{"title":"KEARIFAN LOKAL DALIHAN NATOLU SEBAGAI BINGKAI TIGA PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KAWASAN DANAU TOBA.","authors":"D. Simatupang","doi":"10.24832/JK.V12I2.246","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakTulisan ini bertujuan mengkaji salah satu warisan budaya etnik Batak, yaitu kearifan lokal dalihan natolu, yang dikaitkan dengan pembangunan kawasan Danau Toba. Sudah sejak beberapa tahun ini geliat pembangunan kawasan Danau Toba semakin ditingkatkan secara lebih pesat, namun menimbulkan kekhawatiran akan dampak kerusakan lingkungan yang bisa saja muncul. Seiring telah disahkannya Peraturan Presiden RI Nomor 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, dirasakan penting untuk melihat kawasan Danau Toba dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yakni: ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Permasalahan yang diangkat adalah: Bagaimana peranan kearifan lokal dalihan natolu dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan kawasan Danau Toba? Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis jaringan sosial, mencoba menempatkan dan menjelaskan posisi penting sistem kekerabatan dalihan natolu masyarakat sekitar kawasan Danau Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalihan natolu sebagai bagian dari aspek budaya, memiliki posisi penting dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan kawasan Danau Toba.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"378 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/JK.V12I2.246","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
AbstrakTulisan ini bertujuan mengkaji salah satu warisan budaya etnik Batak, yaitu kearifan lokal dalihan natolu, yang dikaitkan dengan pembangunan kawasan Danau Toba. Sudah sejak beberapa tahun ini geliat pembangunan kawasan Danau Toba semakin ditingkatkan secara lebih pesat, namun menimbulkan kekhawatiran akan dampak kerusakan lingkungan yang bisa saja muncul. Seiring telah disahkannya Peraturan Presiden RI Nomor 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, dirasakan penting untuk melihat kawasan Danau Toba dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yakni: ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Permasalahan yang diangkat adalah: Bagaimana peranan kearifan lokal dalihan natolu dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan kawasan Danau Toba? Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis jaringan sosial, mencoba menempatkan dan menjelaskan posisi penting sistem kekerabatan dalihan natolu masyarakat sekitar kawasan Danau Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalihan natolu sebagai bagian dari aspek budaya, memiliki posisi penting dalam bingkai tiga pilar pembangunan berkelanjutan kawasan Danau Toba.