Inclusive and Implementable Legal Rules for E-Commerce: A Comparative Study of Indonesia and Vietnam

IF 0.1 Q4 LAW Indonesia Law Review Pub Date : 2020-12-31 DOI:10.15742/ILREV.V10N3.631
N. N. Bich, P. Nguyen
{"title":"Inclusive and Implementable Legal Rules for E-Commerce: A Comparative Study of Indonesia and Vietnam","authors":"N. N. Bich, P. Nguyen","doi":"10.15742/ILREV.V10N3.631","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Both Vietnam and Indonesia have large populations that promise major markets for e-commerce. The two nations record high internet coverage and large numbers of social media users. Recently, the countries have been trying to support e-commerce with new legal rules. In November 2019, Indonesia’s government introduced Government Regulation No. 80 of 2019 on Trading through Electronic Systems (GR 80, 2019). GR 80 requires e-commerce businesses to obtain business licenses, report taxes, and preserve consumer protections and rights. Similarly, Vietnam has issued a number of resolutions and guidelines since its Decree on E-Commerce in 2013 (Decree No. 52/2013/NĐ-CP). While these legal documents cover nearly all aspects of e-commerce, little of their implementability and inclusiveness has been studied. Using the individualized comparison methodology and case studies, the authors analyze the legal rules in the two countries and discover that (i) the e-commerce regulations in both countries lack implementability in terms of connection and interest among stakeholders; (ii) the regulations are implementable for big businesses with formal websites but pose a significant burden for smaller businesses, which ultimately means the lack of inclusiveness. It is recommended for both to work hard and efficiently to set up their immediate response schemes, cooperatively, to expand the participation of small online businesses and multiple other stakeholders. A strategy of cross-border collaboration to build trust in e-commerce for business owners could be studied in the future. \n \nAbstrak \nVietnam dan Indonesia memiliki populasi besar yang menjanjikan ukuran pasar potensial untuk e-commerce. Kedua negara tersebut juga mencatat cakupan internet yang tinggi dan jumlah pengguna media sosial yang besar. Baru-baru ini, kedua negara berusaha mendukung e-commerce dengan aturan hukum baru. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (GR 80, 2019) pada November 2019. GR 80 mewajibkan pelaku usaha e-commerce untuk mendapatkan izin usaha, melaporkan pajak, dan melindungi perlindungan dan hak konsumen. Demikian pula, Vietnam terus mengeluarkan sejumlah resolusi dan keputusan panduan setelah Dekrit tentang E-Commerce tahun 2013. Meskipun dokumen hukum ini mencakup hampir semua aspek e-commerce secara mendetail, hanya sedikit penerapan dan inklusivitas yang telah dipelajari. Dengan menggunakan metodologi perbandingan individual dan studi kasus, penulis menganalisis aturan hukum di kedua negara dan menemukan bahwa: (i) peraturan kedua negara tentang e-commerce kurang dapat diterapkan dalam hal hubungan dan kepentingan di antara para pemangku kepentingan; (ii) peraturan dapat diterapkan untuk bisnis besar dengan situs web formal tetapi membebani bisnis berukuran kecil secara dramatis yang menyiratkan kurangnya inklusivitas. Direkomendasikan bahwa keduanya harus bekerja keras dan efisien untuk menyiapkan skema tanggapan langsung mereka, dengan ramah untuk menyertakan bisnis online kecil dan meningkatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Peta jalan kolaborasi lintas batas untuk meningkatkan kepercayaan pada e-commerce bagi pemilik bisnis dapat dipelajari di masa depan.","PeriodicalId":13484,"journal":{"name":"Indonesia Law Review","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesia Law Review","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15742/ILREV.V10N3.631","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"LAW","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Both Vietnam and Indonesia have large populations that promise major markets for e-commerce. The two nations record high internet coverage and large numbers of social media users. Recently, the countries have been trying to support e-commerce with new legal rules. In November 2019, Indonesia’s government introduced Government Regulation No. 80 of 2019 on Trading through Electronic Systems (GR 80, 2019). GR 80 requires e-commerce businesses to obtain business licenses, report taxes, and preserve consumer protections and rights. Similarly, Vietnam has issued a number of resolutions and guidelines since its Decree on E-Commerce in 2013 (Decree No. 52/2013/NĐ-CP). While these legal documents cover nearly all aspects of e-commerce, little of their implementability and inclusiveness has been studied. Using the individualized comparison methodology and case studies, the authors analyze the legal rules in the two countries and discover that (i) the e-commerce regulations in both countries lack implementability in terms of connection and interest among stakeholders; (ii) the regulations are implementable for big businesses with formal websites but pose a significant burden for smaller businesses, which ultimately means the lack of inclusiveness. It is recommended for both to work hard and efficiently to set up their immediate response schemes, cooperatively, to expand the participation of small online businesses and multiple other stakeholders. A strategy of cross-border collaboration to build trust in e-commerce for business owners could be studied in the future. Abstrak Vietnam dan Indonesia memiliki populasi besar yang menjanjikan ukuran pasar potensial untuk e-commerce. Kedua negara tersebut juga mencatat cakupan internet yang tinggi dan jumlah pengguna media sosial yang besar. Baru-baru ini, kedua negara berusaha mendukung e-commerce dengan aturan hukum baru. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (GR 80, 2019) pada November 2019. GR 80 mewajibkan pelaku usaha e-commerce untuk mendapatkan izin usaha, melaporkan pajak, dan melindungi perlindungan dan hak konsumen. Demikian pula, Vietnam terus mengeluarkan sejumlah resolusi dan keputusan panduan setelah Dekrit tentang E-Commerce tahun 2013. Meskipun dokumen hukum ini mencakup hampir semua aspek e-commerce secara mendetail, hanya sedikit penerapan dan inklusivitas yang telah dipelajari. Dengan menggunakan metodologi perbandingan individual dan studi kasus, penulis menganalisis aturan hukum di kedua negara dan menemukan bahwa: (i) peraturan kedua negara tentang e-commerce kurang dapat diterapkan dalam hal hubungan dan kepentingan di antara para pemangku kepentingan; (ii) peraturan dapat diterapkan untuk bisnis besar dengan situs web formal tetapi membebani bisnis berukuran kecil secara dramatis yang menyiratkan kurangnya inklusivitas. Direkomendasikan bahwa keduanya harus bekerja keras dan efisien untuk menyiapkan skema tanggapan langsung mereka, dengan ramah untuk menyertakan bisnis online kecil dan meningkatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Peta jalan kolaborasi lintas batas untuk meningkatkan kepercayaan pada e-commerce bagi pemilik bisnis dapat dipelajari di masa depan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
包容性和可实施性的电子商务法律规则——印度尼西亚和越南的比较研究
越南和印度尼西亚人口众多,有望成为电子商务的主要市场。这两个国家的互联网覆盖率很高,社交媒体用户数量也很大。最近,这些国家一直试图通过新的法律规则来支持电子商务。2019年11月,印度尼西亚政府出台了关于电子系统交易的2019年第80号政府法规(GR802019)。GR 80要求电子商务企业获得营业执照,申报税款,并维护消费者保护和权利。同样,自2013年颁布《电子商务法令》(第52/2013/Nö-CP号法令)以来,越南也发布了一系列决议和准则。虽然这些法律文件几乎涵盖了电子商务的所有方面,但对其可实施性和包容性的研究很少。采用个性化的比较方法和案例研究,作者分析了两国的法律规则,发现(i)两国的电子商务法规在利益相关者之间的联系和利益方面缺乏可执行性;(ii)这些规定对拥有正式网站的大企业来说是可以实施的,但对小企业来说是一个巨大的负担,这最终意味着缺乏包容性。建议双方努力高效地合作建立即时响应计划,以扩大小型在线企业和其他多个利益相关者的参与。未来可以研究跨境合作战略,为企业主建立对电子商务的信任。Abstrac越南和印度尼西亚人口众多,有望成为电子商务的潜在市场规模。两国的互联网覆盖率也很高,社交媒体用户也很多。最近,两国都试图通过新的法律来支持电子商务。印度尼西亚政府于2019年11月推出了关于电子交易的2019年第80号政府规则(GR802019)。GR 80要求电子商务运营商获得商业许可,申报税款,并保护消费者权益。此外,越南在2013年颁布《电子商务法令》后继续发布了一系列决议和指导方针。尽管这份法律文件几乎详细涵盖了电子商务的所有方面,但只了解了少数应用和包容性。通过个人比较方法和案例研究,作者分析了两国的法律,发现:(i)两国关于电子商务的规则在我的利益开发者之间的关系和利益方面不适用(ii)规则可以适用于拥有正式网站的大企业,但会大幅扩展包容性较差的小企业。它建议他们努力高效地准备直接反馈计划,以友好的方式吸引小型在线企业,并增加各种利益相关者的参与。未来可以学习跨境合作的路线图,以增强企业主对电子商务的信任。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
CiteScore
0.80
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
14 weeks
期刊最新文献
Limiting the Legality of Determining Suspects in Indonesia Pre-Trial System Understanding the Role of Consent in Data Protection Regime: How Indonesia Can Learn From the GDPR Simple, Speedy, and Low Cost Trial : A Panacea For Corruption in Indonesia? THE ADMISSIBILITY OF EARTH OBSERVATION DATA IN LEGAL PROCEEDINGS: A CLOSER LOOK TOWARDS DATA IMAGING CRIMINISTRATIVE LAW: DEVELOPMENTS AND CHALLENGES IN INDONESIA
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1