Konsep Kearifan Ekologis Ritual Erpangir Ku Lau Pada Kepercayaan Pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo

PUSAKA Pub Date : 2024-06-02 DOI:10.31969/pusaka.v12i1.1466
E. Ginting
{"title":"Konsep Kearifan Ekologis Ritual Erpangir Ku Lau Pada Kepercayaan Pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo","authors":"E. Ginting","doi":"10.31969/pusaka.v12i1.1466","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola. ","PeriodicalId":515068,"journal":{"name":"PUSAKA","volume":"89 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PUSAKA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31969/pusaka.v12i1.1466","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola. 
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
卡洛地区詹迪村 Pemena 信仰中 Erpangir Ku Lau 仪式的生态智慧概念
宗教的概念与生态智慧有关,卡洛行政区詹迪村的 pemena 当地信仰拥有生态智慧,其宗教习俗是 erpangir ku lau。问题在于 Erpangir ku lau 的范式因殖民影响而发生了转变。Erpangir ku lau 被认为是一种综合习俗,因为它崇拜的是物质对象(水、树木、土壤),而仪式则被解释为人与自然和神之间的关系。本文的重点是探讨生态智慧在 erpangir ku lau 中的含义,从而将这种习俗解释为一种合一习俗。本研究采用定性研究方法,通过与信息提供者进行访谈来获取数据。研究在 Jandi 村进行,采访了几位信奉 erpangir ku lau 的 pemena 信徒。作者还在图书馆查找相关资料。这项研究表明,erpangir ku lau 鼓励佩梅纳信徒用意识来解释人与自然的相互依存关系。由此产生的生态智慧是保护泉水、自然资源(森林和土地)以及基于当地智慧的农业系统。erpangir ku lau 仪式的意义在于使人与自然的关系互惠互利、相互影响。这种理解对佩梅纳信仰的价值观和特征产生了影响,佩梅纳信仰以尊重和自省的情感来管理自然。Erpangir ku lau 作为地方智慧应继续得到保护和管理。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Strategi Perpustakaan dalam Memaksimalkan Program Literasi Informasi di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo Integrasi Nilai Kearifan Lokal Tradisi Mappere’ dalam Pembelajaran Sejarah di MAN Pangkep Struktur Ajaran dan Fungsi Pendidikan Agama Hindu Dalam Lontar Cempaka Wilis Teo-Ekologi: Analisis Perilaku Sedekah di Bak Sampah pada Masyarakat Cantel Baru Yogyakarta Peran Komunikasi Islam Dalam Tradisi Erau Sebagai Media Harmonisasi Budaya di Kutai Kartanegara
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1