{"title":"PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING","authors":"Rina Hizriyani","doi":"10.32534/JJB.V8I2.1722","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting adalah masalah kekurangan gizi yang kronis dikarenakan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dimana tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Stunting terjadi akibat kurangnya supan nutrisi pada bayi bahkan sejak saat masih di dalam kandungan. Menurut WHO, kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus kehamilan. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia kedepannya, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek) saja, akan tetapi juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi dalam pendidikan, produktivitas dan kreativitas. Salah satu pencegahan stunting yang dilakukan oleh pemerintah yakni berfokus pada pendekatan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenalkan kepada bayi. Dua tahun pertama kehidupan anak, atau dikenal dengan 1.000 hari pertama adalah masa yang kritis bagi tumbuh kembangnya. Pada waktu inilah bayi harus memperoleh asupan gizi yang cukup dan tepat supaya ia tidak menderita malnutrisi yang dapat berujung pada stunting. Pemberian ASI eksklusif merupakan cara termudah untuk terpenuhinya kebutuhan nutrisi bayi. Manfaat ASI eksklusif telah terbukti membantu anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga meminimalisir risiko terjadinya stunting pada anak. . Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi dalam bidang apapun.","PeriodicalId":34470,"journal":{"name":"Jurnal PGPAUD Trunojoyo","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"7","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal PGPAUD Trunojoyo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32534/JJB.V8I2.1722","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Abstract
Stunting adalah masalah kekurangan gizi yang kronis dikarenakan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dimana tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Stunting terjadi akibat kurangnya supan nutrisi pada bayi bahkan sejak saat masih di dalam kandungan. Menurut WHO, kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus kehamilan. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia kedepannya, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek) saja, akan tetapi juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi dalam pendidikan, produktivitas dan kreativitas. Salah satu pencegahan stunting yang dilakukan oleh pemerintah yakni berfokus pada pendekatan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenalkan kepada bayi. Dua tahun pertama kehidupan anak, atau dikenal dengan 1.000 hari pertama adalah masa yang kritis bagi tumbuh kembangnya. Pada waktu inilah bayi harus memperoleh asupan gizi yang cukup dan tepat supaya ia tidak menderita malnutrisi yang dapat berujung pada stunting. Pemberian ASI eksklusif merupakan cara termudah untuk terpenuhinya kebutuhan nutrisi bayi. Manfaat ASI eksklusif telah terbukti membantu anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga meminimalisir risiko terjadinya stunting pada anak. . Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi dalam bidang apapun.