{"title":"Biosintesis dan karakterisasi nanopartikel tembaga oksida (CuO) menggunakan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)","authors":"Efrilia R Rahmawati, Nazriati Nazriati","doi":"10.36706/jtk.v28i3.1232","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan nanopartikel telah berkembang pesat dalam berbagai bidang menyebabkan kebutuhan nanopartikel meningkat. Nanopartikel menjadi material yang banyak diminati karena memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan material jenis lain seperti raw material dan material yang berukuran lebih besar dari nanopartikel. Salah satu nanopartikel yang dikembangkan adalah nanopartikel CuO. Nanopartikel CuO umumnya disintesis dengan metode kimia dan fisika. Metode kimia dan fisika memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Alternatif metode yang dapat digunakan adalah biosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan biosintesis nanopartikel CuO menggunakan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.). Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) berperan sebagai agen capping dan penstabil dalam pembentukan nanopartikel CuO. Biosintesis nanopartikel CuO berhasil dilakukan dengan ditunjukkannya puncak-puncak pada difraktogram XRD pada sudut 2θ: 32,5°; 35,5°; 38,77°; 46,3°; 48,77°; 53,48°; 58,28°; 61,55°; 66,28°; 66,28°; 68,04°; 72,44°; 75,08°; dan 82,77° dan diperoleh pita serapan FTIR pada bilangan gelombang 594 dan 469 cm-1. Hasil Penelitian menunjukkan nanopartikel CuO memiliki ukuran partikel pada pH 10, 11, dan 12 secara berturut-turut sebesar 24,04; 23,84; dan 22,68 nm dengan morfologi berbentuk lempengan serta nilai energi celah pita nanopartikel CuO yang diperoleh sebesar 5,25 eV.","PeriodicalId":52562,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36706/jtk.v28i3.1232","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penggunaan nanopartikel telah berkembang pesat dalam berbagai bidang menyebabkan kebutuhan nanopartikel meningkat. Nanopartikel menjadi material yang banyak diminati karena memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan material jenis lain seperti raw material dan material yang berukuran lebih besar dari nanopartikel. Salah satu nanopartikel yang dikembangkan adalah nanopartikel CuO. Nanopartikel CuO umumnya disintesis dengan metode kimia dan fisika. Metode kimia dan fisika memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Alternatif metode yang dapat digunakan adalah biosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan biosintesis nanopartikel CuO menggunakan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.). Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) berperan sebagai agen capping dan penstabil dalam pembentukan nanopartikel CuO. Biosintesis nanopartikel CuO berhasil dilakukan dengan ditunjukkannya puncak-puncak pada difraktogram XRD pada sudut 2θ: 32,5°; 35,5°; 38,77°; 46,3°; 48,77°; 53,48°; 58,28°; 61,55°; 66,28°; 66,28°; 68,04°; 72,44°; 75,08°; dan 82,77° dan diperoleh pita serapan FTIR pada bilangan gelombang 594 dan 469 cm-1. Hasil Penelitian menunjukkan nanopartikel CuO memiliki ukuran partikel pada pH 10, 11, dan 12 secara berturut-turut sebesar 24,04; 23,84; dan 22,68 nm dengan morfologi berbentuk lempengan serta nilai energi celah pita nanopartikel CuO yang diperoleh sebesar 5,25 eV.