{"title":"Crisis and Communication among Rural Poor People","authors":"Agus Ganjar Runtiko, Tri Nugroho Adi, W. Novianti","doi":"10.20422/JPK.V18I1.16","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Efek krisis seringkali berlipat ganda pada wilayah miskin perdesaan yang rata-rata terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Kesulitan koordinasi, serta kendala transportasi menjadi alasan utamanya. Faktor lain yang tidak boleh diabaikan ketika krisis adalah komunikasi. Krisis akan terjadi berkepanjangan apabila saluran-saluran komunikasi dalam masyarakat tersumbat. Komunikasi vertikal antara masyarakat dengan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, maupun komunikasi horisontal antarsesama warga masyarakat merupakan dua hal utama yang harus dibangun ketika terjadi krisis. Penelitian ini menetapkan 3 (tiga) target khusus, yaitu: (1) Mendapatkan gambaran komprehensif pengetahuan masyarakat miskin perdesaan tentang krisis dan potensi dampaknya, (2) Menemukan permasalahan krisis yang dihadapi oleh masyarakat miskin perdesaan, (3) Menginventarisasi permasalahan komunikasi ketika dalam situasi krisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengadakan FGD terhadap 40 orang informan yang dipilih secara purposif, selanjutnya dipilih lagi 8 orang yang diwawancara secara mendalam, ditambah informan pendukung lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat di dua lokasi tersebut telah memahami krisis yang dihadapinya. Pemahaman ini didasari pada pengalaman mereka berhadapan dengan krisis tersebut. Masyarakat berpendapat krisis ekonomi sebagai hal pertama yang harus diselesaikan. Penyelesaian krisis seharusnya berbasis kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga tidak menimbulkan krisis baru.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20422/JPK.V18I1.16","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Efek krisis seringkali berlipat ganda pada wilayah miskin perdesaan yang rata-rata terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Kesulitan koordinasi, serta kendala transportasi menjadi alasan utamanya. Faktor lain yang tidak boleh diabaikan ketika krisis adalah komunikasi. Krisis akan terjadi berkepanjangan apabila saluran-saluran komunikasi dalam masyarakat tersumbat. Komunikasi vertikal antara masyarakat dengan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, maupun komunikasi horisontal antarsesama warga masyarakat merupakan dua hal utama yang harus dibangun ketika terjadi krisis. Penelitian ini menetapkan 3 (tiga) target khusus, yaitu: (1) Mendapatkan gambaran komprehensif pengetahuan masyarakat miskin perdesaan tentang krisis dan potensi dampaknya, (2) Menemukan permasalahan krisis yang dihadapi oleh masyarakat miskin perdesaan, (3) Menginventarisasi permasalahan komunikasi ketika dalam situasi krisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengadakan FGD terhadap 40 orang informan yang dipilih secara purposif, selanjutnya dipilih lagi 8 orang yang diwawancara secara mendalam, ditambah informan pendukung lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat di dua lokasi tersebut telah memahami krisis yang dihadapinya. Pemahaman ini didasari pada pengalaman mereka berhadapan dengan krisis tersebut. Masyarakat berpendapat krisis ekonomi sebagai hal pertama yang harus diselesaikan. Penyelesaian krisis seharusnya berbasis kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga tidak menimbulkan krisis baru.