{"title":"Dialectic of Baduy Community in Meaning Reality of General Election 2014","authors":"Karman Karman","doi":"10.20422/JPK.V17I2.9","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masyarakat Baduy Banten taat pada aturan adat ( pikukuh karuhun ), antara lain lunang (ikut yang menang), ngasuh rati , ngayak menak . Namun, jumlah pemilih pada masyarakat Baduy justru meningkat dari tahun 2013 sampai 2014. Mereka memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukan pemimpin mereka. Perubahan sikap sosio-politik tersebut berkaitan dengan perubahan konstruksi masyarakat terhadap realitas politik sendiri. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana masyarakat Baduy mengonstruksi, merekonstruksi realitas pemilihan umum (pemilu). Penelitian bertujuan ingin memahami konstruksi realitas masyarakat Baduy terhadap kegiatan pemilu, pemahaman mereka tentang kewajiban pemilu, proses adaptasi dari perbedaan realitas dan struktur sosial yang berada di luar mereka. Dengan menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial Berger dan teori Adaptasi Struktur Giddens, penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Baduy mengobjektifikasi pemilu, berpartisipasi dalam pemilu sebagai wujud ketaatan pada aturan adat. Pemahaman kewajiban pemilu dilegitimasi oleh pejabat pada struktur adat ( jaro pamarentah ), dalam menghadapi dualisme struktur yang berbeda ini, mereka beradaptasi terhadap perbedaan realitas tadi.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20422/JPK.V17I2.9","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Masyarakat Baduy Banten taat pada aturan adat ( pikukuh karuhun ), antara lain lunang (ikut yang menang), ngasuh rati , ngayak menak . Namun, jumlah pemilih pada masyarakat Baduy justru meningkat dari tahun 2013 sampai 2014. Mereka memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukan pemimpin mereka. Perubahan sikap sosio-politik tersebut berkaitan dengan perubahan konstruksi masyarakat terhadap realitas politik sendiri. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana masyarakat Baduy mengonstruksi, merekonstruksi realitas pemilihan umum (pemilu). Penelitian bertujuan ingin memahami konstruksi realitas masyarakat Baduy terhadap kegiatan pemilu, pemahaman mereka tentang kewajiban pemilu, proses adaptasi dari perbedaan realitas dan struktur sosial yang berada di luar mereka. Dengan menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial Berger dan teori Adaptasi Struktur Giddens, penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Baduy mengobjektifikasi pemilu, berpartisipasi dalam pemilu sebagai wujud ketaatan pada aturan adat. Pemahaman kewajiban pemilu dilegitimasi oleh pejabat pada struktur adat ( jaro pamarentah ), dalam menghadapi dualisme struktur yang berbeda ini, mereka beradaptasi terhadap perbedaan realitas tadi.