Konsep Hukum Whistleblower dalam Hukum Positif Indonesia

Yasmin Khairiyyah, D. Agustina
{"title":"Konsep Hukum Whistleblower dalam Hukum Positif Indonesia","authors":"Yasmin Khairiyyah, D. Agustina","doi":"10.32801/lamlaj.v5i2.163","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Terminologi Whistleblower mulai diperkenalkan di Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam undang-undang tersebut, whistleblower dikenal dengan istilah Pelapor. Meski begitu, hingga saat ini Indonesia belum mengatur secara komprehensif terkait Pelapor sehingga memberikan implikasi terhadap sempitnya konsep hukum Pelapor. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsep Pelapor dalam hukum positif di Indonesia saat ini dan untuk diadakannya legal reform terhadap konsep hukum Pelapor di Indonesia. Metode penelitian adalah yuridis-normatif dengan menggunakan pendekatan konseptual dan pendekatan perbandingan hukum secara mikro pada tingkatan legal concept. Hasil penelitian ini (1) Konsep hukum Pelapor dalam aturan hukum positif di Indonesia saat ini menekankan Pelapor sebagai seorang yang mengetahui dan memberikan laporan terkait tindak pidana tertentu yang bersifat serius maupun tindak pidana lainnya yang bersifat terorganisir yang mana hanya berorientasi pada penegakan hukum. (2) Konsep hukum Pelapor di Indonesia di masa yang akan datang akan memperluas tindak pidana yang dapat dilaporkan oleh Pelapor yaitu dengan tindak memberikan batasan terhadap bentuk tindak pidana dan tidak hanya berorientasi pada penegakan hukum namun juga penanggulangan dengan merujuk pada aturan mengenai Whistleblower yang ada di Afrika Selatan yaitu Witness Protection Act 112 of 1998 dan Protected Disclosures Act 26 of 2000.","PeriodicalId":31238,"journal":{"name":"Lambung Mangkurat Law Journal","volume":"5 1","pages":"215-229"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Lambung Mangkurat Law Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32801/lamlaj.v5i2.163","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Terminologi Whistleblower mulai diperkenalkan di Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam undang-undang tersebut, whistleblower dikenal dengan istilah Pelapor. Meski begitu, hingga saat ini Indonesia belum mengatur secara komprehensif terkait Pelapor sehingga memberikan implikasi terhadap sempitnya konsep hukum Pelapor. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsep Pelapor dalam hukum positif di Indonesia saat ini dan untuk diadakannya legal reform terhadap konsep hukum Pelapor di Indonesia. Metode penelitian adalah yuridis-normatif dengan menggunakan pendekatan konseptual dan pendekatan perbandingan hukum secara mikro pada tingkatan legal concept. Hasil penelitian ini (1) Konsep hukum Pelapor dalam aturan hukum positif di Indonesia saat ini menekankan Pelapor sebagai seorang yang mengetahui dan memberikan laporan terkait tindak pidana tertentu yang bersifat serius maupun tindak pidana lainnya yang bersifat terorganisir yang mana hanya berorientasi pada penegakan hukum. (2) Konsep hukum Pelapor di Indonesia di masa yang akan datang akan memperluas tindak pidana yang dapat dilaporkan oleh Pelapor yaitu dengan tindak memberikan batasan terhadap bentuk tindak pidana dan tidak hanya berorientasi pada penegakan hukum namun juga penanggulangan dengan merujuk pada aturan mengenai Whistleblower yang ada di Afrika Selatan yaitu Witness Protection Act 112 of 1998 dan Protected Disclosures Act 26 of 2000.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
告密者在印尼积极法律中的法律概念
告密者的术语于1999年在印尼共和国第31号《消除腐败罪行》中首次出现在印尼。在这项法律中,告密者被称为告密者。然而,到目前为止,印度尼西亚还没有对告密者进行全面的组织,从而对告密者的法律概念产生影响。研究的目的是确定目前印尼的积极法律上的告密者的概念,并使其合法改革对印尼告密者的法律概念。研究方法是一种规范,采用在法律层面上的微观法律比较方法。本研究的结果(1)印尼正法律规则中的告密者法律概念目前强调,告密者既知道并提供有关某些严重或其他有组织犯罪的报告,而这些犯罪仅以执法为导向。(2)法律概念将来的事会发生在印尼扩大报告员报告的报告员,即可以付诸行动的重罪给限制对重罪的形式,不仅注重执法也有指的是规则的告密者的对策在南非112即证人保护法案》1998年和2000年的保护了Disclosures Act) 26。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
17
审稿时长
3 weeks
期刊最新文献
Law Enforcement Against Perpetrators of the Crime of Burning Peatlands in Banjar Regency Company Loans in Procurement of Goods Services Government Corruption Perspectives Forced Marriage as an Unlawful Act in Indonesia: A Comparative Analysis Legal Protection of Peer to Peer Lending Loans in Standard Agreements Based on Legal Assurance Theory Implementation of Sustainable Plantation Principles Through Indonesian Sustainable Palm Oil in North Aceh Regency
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1