PENGEMBALIAN RTH PADA KAWASAN LOKAL KAMPUNG BENDUNGAN HILIR DENGAN PENDEKATAN AI DAN ARSITEKTUR

Sutiana Sutiana, Agustinus Sutanto
{"title":"PENGEMBALIAN RTH PADA KAWASAN LOKAL KAMPUNG BENDUNGAN HILIR DENGAN PENDEKATAN AI DAN ARSITEKTUR","authors":"Sutiana Sutiana, Agustinus Sutanto","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24248","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The current rapid technological developments have brought significant changes in the development of cities in the world. Cities are getting smarter and more advanced thanks to the rapid adoption of technology. However, the definition of a city is no longer limited to where the capitalists live. According to Amos Rapoport, cities are large, dense and permanent settlements inhabited by groups of socially diverse individuals. Thus, marginal communities or urban kampung residents have an important role in shaping the memory and identity of a city which is an integral part of the city's cultural and social landscape. However, with the transformation in the modern era, marginal communities and urban village residents are faced with new challenges. Facing a future that is always full of challenges with limited resources. This is experienced by urban villages in Bendungan Hilir, Central Jakarta, living between the progress and decline of the capital city in order to survive with other residents. But in the end they had to face eviction by the government to make room for more advanced city developments. What is the survival for the villagers after the evictions and how can they adapt to the growing advances in artificial intelligence technology? How can they utilize the existing potential to sustain their lives amidst a future full of progress? Therefore, this project aims to restore green areas but still maintain existing life by making the most out of future technology. So that residents continue to contribute through life and their environment and adapt to the progress of the city. Keywords:  locality; future; technology Abstrak Perkembangan teknologi yang pesat telah membuat perubahan yang relevan dalam perkembangan kota di dunia. Kota-kota semakin cerdas dan maju berkat adopsi teknologi yang pesat. Namun, definisi kota tidak lagi terbatas pada tempat tinggal kaum kapitalis. Berdasarkan Amos Rapoport, kota merupakan pemukiman padat, besar, dan permanen yang dihuni oleh golongan perseorangan yang beragam secara sosial. Maka masyarakat marginal atau warga kampung kota memiliki peran penting dalam membentuk memori dan identitas sebuah kota yang merupakan bagian integral dari lanskaap sosial dan budaya kota. Namun dengan adanya transformasi di era modern, masyarakat marginal dan warga kampung kota dihadapkan pada tantangan baru. Menghadapi masa depan yang selalu penuh dengan tantangan dengan sumber daya yang terbatas. Hal tersebut dialami oleh kampung kota di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dengan hidup di antara kemajuan dan kemunduran ibu kota demi bertahan hidup bersama warga lainnya. Namun pada akhirnya harus menghadapi penggusuran oleh pemerintah untuk memberikan ruang bagi perkembangan kota yang lebih maju. Bagaimana kelangsungan hidup bagi para warga kampung setelah penggusuran dan bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi artificial intelligence yang semakin berkembang? Bagaimana mereka dapat memanfaatkan potensi yang ada untuk mempertahankan kehidupan mereka di tengah masa depan yang penuh dengan kemajuan? Maka dari itu, proyek ini bertujuan untuk mengembalikan area hijau namun tetap mempertahankan kehidupan yang ada dengan memanfaatkan potensi teknologi masa depan secara maksimal. Sehingga warga tetap berkontribusi melalui kehidupan serta lingkungannya dan beradaptasi dalam kemajuan kota.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24248","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The current rapid technological developments have brought significant changes in the development of cities in the world. Cities are getting smarter and more advanced thanks to the rapid adoption of technology. However, the definition of a city is no longer limited to where the capitalists live. According to Amos Rapoport, cities are large, dense and permanent settlements inhabited by groups of socially diverse individuals. Thus, marginal communities or urban kampung residents have an important role in shaping the memory and identity of a city which is an integral part of the city's cultural and social landscape. However, with the transformation in the modern era, marginal communities and urban village residents are faced with new challenges. Facing a future that is always full of challenges with limited resources. This is experienced by urban villages in Bendungan Hilir, Central Jakarta, living between the progress and decline of the capital city in order to survive with other residents. But in the end they had to face eviction by the government to make room for more advanced city developments. What is the survival for the villagers after the evictions and how can they adapt to the growing advances in artificial intelligence technology? How can they utilize the existing potential to sustain their lives amidst a future full of progress? Therefore, this project aims to restore green areas but still maintain existing life by making the most out of future technology. So that residents continue to contribute through life and their environment and adapt to the progress of the city. Keywords:  locality; future; technology Abstrak Perkembangan teknologi yang pesat telah membuat perubahan yang relevan dalam perkembangan kota di dunia. Kota-kota semakin cerdas dan maju berkat adopsi teknologi yang pesat. Namun, definisi kota tidak lagi terbatas pada tempat tinggal kaum kapitalis. Berdasarkan Amos Rapoport, kota merupakan pemukiman padat, besar, dan permanen yang dihuni oleh golongan perseorangan yang beragam secara sosial. Maka masyarakat marginal atau warga kampung kota memiliki peran penting dalam membentuk memori dan identitas sebuah kota yang merupakan bagian integral dari lanskaap sosial dan budaya kota. Namun dengan adanya transformasi di era modern, masyarakat marginal dan warga kampung kota dihadapkan pada tantangan baru. Menghadapi masa depan yang selalu penuh dengan tantangan dengan sumber daya yang terbatas. Hal tersebut dialami oleh kampung kota di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dengan hidup di antara kemajuan dan kemunduran ibu kota demi bertahan hidup bersama warga lainnya. Namun pada akhirnya harus menghadapi penggusuran oleh pemerintah untuk memberikan ruang bagi perkembangan kota yang lebih maju. Bagaimana kelangsungan hidup bagi para warga kampung setelah penggusuran dan bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi artificial intelligence yang semakin berkembang? Bagaimana mereka dapat memanfaatkan potensi yang ada untuk mempertahankan kehidupan mereka di tengah masa depan yang penuh dengan kemajuan? Maka dari itu, proyek ini bertujuan untuk mengembalikan area hijau namun tetap mempertahankan kehidupan yang ada dengan memanfaatkan potensi teknologi masa depan secara maksimal. Sehingga warga tetap berkontribusi melalui kehidupan serta lingkungannya dan beradaptasi dalam kemajuan kota.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
用人工智能和建筑学方法恢复甘榜坝希里尔当地的生态环境
当前技术的飞速发展给世界城市的发展带来了重大变化。由于技术的快速应用,城市变得越来越智能和先进。然而,城市的定义不再局限于资本家居住的地方。根据阿莫斯-拉波波特(Amos Rapoport)的观点,城市是由不同社会群体居住的大型、密集和永久性定居点。因此,边缘社区或城市甘榜居民在塑造城市记忆和身份认同方面发挥着重要作用,是城市文化和社会景观不可分割的一部分。然而,随着现代社会的转型,边缘社区和城中村居民面临着新的挑战。面对未来,有限的资源总是充满挑战。雅加达中部本东甘希利尔(Bendungan Hilir)的城中村居民就是这样,他们生活在首都的进步与衰落之间,与其他居民一起生存。但最终,他们不得不面临政府的驱逐,以便为更先进的城市发展腾出空间。驱逐之后,村民们的生存状况如何?他们如何适应人工智能技术的日益发展?在充满进步的未来,他们如何利用现有的潜力维持生活?因此,本项目旨在通过充分利用未来技术,在恢复绿地的同时维持现有生活。这样,居民就能继续通过生活和环境做出贡献,并适应城市的进步。关键词:地方;未来;技术 摘要 科技的飞速发展使世界城市的发展发生了相关变化。由于技术的快速应用,城市变得越来越智能和先进。然而,城市的定义不再局限于资本家居住的地方。根据阿莫斯-拉波波特(Amos Rapoport)的观点,城市是由不同社会群体居住的密集、大型和永久性定居点。因此,边缘化社区或城市村民在塑造城市记忆和身份认同方面发挥着重要作用,是城市社会和文化景观不可分割的一部分。然而,随着现代社会的转型,边缘化社区和城中村村民面临着新的挑战。面对未来,有限的资源总是充满挑战。雅加达中部本东甘希里尔(Bendungan Hilir)的城市甘榜就经历了这种情况,他们生活在首都的进步与衰落之间,与其他居民一起生存。但最终,他们不得不面对政府的驱逐,以便为更先进的城市发展腾出空间。拆迁之后,村民们的生存状况如何?他们如何适应日益发展的人工智能技术?在充满进步的未来中,他们如何利用现有的潜力维持生活?因此,本项目旨在通过充分利用未来技术的潜力,在恢复绿地的同时维持现有的生活。这样,居民们就能继续通过他们的生活和邻里关系做出贡献,并适应城市的进步。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
STUDI PERENCANAAN JALAN WAHID HASYIM SEBAGAI COMMERCIAL URBAN CORRIDOR REVITALISASI ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR TEMPAT USAHA YANG FLEKSIBEL BAGI GENERASI MUDA PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DESAIN PROTOTIPE SEKOLAH DASAR ANTI-PERUNDUNGAN MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR EMPATI DAN PERILAKU
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1