INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) IN COMPARISON WITH THE INDONESIAN HUMAN RIGTHS COURT

Muladi
{"title":"INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) IN COMPARISON WITH THE INDONESIAN HUMAN RIGTHS COURT","authors":"Muladi","doi":"10.17304/ijil.vol1.4.561","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Membandingkan Konvesi Roma mengenai ICC (International Criminal Court) dengan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Merupakan suatu langkah awal yang harus dilakukan apabila ada niat pemerintah untuk meratafikasi Kovensi Roma. Sebagai syarat utama meratifikasi Konvensi Roma adalah menghindari adanya suatu ketidaksesuaian antara hukum nasional yang berlaku dengan Kovensi Roma. Negara mempunyai tanggung jawab untuk melakukan penuntutan dan menyelaraskan hukum pidana dan hukum acara pidananya sesuai dengan konvensi. Konvensi Roma menyatakan \"No reservations may be made to this Statute\". Namun dalam UU No. 26/2000 penyelarasan yang dilakukan secara parsial telah menimbulkan suatu permasalahan dalam praktiknya. Komunitas Hukum di Indonesia sangat mengerti konsekuensi dari meratifikasi. Konvesi Roma seperti melakukan kerjasama dengan ICC dalam hal penyelidikan, penangkapan, dan pemindahan tersangka. Akan tetapi harus juga dipikirkan faktor lain seperti dimungkinkannya ekstradiksi terhadap warga negara sendiri, menjamin berlakunya yurisdiiksi universal. Dengan demikian beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan ratifikasi terhadap Konvesi Roma, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kebijakan.","PeriodicalId":36998,"journal":{"name":"Indonesian Journal of International and Comparative Law","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of International and Comparative Law","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17304/ijil.vol1.4.561","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"Social Sciences","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Membandingkan Konvesi Roma mengenai ICC (International Criminal Court) dengan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Merupakan suatu langkah awal yang harus dilakukan apabila ada niat pemerintah untuk meratafikasi Kovensi Roma. Sebagai syarat utama meratifikasi Konvensi Roma adalah menghindari adanya suatu ketidaksesuaian antara hukum nasional yang berlaku dengan Kovensi Roma. Negara mempunyai tanggung jawab untuk melakukan penuntutan dan menyelaraskan hukum pidana dan hukum acara pidananya sesuai dengan konvensi. Konvensi Roma menyatakan "No reservations may be made to this Statute". Namun dalam UU No. 26/2000 penyelarasan yang dilakukan secara parsial telah menimbulkan suatu permasalahan dalam praktiknya. Komunitas Hukum di Indonesia sangat mengerti konsekuensi dari meratifikasi. Konvesi Roma seperti melakukan kerjasama dengan ICC dalam hal penyelidikan, penangkapan, dan pemindahan tersangka. Akan tetapi harus juga dipikirkan faktor lain seperti dimungkinkannya ekstradiksi terhadap warga negara sendiri, menjamin berlakunya yurisdiiksi universal. Dengan demikian beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan ratifikasi terhadap Konvesi Roma, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kebijakan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
国际刑事法院(icc)与印度尼西亚人权法院的比较
将罗马国际刑事法院(International Criminal Court)的证词与2000 / 26人权法院(human rights Court)的第一步进行比较,是政府为了消除罗马的承诺而采取的行动的第一步。批准《罗马公约》的主要条件是,避免将有效的国家法律与罗马的句子相冲突。国家有责任对其起诉负责,并将其刑法和诉讼的法律与惯例相协调。《罗马公约》说:“在这种情况下可能没有预订。”但是在2000 / 26号法案中部分实施的对齐使其的实践出现了问题。印度尼西亚的法律界非常清楚批准的后果。这就像与国际刑事法庭合作调查、逮捕和驱逐嫌疑人。但也要考虑其他因素,比如他允许自己越权,确保其普遍管辖权。因此,在批准罗马会议之前,必须考虑几件事,以防止政策出错。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
CiteScore
0.50
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Beyond the Northwest Forest Plan The Indonesian Government Participation in International Investment Law and Its Reform DIGITAL SERVICES TAX REGULATION AND WTO NON-DISCRIMINATION PRINCIPLE: IS THE DECK STACKED? The Role of the NYPE Inter-Club Agreement as a Modular Apportionment Mechanism for Cargo-Claims across Multiple Jurisdictions The Protection of Foreign Investments in Disputed Maritime Areas of The South China Sea
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1