{"title":"Slamatan Andhong De Berran resistensi kebudayaan masyarakat dalam pelestarian Sumber Mata Air Andhong di Desa Oro- Oro Ombo, Kecamatan Batu Kota","authors":"Nadia Nur Aida, I. N. Ruja, B. Kurniawan","doi":"10.17977/um063v3i12p1396-1412","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Culture is a wealth that Indonesia owns. One area in Indonesia has a tradition that is unique to other traditions, namely Java Island, this area is known for its Kejawen tradition. This form of the Javanese tradition is called slamatan. Communities in Java can survive the various water resource crises they face through Slamatan. The problem regarding the connection between Slamatan and sustainable management of water resources refers to the Andhong De Berran Slamatan Tradition. This tradition is a socio-cultural movement through the local wisdom tradition. This greeting tradition is relatively new, so it requires the role of an environmentally conscious group or (Andhong De Berran Movement) as an effort to preserve the Andhong De Berran tradition. This research uses a qualitative descriptive approach with a case study research design. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The research data were analyzed using Miles' interactive model. Huberman refers to the theory of symbolic interaction concerning the basis of the meaning of cultural symbols for the local wisdom tradition of Slamatan. The results of the research show that the Andhong De Berran Movement plays a very important role in preserving the Andhong Slamatan tradition by continuing to engage the community to maintain the cleanliness of Andhong springs. The involvement of the community is very important for the continuity of the Andhong De Berran tradition in preserving the clean culture of springs and Slamatan can be maintained as a form of spring and Slamatan can be maintained as a form of spring preservation. \nKebudayaan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia memiliki tradisi yang khas dengan tradisi lainnya yaitu Pulau Jawa, daerah ini dikenal dengan tradisi kejawennya. Bentuk tradisi kejawen ini disebut dengan Slamatan. Masyarakat di Jawa dapat bertahan menghadapi berbagai krisis sumber daya air yang dihadapinya melalui Slamatan. Adapun permasalahannya mengenai kaitan Slamatan dengan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan mengacu pada tradisi Slamatan Andhong De Berran. Tradisi ini merupakan gerakan sosial-budaya melalui tradisi kearifan lokal setempat. Tradisi Slamatan ini tergolong baru, sehingga memerlukan peran kelompok sadar peduli lingkungan atau (Gerakan Andhong De Berran) sebagai upaya untuk melestarikan tradisi Slamatan Andhong De Berran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan model interaktif Miles, Huberman mengacu pada teori interaksi simbolik mengenai dasar pemaknaan simbol-simbol kebudayaan terhadap tradisi kearifan lokal Slamatan. Perolehan hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Andhong De Berran sangat berperan dalam pelestarian tradisi Slamatan Andhong De Berran dengan terus merangkul masyarakat untuk menjaga kebersihan Sumber Mata Air Andhong. Keterlibatan masyarakat sangat penting bagi keberlangsungan tradisi Slamatan Andhong De Berran dalam melestarikan budaya bersih Mata Air dan Slamatan dapat dipertahankan sebagai salah satu bentuk pelestarian Mata Air.","PeriodicalId":507896,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial","volume":"109 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um063v3i12p1396-1412","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Culture is a wealth that Indonesia owns. One area in Indonesia has a tradition that is unique to other traditions, namely Java Island, this area is known for its Kejawen tradition. This form of the Javanese tradition is called slamatan. Communities in Java can survive the various water resource crises they face through Slamatan. The problem regarding the connection between Slamatan and sustainable management of water resources refers to the Andhong De Berran Slamatan Tradition. This tradition is a socio-cultural movement through the local wisdom tradition. This greeting tradition is relatively new, so it requires the role of an environmentally conscious group or (Andhong De Berran Movement) as an effort to preserve the Andhong De Berran tradition. This research uses a qualitative descriptive approach with a case study research design. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The research data were analyzed using Miles' interactive model. Huberman refers to the theory of symbolic interaction concerning the basis of the meaning of cultural symbols for the local wisdom tradition of Slamatan. The results of the research show that the Andhong De Berran Movement plays a very important role in preserving the Andhong Slamatan tradition by continuing to engage the community to maintain the cleanliness of Andhong springs. The involvement of the community is very important for the continuity of the Andhong De Berran tradition in preserving the clean culture of springs and Slamatan can be maintained as a form of spring and Slamatan can be maintained as a form of spring preservation.
Kebudayaan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia memiliki tradisi yang khas dengan tradisi lainnya yaitu Pulau Jawa, daerah ini dikenal dengan tradisi kejawennya. Bentuk tradisi kejawen ini disebut dengan Slamatan. Masyarakat di Jawa dapat bertahan menghadapi berbagai krisis sumber daya air yang dihadapinya melalui Slamatan. Adapun permasalahannya mengenai kaitan Slamatan dengan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan mengacu pada tradisi Slamatan Andhong De Berran. Tradisi ini merupakan gerakan sosial-budaya melalui tradisi kearifan lokal setempat. Tradisi Slamatan ini tergolong baru, sehingga memerlukan peran kelompok sadar peduli lingkungan atau (Gerakan Andhong De Berran) sebagai upaya untuk melestarikan tradisi Slamatan Andhong De Berran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan model interaktif Miles, Huberman mengacu pada teori interaksi simbolik mengenai dasar pemaknaan simbol-simbol kebudayaan terhadap tradisi kearifan lokal Slamatan. Perolehan hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Andhong De Berran sangat berperan dalam pelestarian tradisi Slamatan Andhong De Berran dengan terus merangkul masyarakat untuk menjaga kebersihan Sumber Mata Air Andhong. Keterlibatan masyarakat sangat penting bagi keberlangsungan tradisi Slamatan Andhong De Berran dalam melestarikan budaya bersih Mata Air dan Slamatan dapat dipertahankan sebagai salah satu bentuk pelestarian Mata Air.