Fani Safitri, Luky Adrianto, Wayan Nurjaya, ¹Departemen Manajemen, Sumberdaya Perairan, F. Perikanan, Ilmu Kelautan
{"title":"Pemetaan Kerapatan Ekosistem Mangrove Menggunakan Analisis Normalized Difference Vegetation Index di Pesisir Kota Semarang","authors":"Fani Safitri, Luky Adrianto, Wayan Nurjaya, ¹Departemen Manajemen, Sumberdaya Perairan, F. Perikanan, Ilmu Kelautan","doi":"10.14710/jkt.v26i2.18173","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Mangrove ecosystem in Semarang City has an important role for survival of the coastal area. This is due to the function of mangroves as a barrier to coastal erosion, wave barrier, carbon producer, as a habitat for biota in coastal areas, as well as improving water quality. However, as time goes by, mangroves condition in coastal of Semarang is decreasing every year and causing coastal disasters such as coastal erosion and tidal flooding which have identically occurred on the coast of Semarang. Mangrove ecosystem area in coastal of Semarang City in 2020 is 163,250 Ha. The aim of this study is to determine the density of mangroves ecosystem from 2013 to 2022 with Landsat 8 and Sentinel 2 satellites. The method used to classify and determine the density of mangroves ecosystem is NDVI or Normalized Difference Vegetation Index. The results of analysis show that the mangrove density in 2013 was 412.889 Ha, while in 2022 it was 142.562 Ha. The density of mangroves has decreased by around 270.327 Ha (65.5%), this is due to erosion, land conversion into pond areas, and recently the construction of the Semarang-Demak sea wall. Whereas Sentinel 2 satellite is better to use because it has better image quality, details, and accuracy to show objects on the earth's surface compared to Landsat 8. Ekosistem mangrove di Kota Semarang memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan hidup wilayah pesisir. Hal tersebut dikarenakan fungsi mangrove sebagai penahan erosi pantai, penahan gelombang, penghasil karbon, sebagai habitat bagi biota di wilayah pesisir, serta memperbaiki kualitas air. Namun seiring perkembangan zaman, kondisi mangrove di pesisir Semarang semakin tahun kian berkurang sehingga menimbulkan bencana pesisir seperti terjadinya erosi pantai dan banjir rob yang telah identik terjadi di pesisir Semarang. Luas ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kota Semarang pada tahun 2020 yaitu seluas 163,250 Ha. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kerapatan ekosistem mangrove dari tahun 2013 hingga 2022 dengan citra satelit Landsat 8 dan citra Sentinel 2. Metode yang digunakan untuk mengelaskan dan mengetahui kerapatan ekosistem mangrove adalah metode NDVI atau Normalized Difference Vegetation Index. Hasil analisa menunjukkan bahwa kerapatan mangrove pada tahun 2013 seluas 412,889 Ha, sedangkan pada tahun 2022 seluas 142,562 Ha. Kerapatan mangrove mengalami penurunan sekitar 270,327 Ha (65,5%), hal tersebut disebabkan karena adanya erosi, alih fungsi lahan menjadi area tambak, serta baru-baru ini yaitu adanya pembangunan tanggul laut Semarang-Demak. Sedangkan citra satelit Sentinel 2 merupakan citra yang lebih baik digunakan karena memiliki kualitas gambar yang lebih bagus, detail, dan akurat untuk menunjukkan obyek dipermukaan bumi dibandingkan dengan citra Landsat 8.","PeriodicalId":53001,"journal":{"name":"Jurnal Kelautan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jkt.v26i2.18173","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Mangrove ecosystem in Semarang City has an important role for survival of the coastal area. This is due to the function of mangroves as a barrier to coastal erosion, wave barrier, carbon producer, as a habitat for biota in coastal areas, as well as improving water quality. However, as time goes by, mangroves condition in coastal of Semarang is decreasing every year and causing coastal disasters such as coastal erosion and tidal flooding which have identically occurred on the coast of Semarang. Mangrove ecosystem area in coastal of Semarang City in 2020 is 163,250 Ha. The aim of this study is to determine the density of mangroves ecosystem from 2013 to 2022 with Landsat 8 and Sentinel 2 satellites. The method used to classify and determine the density of mangroves ecosystem is NDVI or Normalized Difference Vegetation Index. The results of analysis show that the mangrove density in 2013 was 412.889 Ha, while in 2022 it was 142.562 Ha. The density of mangroves has decreased by around 270.327 Ha (65.5%), this is due to erosion, land conversion into pond areas, and recently the construction of the Semarang-Demak sea wall. Whereas Sentinel 2 satellite is better to use because it has better image quality, details, and accuracy to show objects on the earth's surface compared to Landsat 8. Ekosistem mangrove di Kota Semarang memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan hidup wilayah pesisir. Hal tersebut dikarenakan fungsi mangrove sebagai penahan erosi pantai, penahan gelombang, penghasil karbon, sebagai habitat bagi biota di wilayah pesisir, serta memperbaiki kualitas air. Namun seiring perkembangan zaman, kondisi mangrove di pesisir Semarang semakin tahun kian berkurang sehingga menimbulkan bencana pesisir seperti terjadinya erosi pantai dan banjir rob yang telah identik terjadi di pesisir Semarang. Luas ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kota Semarang pada tahun 2020 yaitu seluas 163,250 Ha. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kerapatan ekosistem mangrove dari tahun 2013 hingga 2022 dengan citra satelit Landsat 8 dan citra Sentinel 2. Metode yang digunakan untuk mengelaskan dan mengetahui kerapatan ekosistem mangrove adalah metode NDVI atau Normalized Difference Vegetation Index. Hasil analisa menunjukkan bahwa kerapatan mangrove pada tahun 2013 seluas 412,889 Ha, sedangkan pada tahun 2022 seluas 142,562 Ha. Kerapatan mangrove mengalami penurunan sekitar 270,327 Ha (65,5%), hal tersebut disebabkan karena adanya erosi, alih fungsi lahan menjadi area tambak, serta baru-baru ini yaitu adanya pembangunan tanggul laut Semarang-Demak. Sedangkan citra satelit Sentinel 2 merupakan citra yang lebih baik digunakan karena memiliki kualitas gambar yang lebih bagus, detail, dan akurat untuk menunjukkan obyek dipermukaan bumi dibandingkan dengan citra Landsat 8.
三宝垄市的红树林生态系统对沿海地区的生存具有重要作用。这是由于红树林作为海岸侵蚀的屏障、波浪屏障、碳生产者、作为沿海地区生物区系的栖息地以及改善水质的功能。然而,随着时间的推移,三宝垄海岸的红树林状况每年都在减少,造成了三宝垄海岸同样发生的海岸侵蚀和潮汐洪水等海岸灾害。2020年三宝垄市沿海红树林生态系统面积为163,250公顷。本研究的目的是利用陆地卫星8号和哨兵2号卫星确定2013年至2022年红树林生态系统的密度。红树林生态系统密度分类和确定的方法是NDVI或归一化植被指数。分析结果表明,2013年红树林密度为412.889 Ha, 2022年为142.562 Ha。红树林的密度减少了约270.327公顷(65.5%),这是由于侵蚀、土地转变为池塘区,以及最近三宝朗-德马克海堤的建设。而哨兵2号卫星更好使用,因为与Landsat 8相比,它有更好的图像质量、细节和精度来显示地球表面的物体。生态系统红树林在哥打三宝垄纪念peran yang penting bagi keberlangsungan hidup wilayah perisir。红树群落,红树群落,红树群落,红树群落,红树群落,红树群落,红树群落,红树群落,红树群落。三宝郎主席,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王,红树之王。Luas生态系统红树林的面积为163,250公顷。图juan dari penelitian ini yitu untuk mengetahui kerapatan生态系统红树林dari tahun 2013兴加2022登甘柑橘卫星陆地卫星8号丹柑橘哨兵2号。红树林生态系统NDVI归一化植被指数。Hasil analisa menunjukkan bahwa kerapatan红树林pada tahun 2013年的面积为412,889公顷,sedangkan pada tahun 2022年的面积为142,562公顷。Kerapatan红树林mengalami penurunan sekitar 270,327 Ha (65,5%), haltersebut disebabkan karena adanya erosi, alih funsi lahan menjadi area tambak, serta baru-baru ini yitu adanya pembangunan tanggul laut Semarang-Demak。Sedangkan citra卫星Sentinel 2 merupakan citra yang lebih baik digunakan karena memiliki kualitas gambar yang lebih bagus, detail, dan akurat untuk menunjukkan obyek dipermukaan bumi dibandingkan dengan citra Landsat 8。