Zakariya Pamuji Aminullah, Mohammad Taufiqul Hakim
{"title":"DARI WṚTRA KE WṚTA: PERUBAHAN NAMA SEEKOR NÄ€GA DAN PERANAN LAUT","authors":"Zakariya Pamuji Aminullah, Mohammad Taufiqul Hakim","doi":"10.24832/JK.V12I1.168","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThe topic of this research is chosen to discover how the name of god Indra’s enemy in Sanskrit tradition, Wá¹›tra. The name of Wá¹›tra when transformed into Old Javanese tradition, change to be Wá¹›ta. Both Wá¹›tra and Wá¹›ta refer to the same figure, but each has the opposite meaning. Thus, this alteration name case, from Wá¹›tra to Wá¹›ta cannot be seen as only apabhrÄá¹£á¹a ‘corrupted as a dialect’. Factors of these changes cannot be separated from the aspect of geography and the Javanese brahmin who adapted it, so the hermeneutics that focused on myth, narative, and telos changes that need to be applied. The method of this research use a hermeneutic approaches, compares narrative of The Wá¹›trawadha Sanskrit version with The Java Kuna version, analyzing aspects of changes in the texts, and doing interpretation. This research result’s can be interpretated that there is a different condition between Javanese and Indian brahmin at that time regarding to the natural ecology. Due to the condition of Java that is surrounded by ocean, the name of Wá¹›ta becomes more representative to describe the situationAbstrakTopik dari artikel ini dipilih dengan tujuan untuk menelusuri masalah perubahan nama musuh Dewa Indra di dalam tradisi Sanskerta, Wá¹›tra, yang ketika ditransformasi ke dalam tradisi Jawa Kuna, menjadi Wá¹›ta. Baik Wá¹›tra maupun Wá¹›ta mengacu kepada seorang tokoh yang sama, tetapi mempunyai arti yang saling berlawanan. Maka dari itu, perubahan nama dari Wá¹›tra ke Wá¹›ta tidak dapat dipandang hanya sebagai apabhrÄá¹£á¹a ‘korup menjadi sebuah dialek’. Perubahan tersebut tidak dapat dipisahkan dari peran geografis dan brahmana Jawa yang mengadaptasinya, sehingga perlu diaplikasikan hermeneutika yang fokus pada mite, naratif, dan perubahan telos. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan hermeneutik, yakni membandingkan naratif Wá¹›trawadha versi Sansekerta dengan versi Jawa Kuna, menganalisis aspek-aspek perubahan di dalamnya, dan melakukan interpretasi. Berdasarkan hasil interpretasi dapat disimpulkan bahwa brahmana Jawa memiliki perbedaan dengan brahmana India terkait dengan pemahaman ekologi alam. Ini karena alam Jawa dikelilingi oleh samudra, sehingga akan lebih representatif jika nama Wá¹›ta digunakan untuk mendeskripsikan situasi tersebut.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"31 5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/JK.V12I1.168","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstractThe topic of this research is chosen to discover how the name of god Indra’s enemy in Sanskrit tradition, Wá¹›tra. The name of Wá¹›tra when transformed into Old Javanese tradition, change to be Wá¹›ta. Both Wá¹›tra and Wá¹›ta refer to the same figure, but each has the opposite meaning. Thus, this alteration name case, from Wá¹›tra to Wá¹›ta cannot be seen as only apabhrÄá¹£á¹a ‘corrupted as a dialect’. Factors of these changes cannot be separated from the aspect of geography and the Javanese brahmin who adapted it, so the hermeneutics that focused on myth, narative, and telos changes that need to be applied. The method of this research use a hermeneutic approaches, compares narrative of The Wá¹›trawadha Sanskrit version with The Java Kuna version, analyzing aspects of changes in the texts, and doing interpretation. This research result’s can be interpretated that there is a different condition between Javanese and Indian brahmin at that time regarding to the natural ecology. Due to the condition of Java that is surrounded by ocean, the name of Wá¹›ta becomes more representative to describe the situationAbstrakTopik dari artikel ini dipilih dengan tujuan untuk menelusuri masalah perubahan nama musuh Dewa Indra di dalam tradisi Sanskerta, Wá¹›tra, yang ketika ditransformasi ke dalam tradisi Jawa Kuna, menjadi Wá¹›ta. Baik Wá¹›tra maupun Wá¹›ta mengacu kepada seorang tokoh yang sama, tetapi mempunyai arti yang saling berlawanan. Maka dari itu, perubahan nama dari Wá¹›tra ke Wá¹›ta tidak dapat dipandang hanya sebagai apabhrÄá¹£á¹a ‘korup menjadi sebuah dialek’. Perubahan tersebut tidak dapat dipisahkan dari peran geografis dan brahmana Jawa yang mengadaptasinya, sehingga perlu diaplikasikan hermeneutika yang fokus pada mite, naratif, dan perubahan telos. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan hermeneutik, yakni membandingkan naratif Wá¹›trawadha versi Sansekerta dengan versi Jawa Kuna, menganalisis aspek-aspek perubahan di dalamnya, dan melakukan interpretasi. Berdasarkan hasil interpretasi dapat disimpulkan bahwa brahmana Jawa memiliki perbedaan dengan brahmana India terkait dengan pemahaman ekologi alam. Ini karena alam Jawa dikelilingi oleh samudra, sehingga akan lebih representatif jika nama Wá¹›ta digunakan untuk mendeskripsikan situasi tersebut.
摘要本研究选择的主题是探索神的名字如何在梵文传统中的敌人,¹›tra。w¹›tra名称转化为古爪哇传统时,改为w¹›ta。w¹›tra和w¹›ta都指的是同一个数字,但它们都有相反的含义。因此,这种从w¹›tra到w¹›ta的名称变化不能仅仅被看作是apabhrÄ´¹£¹- '作为一种方言 ' '被破坏了' '。这些变化的因素不能与地理因素和爪哇婆罗门的适应因素分开,所以专注于神话、叙事和目的的解释学需要加以应用。本研究采用解释学方法,比较了《The w 1¹trawadha》梵文版本与《Java库纳》版本的叙述,分析了文本变化的各个方面,并进行了解释。这一研究结果可以解释为当时爪哇婆罗门与印度婆罗门在自然生态方面存在着不同的状况。由于爪哇被海洋包围的条件,w¹›ta这个名字更具有代表性,更能描述这种情况。摘要:topik dari artikel ini dipilih dengan tujuan untuk menelusuri masalah perubahan nama musuh Dewa Indra di dalam tradisi Sanskerta, w¹›tra, yang ketika ditransformasi ke dalam tradisi Jawa Kuna, menjadi w¹›ta。Baik w¹›tra maupun w¹›ta mengacu kepada seorang tokoh yang sama, tetapi mempunyai arti yang saling berlawanan。Maka dari itu, perubahan nama dari w¹›tra ke w¹›ta tidak dapat dipandang hanya sebagai apabhrÄ´´¹£¹-a korup menjadi sebuah dialek -™。Perubahan tersebut tidak dapat dipisahkan dari peran geografis dan brahmana Jawa yang mengadaptasinya, sehinga perlu diapplikasikan hermeneutika yang fokus padmi, naratis, dan Perubahan telos。[1]中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:Berdasarkan hasil interpretasi dapat dispulpulkan bahwa brahmana Jawa memiliki perbedaan dengan brahmana India terkait dengan pemahaman ekologi alam。Ini karena alam Jawa dikelilingi oleh samudra, sehinga akan lebih代表jika nama w 1 / 8,即digunakan untuk mendeskripsikan情境。