{"title":"NEUROENDOKRINOLOGI MELASMA","authors":"Lili Legiawati, Nitish Basant Adnani","doi":"10.33820/mdvi.v46i2.64","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Melasma adalah kelainan hipermelanosis didapat, ditandai dengan makula hiperpigmentasi yang terdistribusi secara simetris pada bagian tubuh yang terpajan sinar matahari, terutama wajah. Patogenesis kondisi ini belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor telah diketahui berkaitan dengan terjadinya melasma, yang tidak berdiri sendiri.Sistem neuroendokrinologi pada kulit berperan secara lokal dan sistemik melalui jaras humoral dan neurologis untuk menginduksi perubahan vaskular, imunitas, atau pigmen. Sistem ini juga berfungsi menjaga dan memelihara integritas struktur dan fungsi kulit, dan penting dalam homeostasis kulit. Perubahan pada sistem neuroendokrinologi kulit dapat berpengaruh dalam berbagai jenis kelainan kulit, salah satunya melasma. Keterlibatan neurologis pada melasma terutama berhubungan dengan peningkatan ekspresi nerve growth factor receptor (NGFR) dan neural endopeptidase (NEP) serta hipertrofi serabut saraf dermis. Terkait dengan faktor endokrin sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang konsisten mengenai keterlibatan hormon estrogen, progesteron dan hipofisa. Mekanisme patogenesis melasma bersifat heterogen. Pemahaman patogenesis khususnya aspek neuroendokrinologi dapat memberikan terobosan untuk menyelesaikan kesulitan terapi melasma.Kata kunci: hormone, neuroendokrin, melasma, patogenesis","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"93 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i2.64","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Melasma adalah kelainan hipermelanosis didapat, ditandai dengan makula hiperpigmentasi yang terdistribusi secara simetris pada bagian tubuh yang terpajan sinar matahari, terutama wajah. Patogenesis kondisi ini belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor telah diketahui berkaitan dengan terjadinya melasma, yang tidak berdiri sendiri.Sistem neuroendokrinologi pada kulit berperan secara lokal dan sistemik melalui jaras humoral dan neurologis untuk menginduksi perubahan vaskular, imunitas, atau pigmen. Sistem ini juga berfungsi menjaga dan memelihara integritas struktur dan fungsi kulit, dan penting dalam homeostasis kulit. Perubahan pada sistem neuroendokrinologi kulit dapat berpengaruh dalam berbagai jenis kelainan kulit, salah satunya melasma. Keterlibatan neurologis pada melasma terutama berhubungan dengan peningkatan ekspresi nerve growth factor receptor (NGFR) dan neural endopeptidase (NEP) serta hipertrofi serabut saraf dermis. Terkait dengan faktor endokrin sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang konsisten mengenai keterlibatan hormon estrogen, progesteron dan hipofisa. Mekanisme patogenesis melasma bersifat heterogen. Pemahaman patogenesis khususnya aspek neuroendokrinologi dapat memberikan terobosan untuk menyelesaikan kesulitan terapi melasma.Kata kunci: hormone, neuroendokrin, melasma, patogenesis