Legal Protection for Hajj Pilgrims Through Regional Regulation

Mazahib Pub Date : 2018-12-30 DOI:10.21093/MJ.V17I2.1159
A. Hamzani, S. Siswanto, Havis Aravik
{"title":"Legal Protection for Hajj Pilgrims Through Regional Regulation","authors":"A. Hamzani, S. Siswanto, Havis Aravik","doi":"10.21093/MJ.V17I2.1159","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Law on the Conduct of Hajj Pilgrimage mandates the management of the Hajj pilgrimage is organized by the government. This management includes the coaching, service, and protection of the pilgrims from Indonesia, in Saudi Arabia, to returning to the homeland. This law also stipulates that the authority to conduct Hajj pilgrimage management is not only vested to the Ministry of Religious Affairs but also may involve the local government. This article aims to look at the role of local governments in providing service assistance and legal protection to the conduct of Hajj pilgrimage by means of regional regulations or bylaws. Using a normative approach, this article analyzes the extent to which the importance of bylaws in helping implement services for pilgrims. The results of this study confirm that there are 3 important arguments for why the local government must issue regional regulations to provide legal services and protection for pilgrims. First, philosophically, the pilgrimage journey does not depart from Jakarta only, but through the origin area which is still in the corridors of power of the local government. Second, sociologically, it is a form of the local government responsibility to the local people who perform the Hajj pilgrimage. Third, juridically, bylaws should regulate technical matters in order to provide optimal service in the conduct of the Hajj pilgrimage which is pursuant to the Law and regulations on Hajj pilgrimage in Indonesia.Keywords: legal protection, hajj pilgrims, regional regulation.AbstrakUndang-Undang penyelenggaraan ibadah haji mengamanatkan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah haji semenjak dari tanah air, di Arab Saudi, hingga kembali ke tanah air. Undang-undang ini juga memerintahkan kewenangan pelayanan masalah haji tidak hanya pada kementerian Agama, namun boleh melibatkan pemerintah daerah. Artikel ini bertujuan untuk melihat peran pemerintah daerah dalam memberikan bantuan layanan dan perlindungan hukum melalui peraturan daerah. Dengan menggunakan pendekatan normatif, artikel ini menganalisis sejauh mana pentingnya peraturan daerah menjadi peraturan di tingkat daerah dalam membantu melaksanakan pelayanan terhadap jamaah haji. Hasil dari artikel ini menegaskan bahwa terdapat 3 argumen penting mengapa Pemerintah Daerah harus mengeluarkan peraturan daerah guna memberikan pelayanan dan perlindungan hukum bagi jamaah haji. Pertama, secara filosofis perjalanan ibadah haji tidak berangkat dari Jakarta, tetapi melalui daerah asal yang masih dalam koridor pemerintah daerah. Kedua, Kedua, secara sosiologis sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah Daerah kepada masyarakat daerah yang menunaikan ibadah haji. Ketiga, secara yuridis PERDA mengatur secara teknis dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal dalam penyelenggaran ibadah haji sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksnaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.Kata kunci: perlindungan hukum, ibadah haji, peraturan Daerah","PeriodicalId":31362,"journal":{"name":"Mazahib","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mazahib","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21093/MJ.V17I2.1159","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

Abstract

The Law on the Conduct of Hajj Pilgrimage mandates the management of the Hajj pilgrimage is organized by the government. This management includes the coaching, service, and protection of the pilgrims from Indonesia, in Saudi Arabia, to returning to the homeland. This law also stipulates that the authority to conduct Hajj pilgrimage management is not only vested to the Ministry of Religious Affairs but also may involve the local government. This article aims to look at the role of local governments in providing service assistance and legal protection to the conduct of Hajj pilgrimage by means of regional regulations or bylaws. Using a normative approach, this article analyzes the extent to which the importance of bylaws in helping implement services for pilgrims. The results of this study confirm that there are 3 important arguments for why the local government must issue regional regulations to provide legal services and protection for pilgrims. First, philosophically, the pilgrimage journey does not depart from Jakarta only, but through the origin area which is still in the corridors of power of the local government. Second, sociologically, it is a form of the local government responsibility to the local people who perform the Hajj pilgrimage. Third, juridically, bylaws should regulate technical matters in order to provide optimal service in the conduct of the Hajj pilgrimage which is pursuant to the Law and regulations on Hajj pilgrimage in Indonesia.Keywords: legal protection, hajj pilgrims, regional regulation.AbstrakUndang-Undang penyelenggaraan ibadah haji mengamanatkan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah haji semenjak dari tanah air, di Arab Saudi, hingga kembali ke tanah air. Undang-undang ini juga memerintahkan kewenangan pelayanan masalah haji tidak hanya pada kementerian Agama, namun boleh melibatkan pemerintah daerah. Artikel ini bertujuan untuk melihat peran pemerintah daerah dalam memberikan bantuan layanan dan perlindungan hukum melalui peraturan daerah. Dengan menggunakan pendekatan normatif, artikel ini menganalisis sejauh mana pentingnya peraturan daerah menjadi peraturan di tingkat daerah dalam membantu melaksanakan pelayanan terhadap jamaah haji. Hasil dari artikel ini menegaskan bahwa terdapat 3 argumen penting mengapa Pemerintah Daerah harus mengeluarkan peraturan daerah guna memberikan pelayanan dan perlindungan hukum bagi jamaah haji. Pertama, secara filosofis perjalanan ibadah haji tidak berangkat dari Jakarta, tetapi melalui daerah asal yang masih dalam koridor pemerintah daerah. Kedua, Kedua, secara sosiologis sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah Daerah kepada masyarakat daerah yang menunaikan ibadah haji. Ketiga, secara yuridis PERDA mengatur secara teknis dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal dalam penyelenggaran ibadah haji sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksnaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.Kata kunci: perlindungan hukum, ibadah haji, peraturan Daerah
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
通过地方法规对朝觐朝圣者进行法律保护
《朝觐法》规定朝觐管理由政府组织。这种管理包括对从印度尼西亚、沙特阿拉伯到返回祖国的朝圣者的指导、服务和保护。该法律还规定,朝觐管理权不仅属于宗教事务部,也可能涉及地方政府。本文旨在探讨地方政府在通过地区法规或细则为朝觐活动提供服务援助和法律保护方面的作用。本文采用规范的方法,分析了章程在帮助实施朝圣服务方面的重要性。这项研究的结果证实,为什么地方政府必须发布地区法规来为朝圣者提供法律服务和保护,有三个重要的论点。首先,从哲学上讲,朝圣之旅不仅仅是从雅加达出发,而是经过仍然处于地方政府权力走廊中的起源地。其次,从社会学角度讲,朝觐是地方政府对朝觐者的一种责任形式。第三,在法律上,章程应规范技术事项,以便根据印度尼西亚朝觐法和条例,在朝觐过程中提供最佳服务。关键词:法律保护,朝觐朝圣者,区域监管。关于朝圣维护的抽象法律规定了朝圣的管理,包括从沙特阿拉伯的土地到返回土地的朝圣期的建设、服务和保护。该法律还规定,不仅在宗教部,而且可以让地方政府参与解决哈吉问题。本文旨在通过地方法规了解地方政府在提供服务和法律保护方面的作用。本文采用规范的方法,分析了地区规则作为地区层面的规则在帮助在哈吉时期提供服务方面的重要性。本文的结果证实,为什么区政府应该发布哈吉时期提供服务和法律保护的使用区域规则,有三个重要的论点。首先,从哲学上讲,朝圣之旅并不是从雅加达出发,而是经过仍在该地区政府走廊上的原籍地区。其次,在社会学上,作为区政府对朝圣地区社区的责任。第三,在法律上,PERDA根据2008年《印度尼西亚共和国朝圣法》第13号和2012年《印度尼西亚政府朝圣法》吃吧。关键词:法律保护,祈祷,地区规则
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
CiteScore
0.90
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
The Complexities of Implementing Gazetted Fatwas in Malaysia's Federal Territories Critique on Salafibism and it’s Significance for Indonesian Islamic Moderation: Study on Khaled Abou El-Fadhl’s Thought Challenges in the Halal Industry Ecosystem: Analyzing the Halal Certification Process for Micro, Small, and Medium Enterprises in Lombok, West Nusa Tenggara Dynamics Encounter of Tradition and Religion in the Wedding Parade (Baarak Bako) in Solok City West Sumatra Towards the Empowerment of Waqf Based on Community Needs in the Mentawai Islands West Sumatra: The Case of the Al-Qur'an Wakaf Board
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1