Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Rheumatoid Factor Pada Lansia

Jurnal Kesehatan Pub Date : 2024-05-15 DOI:10.32763/z153zc45
Dita Pratiwi Kusuma Wardani, Syifa Arrachmah, Retno Sulistiyowati, Minto Rahaju
{"title":"Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Rheumatoid Factor Pada Lansia","authors":"Dita Pratiwi Kusuma Wardani, Syifa Arrachmah, Retno Sulistiyowati, Minto Rahaju","doi":"10.32763/z153zc45","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Rheumatoid Arthritis (RA) tergolong penyakit sistemik yang cenderung menjadi kronis dan sering menyerang sendi. Usia menjadi salah satu fakto risiko terjadinya RA. Rheumatoid Factor (RF) merupakan immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG, pada serum penderita juga mengandung IgG. RF merupakan parameter atau pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya RA. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar rheumatoid factor pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 28 orang lansia di Desa Banteran, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas pada bulan Mei-Juni 2023. Responden dilakukan pemeriksaan kadar RF dengan metode aglutinasi lateks dan pengisian kuesioner IPAQ yang telah dimodifikasi untuk menentukan aktivitas fisik. Data dianalisis dengan Fisher Exact (X2). Hasil: Hasil analisis Fisher Exact terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar RF (p= 0,001; OR= 2.5; CI 95%= 1.346-4.646). Tidak terdapat lansia dengan aktivitas fisik sedang yang memiliki kadar RF reaktif sedangkan lansia dengan aktivitas fisik sedang yang memiliki kadar RF non reaktif sebanyak 13 orang (100%). Lansia dengan aktivitas fisik berat yang memiliki kadar RF reaktif sebanyak 9 orang (60%) sedangkan lansia dengan aktivitas fisik berat yang memiliki kadar RF non reaktif sebanyak 6 orang (40%). Lansia dengan aktivitas fisik berat berisiko 2.5 untuk memiliki kadar RF reaktif. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar RF lansia. Responden dengan aktivitas fisik berat memiliki peluang 2,5 kali untuk memiliki kadar RF reaktif.","PeriodicalId":17739,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan","volume":"46 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32763/z153zc45","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Latar Belakang: Rheumatoid Arthritis (RA) tergolong penyakit sistemik yang cenderung menjadi kronis dan sering menyerang sendi. Usia menjadi salah satu fakto risiko terjadinya RA. Rheumatoid Factor (RF) merupakan immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG, pada serum penderita juga mengandung IgG. RF merupakan parameter atau pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya RA. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar rheumatoid factor pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 28 orang lansia di Desa Banteran, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas pada bulan Mei-Juni 2023. Responden dilakukan pemeriksaan kadar RF dengan metode aglutinasi lateks dan pengisian kuesioner IPAQ yang telah dimodifikasi untuk menentukan aktivitas fisik. Data dianalisis dengan Fisher Exact (X2). Hasil: Hasil analisis Fisher Exact terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar RF (p= 0,001; OR= 2.5; CI 95%= 1.346-4.646). Tidak terdapat lansia dengan aktivitas fisik sedang yang memiliki kadar RF reaktif sedangkan lansia dengan aktivitas fisik sedang yang memiliki kadar RF non reaktif sebanyak 13 orang (100%). Lansia dengan aktivitas fisik berat yang memiliki kadar RF reaktif sebanyak 9 orang (60%) sedangkan lansia dengan aktivitas fisik berat yang memiliki kadar RF non reaktif sebanyak 6 orang (40%). Lansia dengan aktivitas fisik berat berisiko 2.5 untuk memiliki kadar RF reaktif. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar RF lansia. Responden dengan aktivitas fisik berat memiliki peluang 2,5 kali untuk memiliki kadar RF reaktif.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
体育锻炼与老年人类风湿因子水平的关系
背景:类风湿性关节炎(RA)是一种倾向于慢性化的全身性疾病,通常会影响关节。年龄是 RA 的风险因素之一。类风湿因子(RF)是一种与 IgG 分子发生反应的免疫球蛋白,患者血清中也含有 IgG。类风湿因子是用于检测是否存在 RA 的参数或检查。研究目的本研究旨在确定老年人体育锻炼与类风湿因子水平之间的关系。研究方法本研究采用横断面设计,在 2023 年 5 月至 6 月期间对巴纽马斯地区旺贡区班特兰村的 28 名老年人进行了调查。受访者使用乳胶凝集法检测了射频水平,并填写了经修改的 IPAQ 问卷以确定体力活动。数据采用费雪精确法(X2)进行分析。结果显示费舍尔精确分析结果显示,体力活动与射频水平之间存在显著关系(P = 0.001;OR = 2.5;95% CI = 1.346-4.646)。中度体力活动的长者中没有反应性射频水平,而非反应性射频水平的中度体力活动长者有 13 人(100%)。有反应性射频水平的大运动量老年人有 9 人(60%),而无反应性射频水平的大运动量老年人有 6 人(40%)。从事大量体力活动的老年人出现反应性射频水平的风险为 2.5。结论体力活动与老年人射频水平之间存在重要关系。运动量大的受访者出现反应性射频水平的几率是运动量小的受访者的 2.5 倍。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
22
审稿时长
16 weeks
期刊最新文献
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG RANCANGAN KEBUTUHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KESIAPAN PENANGANAN KECELAKAAN SEHARI-HARI ANAK SEKOLAH DASAR PENYEBAB KEJADIAN PENYAKIT SCABIES PADA SANTRI DI KABUPATEN SINTANG STUDI EKOLOGI KABUT ASAP DAN KEJADIAN ISPA DI KABUPATEN MUARO JAMBI OUTBREAK INVESTIGATION OF FOOD INTOXICATION OF FINGER CANDY (CASE STUDY AT ELEMENTARY SCHOOL IN DENPASAR BALI, INDONESIA)
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1