PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SISTEM SENAM DUPA (SEKALI TANAM DUA KALI PANEN) DENGAN PETANI PADI SISTEM KONVENSIONAL DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
{"title":"PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SISTEM SENAM DUPA (SEKALI TANAM DUA KALI PANEN) DENGAN PETANI PADI SISTEM KONVENSIONAL DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR","authors":"Rizki Gemala Busyra, Rogayah Rogayah","doi":"10.33087/mea.v2i2.24","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"One of the efforts to improve rice production and productivity In Provinsi Jambi is by using Senam Dua (Sekali Tanam Dua Kali Panen). Senam Dupa means one-time cultivation with two harvests, a rice-farming approach in tidal land that combines traditional rice cultivation systems (Crop Index 100 local rice varieties) with intensive farming (high-yielding variety) in one overlay to achieve Crop Index 180. Kecamatan Berbak is one of the rice production centers in Tanjung Jabung Timur, Jambi. Senam Dupa has been introduced in order to increase rice production In Kecamatan Berbak. This is due to the tidal type of rice field in Kecamatan Berbak, and difficult water regulation, so it is not possible to plant two times. The increased rice production and productivity will be followed by increased farmers income. The purpose of this research are to know the income of rice farming that using Senam Dupa system and conventional system, and to see the difference of farmer income. This research uses primary data that obtained from farmer interviews with a questionnaire guide. Then the obtained data is tabulated and processed with SPSS software. The analysis methode used in this research is the difference of two means test methode. The results of this research indicate that Zhitung (5,099) ≥ Ztabel (1,645), so that the hypothesis stating that the income of Senam Dupa is higher than the conventional rice farmers is acceptable. Senam Dupa rice farmers income Rp. 2,050,588,7 /ha/month at 95% degree of confidence significantly higher than the income of conventional rice farmers that is equal to Rp. 1.770.083.06 /Ha/month. Keyword : Senam Dupa, Kecamatan Berbak, Farmer Income. Salah satu upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi Di Provinsi Jambi adalah dengan cara Senam Dupa (Sekali Tanam Dua Kali Panen). Teknologi Senam Dupa diistilahkan dengan sekali menanam dua kali panen, yaitu sebuah pendekatan usaha tani padi di lahan pasang surut yang memadukan sistem budidaya padi tradisional (IP 100 varietas padi lokal) dengan pertanian intensif (varietas unggul) dalam satu hamparan sehingga mencapai IP 180. Kecamatan Berbak merupakan salah satu kecamatan sentra produksi padi yang terdapat pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Guna peningkatan produksi padi Di Kecamatan Berbak telah diperkenalkan sistem Senam Dupa. Hal ini dikarenakan jenis sawah pada Kecamatan Berbak adalah sawah pasang surut, dan pengaturan tata air tidak mudah, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman dua kali. Peningkatan produksi dan produktivitas padi akan diikuti dengan peningkatan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha tani padi yang menerapkan sistem Senam Dupa dan sistem konvensional, serta melihat perbedaan pendapatan petani yang menerapkan sistem Senam Dupa dan petani yang menerapkan sistem konvensional. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari wawancara petani dengan panduan kuesioner, kemudian data yang diperoleh ditabulasi, dan diolah dengan software SPSS. Metode analisis yang digunakan adalah metode uji beda dua rata-rata. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Z hitung (5,099) ≥ Z tabel (1,645) sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan petani padi sistem Senam Dupa yang lebih tinggi dari petani padi sistem Konvensional dapat diterima. Pendapatan petani padi sistem Senam Dupa Rp. 2.050.588,7 /Ha/bulan secara signifikan pada derajat kepercayaan 95% lebih tinggi dari pendapatan petani padi sistem Konvensional yaitu sebesar Rp. 1.770.083,06 /Ha/bulan. Kata Kunci : Senam Dupa, Kecamatan Berbak, Pendapatan Petani Padi","PeriodicalId":43381,"journal":{"name":"MEANJIN","volume":"2 1","pages":"69-77"},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2017-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MEANJIN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33087/mea.v2i2.24","RegionNum":4,"RegionCategory":"文学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"LITERARY REVIEWS","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
One of the efforts to improve rice production and productivity In Provinsi Jambi is by using Senam Dua (Sekali Tanam Dua Kali Panen). Senam Dupa means one-time cultivation with two harvests, a rice-farming approach in tidal land that combines traditional rice cultivation systems (Crop Index 100 local rice varieties) with intensive farming (high-yielding variety) in one overlay to achieve Crop Index 180. Kecamatan Berbak is one of the rice production centers in Tanjung Jabung Timur, Jambi. Senam Dupa has been introduced in order to increase rice production In Kecamatan Berbak. This is due to the tidal type of rice field in Kecamatan Berbak, and difficult water regulation, so it is not possible to plant two times. The increased rice production and productivity will be followed by increased farmers income. The purpose of this research are to know the income of rice farming that using Senam Dupa system and conventional system, and to see the difference of farmer income. This research uses primary data that obtained from farmer interviews with a questionnaire guide. Then the obtained data is tabulated and processed with SPSS software. The analysis methode used in this research is the difference of two means test methode. The results of this research indicate that Zhitung (5,099) ≥ Ztabel (1,645), so that the hypothesis stating that the income of Senam Dupa is higher than the conventional rice farmers is acceptable. Senam Dupa rice farmers income Rp. 2,050,588,7 /ha/month at 95% degree of confidence significantly higher than the income of conventional rice farmers that is equal to Rp. 1.770.083.06 /Ha/month. Keyword : Senam Dupa, Kecamatan Berbak, Farmer Income. Salah satu upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi Di Provinsi Jambi adalah dengan cara Senam Dupa (Sekali Tanam Dua Kali Panen). Teknologi Senam Dupa diistilahkan dengan sekali menanam dua kali panen, yaitu sebuah pendekatan usaha tani padi di lahan pasang surut yang memadukan sistem budidaya padi tradisional (IP 100 varietas padi lokal) dengan pertanian intensif (varietas unggul) dalam satu hamparan sehingga mencapai IP 180. Kecamatan Berbak merupakan salah satu kecamatan sentra produksi padi yang terdapat pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Guna peningkatan produksi padi Di Kecamatan Berbak telah diperkenalkan sistem Senam Dupa. Hal ini dikarenakan jenis sawah pada Kecamatan Berbak adalah sawah pasang surut, dan pengaturan tata air tidak mudah, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman dua kali. Peningkatan produksi dan produktivitas padi akan diikuti dengan peningkatan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha tani padi yang menerapkan sistem Senam Dupa dan sistem konvensional, serta melihat perbedaan pendapatan petani yang menerapkan sistem Senam Dupa dan petani yang menerapkan sistem konvensional. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari wawancara petani dengan panduan kuesioner, kemudian data yang diperoleh ditabulasi, dan diolah dengan software SPSS. Metode analisis yang digunakan adalah metode uji beda dua rata-rata. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Z hitung (5,099) ≥ Z tabel (1,645) sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan petani padi sistem Senam Dupa yang lebih tinggi dari petani padi sistem Konvensional dapat diterima. Pendapatan petani padi sistem Senam Dupa Rp. 2.050.588,7 /Ha/bulan secara signifikan pada derajat kepercayaan 95% lebih tinggi dari pendapatan petani padi sistem Konvensional yaitu sebesar Rp. 1.770.083,06 /Ha/bulan. Kata Kunci : Senam Dupa, Kecamatan Berbak, Pendapatan Petani Padi
期刊介绍:
Meanjin was founded in Brisbane by Clem Christesen (the name, pronounced Mee-an-jin, is derived from an Aboriginal word for the finger of land on which central Brisbane sits) in 1940. It moved to Melbourne in 1945 at the invitation of the University of Melbourne. It currently receives funding from the university, the Literature Fund of the Australia Council for the Arts, CAL and Arts Victoria as well as receiving vital support through subscriptions and other sales.