kurangnya SDM lokal yang hanya berjumlah 15 orang dan pemetaan destinasi wisata yang belum maksimal untuk mengetahui keseluruhan potensi wilayah yang dapat dikunjungi wisatawan. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pengembangan dalam bentuk manajerial mapping, pengembangan produk, pengembangan paket wisata dan pemasaran produk yang menarik sehingga dapat menarik pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Metode yang dilakukan adalah persiapan, baseline study, pelaksanaan workshop dan bimbingan teknis dan terakhir feedback kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik dan lancar. Kedepannya, diharapkan adanya pendampingan yang dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk memberikan pelatihan terkait mapping online.","PeriodicalId":119945,"journal":{"name":"Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v6i0.2219","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bokoharjo merupakan desa atau Kalurahan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Bokoharjo juga merupakan salah satu dari desa wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat. Dimana dalam hal ini menjadi desa wisata merupakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dari sektor pariwisata. Sehingga di dalam suatu desa wisata tersebut perlu adanya potensi yang dapat dijadikan nilai jual jika para wisatawan berkunjung. Berdasarkan hasil survey primer dan survey sekunder, Kalurahan Bokoharjo telah memiliki wisata yang sudah maju seperti Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, Tebing Breksi, Candi Ijo, dan sebagainya, namun masyarakat sekitar tidak banyak merasakan dampak ekonomi pada kegiatan ini. Selain itu, masyarakat lokal juga membuat aktivitas wisata baru di kawasan Bokoharjo seperti seperti Taman opak dengan wisata telusur sungainya, tebing banyu nibo dengan wisata jeepnya dan wisata rempah/jamu sebagai minuman khas masyarakat sekitar, membangun homestay, restoran khas masyarakat sekitar. Namun upaya tersebut belum memberi dampak maksimal bagi masyarakat sekitar, karena banyak dari wisatawan lokal ataupun internasional hanya berkunjung ketempat yang sudah populer dan bukan masyarakat langsung sebagai pengelolanya. Selain itu durasi berwisata para wisatawan diseputar kawasan Kalurahan Bokoharjo hanya sebentar dan kurang tertarik untuk mengeksplore lebih lanjut wisata lain yang ada. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pemasaran yang dilakukan karena keterbatasan seperti kurangnya SDM lokal yang hanya berjumlah 15 orang dan pemetaan destinasi wisata yang belum maksimal untuk mengetahui keseluruhan potensi wilayah yang dapat dikunjungi wisatawan. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pengembangan dalam bentuk manajerial mapping, pengembangan produk, pengembangan paket wisata dan pemasaran produk yang menarik sehingga dapat menarik pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Metode yang dilakukan adalah persiapan, baseline study, pelaksanaan workshop dan bimbingan teknis dan terakhir feedback kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik dan lancar. Kedepannya, diharapkan adanya pendampingan yang dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk memberikan pelatihan terkait mapping online.