POLA SIRKULASI LAPANGAN PUPUTAN BADUNG SEBAGAI RUANG PUBLIK KOTA DENPASAR

Ni Ketut Agusintadewi, Km Teja Nugraha, W. Widiastuti
{"title":"POLA SIRKULASI LAPANGAN PUPUTAN BADUNG SEBAGAI RUANG PUBLIK KOTA DENPASAR","authors":"Ni Ketut Agusintadewi, Km Teja Nugraha, W. Widiastuti","doi":"10.26418/lantang.v9i2.51920","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebagai salah satu ruang terbuka publik di pusat Kota Denpasar, Lapangan Puputan Badung merupakan lapangan yang paling banyak diminati oleh pengunjung karena mewadahi berbagai kegiatan warga kota untuk berekreasi, berolahraga, bahkan berdagang. Sebagai urban heritage Kota Denpasar, kawasan lapangan ini juga menjadi ajang aktivitas budaya. Berbagai aktivitas tersebut sangat potensial memunculkan konflik ruang, terutama pada ruang-ruang yang mewadahi beberapa fungsi karena setiap fungsi memiliki karakter kegiatan yang berbeda. Aktivitas utama dan pola sirkulasi yang dihasilkan oleh pengunjung perlu distudi untuk menghindari konflik ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas utama dan pola sirkulasi pengunjung Lapangan Puputan Badung yang didapatkan dari tiga tipologi pelaku dan makna aktivitas mereka selama mengunjungi lapangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui pengamatan pada lima indikator: pelaku, aktivitas, sirkulasi, waktu, dan bentuk dimensi dasar dari setiap segmen. Teori Gehl, Lang, dan Krier menjadi rujukan untuk menggambarkan pola sirkulasi ke dalam behavioral mapping (pemetaan perilaku). Pemetaan ini dapat memetakan perilaku pengunjung, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi perilaku, serta menunjukkan kaitan antara perilaku dengan ruangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lapangan Puputan Badung dapat diakses setiap saat oleh siapa saja. Aktivitas utama yang berlangsung pada lapangan tersebut adalah aktivitas berolahraga (jogging) yang dilakukan oleh pengunjung (pelaku sekunder), sedangkan pedagang (pelaku primer) hanya beraktivitas pada tempat dan waktu tertentu. Aktivitas pada pinggir lapangan cenderung mengikuti pola linier, sedangkan pola acak dihasilkan pada aktivitas pelaku di tengah lapangan. Segmen yang paling beragam aktivitasnya menjadi indikator yang baik bagi kelangsungan lapangan ini sebagai ruang publik kota. Penciptaan ruang publik kota yang bermanfaat bagi warganya memerlukan penyediaan sejumlah fasilitas yang memang dibutuhkan, seperti fasilitas untuk berekreasi dan berolahraga, sekaligus juga, menyediakan fasilitas untuk berjualan sesuai tempat dan waktu.CIRCULATION PATTERNS ON URBAN PUBLIC SPACE OF THE LAPANGAN PUPUTAN BADUNG IN DENPASARAmong public spaces in the inner city of Denpasar, Lapangan Puputan Badung is the most popular public space because it accommodates residents' various recreational activities, sports, and even street vendors. As the urban heritage of Denpasar, this field is also a place for cultural activities. These multiple activities can create spatial conflicts, particularly in spaces that accommodate several functions because each function has a different activity character. The main activities of the people and their circulation patterns need to be studied to avoid space conflicts. The study aims to identify the main activities and circulation patterns of the Lapangan Puputan Badung obtained from three typologies of civitas and the meaning of their activities during visiting. A qualitative method with a case study approach through observations on five indicators: civitas, activities, circulation, time of activities, and the basic dimensions of each segment. Some theories from Gehl, Lang, and Krier evolve a reference to describe circulation patterns in behavioral mapping. The mapping describes the people's behavior, identifies the type and frequency, and shows the relationship between behavior and space. The study reveals that the main activities in the field are sports activities (jogging) carried out by people (secondary actors), and the street vendors (primary actors) only move at certain places and times. Activities on edges tend to follow a linear pattern, generating random patterns in the middle of the field. The segment with the most diverse activities is a good indicator of the sustainability of this field as a city public space. Public spaces benefit people when the areas provide various facilities, such as recreation and exercise, and street vendors in a particular place and time","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i2.51920","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sebagai salah satu ruang terbuka publik di pusat Kota Denpasar, Lapangan Puputan Badung merupakan lapangan yang paling banyak diminati oleh pengunjung karena mewadahi berbagai kegiatan warga kota untuk berekreasi, berolahraga, bahkan berdagang. Sebagai urban heritage Kota Denpasar, kawasan lapangan ini juga menjadi ajang aktivitas budaya. Berbagai aktivitas tersebut sangat potensial memunculkan konflik ruang, terutama pada ruang-ruang yang mewadahi beberapa fungsi karena setiap fungsi memiliki karakter kegiatan yang berbeda. Aktivitas utama dan pola sirkulasi yang dihasilkan oleh pengunjung perlu distudi untuk menghindari konflik ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas utama dan pola sirkulasi pengunjung Lapangan Puputan Badung yang didapatkan dari tiga tipologi pelaku dan makna aktivitas mereka selama mengunjungi lapangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui pengamatan pada lima indikator: pelaku, aktivitas, sirkulasi, waktu, dan bentuk dimensi dasar dari setiap segmen. Teori Gehl, Lang, dan Krier menjadi rujukan untuk menggambarkan pola sirkulasi ke dalam behavioral mapping (pemetaan perilaku). Pemetaan ini dapat memetakan perilaku pengunjung, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi perilaku, serta menunjukkan kaitan antara perilaku dengan ruangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lapangan Puputan Badung dapat diakses setiap saat oleh siapa saja. Aktivitas utama yang berlangsung pada lapangan tersebut adalah aktivitas berolahraga (jogging) yang dilakukan oleh pengunjung (pelaku sekunder), sedangkan pedagang (pelaku primer) hanya beraktivitas pada tempat dan waktu tertentu. Aktivitas pada pinggir lapangan cenderung mengikuti pola linier, sedangkan pola acak dihasilkan pada aktivitas pelaku di tengah lapangan. Segmen yang paling beragam aktivitasnya menjadi indikator yang baik bagi kelangsungan lapangan ini sebagai ruang publik kota. Penciptaan ruang publik kota yang bermanfaat bagi warganya memerlukan penyediaan sejumlah fasilitas yang memang dibutuhkan, seperti fasilitas untuk berekreasi dan berolahraga, sekaligus juga, menyediakan fasilitas untuk berjualan sesuai tempat dan waktu.CIRCULATION PATTERNS ON URBAN PUBLIC SPACE OF THE LAPANGAN PUPUTAN BADUNG IN DENPASARAmong public spaces in the inner city of Denpasar, Lapangan Puputan Badung is the most popular public space because it accommodates residents' various recreational activities, sports, and even street vendors. As the urban heritage of Denpasar, this field is also a place for cultural activities. These multiple activities can create spatial conflicts, particularly in spaces that accommodate several functions because each function has a different activity character. The main activities of the people and their circulation patterns need to be studied to avoid space conflicts. The study aims to identify the main activities and circulation patterns of the Lapangan Puputan Badung obtained from three typologies of civitas and the meaning of their activities during visiting. A qualitative method with a case study approach through observations on five indicators: civitas, activities, circulation, time of activities, and the basic dimensions of each segment. Some theories from Gehl, Lang, and Krier evolve a reference to describe circulation patterns in behavioral mapping. The mapping describes the people's behavior, identifies the type and frequency, and shows the relationship between behavior and space. The study reveals that the main activities in the field are sports activities (jogging) carried out by people (secondary actors), and the street vendors (primary actors) only move at certain places and times. Activities on edges tend to follow a linear pattern, generating random patterns in the middle of the field. The segment with the most diverse activities is a good indicator of the sustainability of this field as a city public space. Public spaces benefit people when the areas provide various facilities, such as recreation and exercise, and street vendors in a particular place and time
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
作为登巴萨市公共空间的风箱环流模式
作为登巴萨市中心的公共开放空间之一,游客们对风箱的兴趣最大,因为游客们从事各种娱乐、锻炼甚至贸易活动。作为登巴萨市的城市遗产,该地区也是文化活动的场所。这些活动可能会产生空间冲突,尤其是在有多个功能的房间里,因为每个功能都有不同的功能。游客的主要活动和循环模式需要调整以避免空间冲突。本研究旨在确定从三种类型到现场游客的主要活动和循环模式,以及他们在实地访问期间的活动意义。本研究采用定性方法采用案例研究策略。数据是通过观察五个指标获得的:肇事者、活动、循环、时间和每个部分的基本维度。Gehl, Lang和Krier理论提到了描述人类行为映射中循环模式的方法。这张地图可以描绘游客的行为,识别行为的类型和频率,并指出行为与空间之间的联系。研究结果表明,任何人都可以随时进入风箱。在这个领域进行的主要活动是游客(慢跑)进行的体育活动(次要参与者),而商人(初级参与者)只在特定的时间和地点活动。场边活动倾向于线性模式,而目标在场内活动中产生随机模式。最多样化的活动区域是城市公共空间持续存在的一个很好的指标。创造一个造福市民的城市公共空间需要提供一些真正必要的设施,比如娱乐和锻炼设施,以及根据地点和时间提供销售设施。城市公共空间的环状结构,Denpasar的公共空间是最受欢迎的公共空间,因为它激活了各种各样的活动,体育,甚至街头vendors。作为登巴萨的城市遗产,这片土地也是文化活动的场所。这些多事件可以创造空间冲突,特别是在不同的空间中,因为每一个活动都有不同的特点。人民和他们扭曲的模式的主要活动需要压制太空阴谋。研究表明,战场的主要活动和结集模式被从三类疾病和他们来访时的行为中推断出来。五种假定的方法,通过观察观察得到的情况:ci维塔斯,activities, circulation, activities的时间,以及每一段的基本维度。一些来自Gehl, Lang和Krier的理论,在行为中描述了循环模式。mamating描述了人们的行为,标识了类型和频率,展示了行为和空间之间的关系。研究表明,球场上的主要活动是运动活动,街道供应商只在确定的地点和时间移动。行为有时存在于线性模式中,形成在中间的随机模式。最多样化活动的片段是美国城市公共空间的一个很好的支持因素。公共空间benefit人在提供各种各样的设施时,这样的重复和练习,以及在一个部分地点和时间内的街头vendors
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
16
审稿时长
10 weeks
期刊最新文献
Analysis of Airflow in Corridors, Staircases, and Voids using Exhaust Fans Sociocultural Space in Lampung Architectural Buildings The Development of the Dutch Colonial Settlement in the City of Yogyakarta after the Implementation of the Decentralisatie Wet Policy (1903-1942) Policy Analysis on Green Open Space Planning in Bandar Lampung City Ecological Perspective on Architecture: A Study of Arsitektur Nusantara As Adapting Form in Tropical Environment
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1