{"title":"MEMBANGUN KAMPUNG ADAT DAN JUGA MELAWAN INVESTASI: ARTIKULASI ADAT DI KABUPATEN JAYAPURA, PAPUA","authors":"I. N. Suryawan","doi":"10.14203/jmi.v48i1.1179","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini bertitik tolak dari argumen yang ditawarkan oleh Li (2000) bahwa mengartikulasikan adat sarat dengan berbagai kepentingan sekaligus juga pemihakan. Artikulasi adat di Kabupaten Jayapura menunjukkan dua sisi yang saling bertentangan. Artikulasi adat untuk pembentukan kampung adat berelasi dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk pemberdayaan dan mengangkat jati diri masyarakat adat dengan bekerjasama dengan aktivis dan organisasi masyarakat sipil. Sedangkan artikulasi adat yang dilakukan oleh ORPA (Organisasi Perempuan Adat) Suku Namblong yang berada di bawah DAS (Dewan Adat Suku Namblong) berjuang untuk melawan investasi sawit yang masuk ke wilayah mereka yang sering disebut Lembah Grime, Kabupaten Jayapura. Kedua artikulasi adat tersebut menunjukkan bahwa menggunakan wacana dan praktik adat menjadi sangat lentur dan kompleks. Konteks struktur ekonomi politik kampung juga menjadi tantangan dan berdampak penting bagi artikulasi adat itu diterjemahkan. Argumen artikel ini adalah perlunya melihat adat sebagai sebentuk gerakan yang di dalamnya kompleksitas, kolaborasi, dan keterlibatan komunitas adat dalam memposisikan dirinya untuk terlibat dalam gerakan sosial yang lebih luas.","PeriodicalId":20616,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14203/jmi.v48i1.1179","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Artikel ini bertitik tolak dari argumen yang ditawarkan oleh Li (2000) bahwa mengartikulasikan adat sarat dengan berbagai kepentingan sekaligus juga pemihakan. Artikulasi adat di Kabupaten Jayapura menunjukkan dua sisi yang saling bertentangan. Artikulasi adat untuk pembentukan kampung adat berelasi dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk pemberdayaan dan mengangkat jati diri masyarakat adat dengan bekerjasama dengan aktivis dan organisasi masyarakat sipil. Sedangkan artikulasi adat yang dilakukan oleh ORPA (Organisasi Perempuan Adat) Suku Namblong yang berada di bawah DAS (Dewan Adat Suku Namblong) berjuang untuk melawan investasi sawit yang masuk ke wilayah mereka yang sering disebut Lembah Grime, Kabupaten Jayapura. Kedua artikulasi adat tersebut menunjukkan bahwa menggunakan wacana dan praktik adat menjadi sangat lentur dan kompleks. Konteks struktur ekonomi politik kampung juga menjadi tantangan dan berdampak penting bagi artikulasi adat itu diterjemahkan. Argumen artikel ini adalah perlunya melihat adat sebagai sebentuk gerakan yang di dalamnya kompleksitas, kolaborasi, dan keterlibatan komunitas adat dalam memposisikan dirinya untuk terlibat dalam gerakan sosial yang lebih luas.