Desak Putu Kristian Purnamiasih, Ganjar Unggul Pamenang
{"title":"Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin","authors":"Desak Putu Kristian Purnamiasih, Ganjar Unggul Pamenang","doi":"10.46815/jk.v12i1.145","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir, terutama pada minggu pertama kehidupan. Hiperbilirubinemia banyak terjadi pada bayi berat lahir < 2500 gram atau bayi yang lahir dari ibu dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Penanganan hiperbilirubinemia menggunakan beberapa terapi standar yaitu foto terapi, transfusi tukar atau kombinasi foto terapi dan transfusi tukar. Pijatan yang diberikan pada bayi dapat meningkatkan fungsi pencernaan melalui peningkatan intake nutrisi dan eliminasi yang secara langsung akan membantu mengurangi kadar bilirubin serum bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kadar bilirubin pada bayi yang mengalami hiperbilirubinemia. Metode yang digunakan adalah literature review yang didapatkan dari 11 artikel publikasi diantaranya melalui google scholar, PubMed, dan Science Direct dalam rentang tahun 2019-2021. Hasil dari literature review menunjukkan bahwa pijatan pada seluruh tubuh bayi mempengaruhi motilitas saluran cerna, meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limfe serta sirkulasi enterohepatik, meningkatkan jumlah urine sebagai media untuk mengeluarkan bilirubin. Kenyamanan yang diperoleh bayi selama proses pijatan sangat mempengaruhi kadar serotonin pada bayi dan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi saluran pencernaan. Peningkatan fungsi saluran pencernaan akan meningkatkan intake nutrisi dan eliminasi dari saluran pencernaan dan perkemihan. Peningkatan fungsi saluran pencernaan yang dibuktikan dengan peningkatan intake nutrisi akan membantu proses konjugasi bilirubin, sedangkan peningkatan defekasi dan eliminasi urine akan membantu mengeluarkan bilirubin terkonjugasi.","PeriodicalId":17739,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46815/jk.v12i1.145","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir, terutama pada minggu pertama kehidupan. Hiperbilirubinemia banyak terjadi pada bayi berat lahir < 2500 gram atau bayi yang lahir dari ibu dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Penanganan hiperbilirubinemia menggunakan beberapa terapi standar yaitu foto terapi, transfusi tukar atau kombinasi foto terapi dan transfusi tukar. Pijatan yang diberikan pada bayi dapat meningkatkan fungsi pencernaan melalui peningkatan intake nutrisi dan eliminasi yang secara langsung akan membantu mengurangi kadar bilirubin serum bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kadar bilirubin pada bayi yang mengalami hiperbilirubinemia. Metode yang digunakan adalah literature review yang didapatkan dari 11 artikel publikasi diantaranya melalui google scholar, PubMed, dan Science Direct dalam rentang tahun 2019-2021. Hasil dari literature review menunjukkan bahwa pijatan pada seluruh tubuh bayi mempengaruhi motilitas saluran cerna, meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limfe serta sirkulasi enterohepatik, meningkatkan jumlah urine sebagai media untuk mengeluarkan bilirubin. Kenyamanan yang diperoleh bayi selama proses pijatan sangat mempengaruhi kadar serotonin pada bayi dan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi saluran pencernaan. Peningkatan fungsi saluran pencernaan akan meningkatkan intake nutrisi dan eliminasi dari saluran pencernaan dan perkemihan. Peningkatan fungsi saluran pencernaan yang dibuktikan dengan peningkatan intake nutrisi akan membantu proses konjugasi bilirubin, sedangkan peningkatan defekasi dan eliminasi urine akan membantu mengeluarkan bilirubin terkonjugasi.