BATAVIAASCHE PLANTEN EN DIERENTUIN: KEMUNCULAN GAGASAN KONSERVASI SATWA MELALUI KEBUN BINATANG OLEH ELITE BATAVIA 1864 -1942

Fitri R. Irmalasari
{"title":"BATAVIAASCHE PLANTEN EN DIERENTUIN: KEMUNCULAN GAGASAN KONSERVASI SATWA MELALUI KEBUN BINATANG OLEH ELITE BATAVIA 1864 -1942","authors":"Fitri R. Irmalasari","doi":"10.24832/JK.V11I2.24","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThis article talks about the emergence of Bataviaasche Planten en Dierentuin (BatavianBotanical and Zoological Garden) in 1864 as the first zoological park in Batavia aswell as in East Dutch Indies. It becomes the first Dutch East Indies ex-situ conservation(conservation of plants and/ or animals which was done outside their natural habitat),that was spearheaded by a handful of elite Batavia. The science development in the 19thcentury and political ideology of the Dutch Colonial were the backgrounds of the changingperspective of Batavian well-educated elites towards nature environment and its sourcesincluding animals. Data sources which are the annual reports of the zoo organisation,photographs, travel notes, will disclose the motive and aim as well to necessarily attestthe power of social construction, namely race and social class, as the main driver of theemerging conservation notions and the importance of knowledge on animals for Bataviancitizens from the 19th to early 20th century. The presence of an artificial habitat of plantsand animals in the capital of colonial land, after all, was a microcosm that representedthe change of people’s attitude, which is from traditional to modern, as comprehended byBatavian elites in managing animals. AbstrakArtikel ini membahas kemunculan Bataviaasche Planten en Dierentuin (Kebun Botanidan Binatang Batavia) pada 1864 sebagai kebun binatang pertama di Batavia maupundi Hindia Belanda. Kebun binatang tersebut menjadi konservasi ex-situ (konservasitumbuhan dan/ atau satwa yang dilakukan di luar habitat alaminya) pertama di HindiaBelanda dan dipelopori oleh segelintir elite Batavia. Perkembangan ilmu pengetahuanpada abad ke-19 serta ideologi politik pemerintah kolonial melatarbelakangi perubahancara pandang elite terpelajar Batavia terhadap lingkungan alam beserta isinya, termasuksatwa. Sumber data artikel ini berupa laporan-laporan tahunan pengelola kebun binatang,foto-foto, catatan-catatan perjalanan, yang akan memperlihatkan motivasi dan tujuan parapenggagasnya serta dengan sendirinya menunjukkan kekuatan konstruksi sosial beruparas dan kelas sosial sebagai penggerak utama atas lahirnya gagasan-gagasan mengenaikonservasi dan pentingnya pengetahuan mengenai satwa bagi masyarakat Batavia sejakabad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kehadiran sebuah habitat buatan bagi tumbuhandan satwa bernama kebun binatang di ibu kota koloni, bagaimanapun merupakan sebuahmikrokosmos yang merepresentasikan perubahan sikap, yang oleh elite Batavia dipahamisebagai transisi dari sikap masyarakat tradisional ke masyarakat modern dalam mengatursatwa.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/JK.V11I2.24","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

AbstractThis article talks about the emergence of Bataviaasche Planten en Dierentuin (BatavianBotanical and Zoological Garden) in 1864 as the first zoological park in Batavia aswell as in East Dutch Indies. It becomes the first Dutch East Indies ex-situ conservation(conservation of plants and/ or animals which was done outside their natural habitat),that was spearheaded by a handful of elite Batavia. The science development in the 19thcentury and political ideology of the Dutch Colonial were the backgrounds of the changingperspective of Batavian well-educated elites towards nature environment and its sourcesincluding animals. Data sources which are the annual reports of the zoo organisation,photographs, travel notes, will disclose the motive and aim as well to necessarily attestthe power of social construction, namely race and social class, as the main driver of theemerging conservation notions and the importance of knowledge on animals for Bataviancitizens from the 19th to early 20th century. The presence of an artificial habitat of plantsand animals in the capital of colonial land, after all, was a microcosm that representedthe change of people’s attitude, which is from traditional to modern, as comprehended byBatavian elites in managing animals. AbstrakArtikel ini membahas kemunculan Bataviaasche Planten en Dierentuin (Kebun Botanidan Binatang Batavia) pada 1864 sebagai kebun binatang pertama di Batavia maupundi Hindia Belanda. Kebun binatang tersebut menjadi konservasi ex-situ (konservasitumbuhan dan/ atau satwa yang dilakukan di luar habitat alaminya) pertama di HindiaBelanda dan dipelopori oleh segelintir elite Batavia. Perkembangan ilmu pengetahuanpada abad ke-19 serta ideologi politik pemerintah kolonial melatarbelakangi perubahancara pandang elite terpelajar Batavia terhadap lingkungan alam beserta isinya, termasuksatwa. Sumber data artikel ini berupa laporan-laporan tahunan pengelola kebun binatang,foto-foto, catatan-catatan perjalanan, yang akan memperlihatkan motivasi dan tujuan parapenggagasnya serta dengan sendirinya menunjukkan kekuatan konstruksi sosial beruparas dan kelas sosial sebagai penggerak utama atas lahirnya gagasan-gagasan mengenaikonservasi dan pentingnya pengetahuan mengenai satwa bagi masyarakat Batavia sejakabad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kehadiran sebuah habitat buatan bagi tumbuhandan satwa bernama kebun binatang di ibu kota koloni, bagaimanapun merupakan sebuahmikrokosmos yang merepresentasikan perubahan sikap, yang oleh elite Batavia dipahamisebagai transisi dari sikap masyarakat tradisional ke masyarakat modern dalam mengatursatwa.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
摘要本文介绍了1864年在巴达维亚和东荷属印度建立的第一座动物园of Bataviaasche Planten en Dierentuin (BatavianBotanical and Zoological Garden)。它成为第一个荷属东印度群岛的迁地保护(在自然栖息地之外进行的植物和/或动物的保护),这是由少数巴达维亚精英带头的。19世纪的科学发展和荷兰殖民地的政治意识形态是巴达维亚受过良好教育的精英对自然环境及其来源(包括动物)的看法不断变化的背景。数据来源是动物园组织的年度报告,照片,旅行记录,将揭示动机和目标,以及必须证明社会建设的力量,即种族和社会阶级,作为新兴保护观念的主要驱动力,以及19世纪至20世纪初巴达维亚公民对动物知识的重要性。在殖民地的首都出现一个人工的动植物栖息地,毕竟是巴达维亚精英们在管理动物方面所理解的人们态度从传统到现代转变的一个缩影。Â摘要:artikel ini membahas kemunculan Bataviaasche Planten en Dierentuin (Kebun Botanidan Binatang Batavia) pada 1864 sebagai Kebun Binatang pertama di Batavia maupundi Hindia Belanda。Kebun binatang tersebut menjadi konservasi迁地(konservasitumbuhan dan/ atau satwa yang dilakukan di luar生境alaminya) pertama di HindiaBelanda dan dipelopori oleh segelintir elite Batavia。Perkembangan ilmu pengetahuanpada abad ke-19 serta意识形态政治peremintah殖民化melatarbelakangi perubahancara pandang精英terpelajar Batavia terhadap lingkungan alam beserta isinya, termasuksatwa。夏季数据文章ini berupa laporan-laporan tahunan pengelola kebun binatang,foto-foto, catatan-catatan perjalanan, yang akan memperlihatkan motivasi dan tujuan parapenggagasnya serta dengan sendirinya menunjukkan kekuatan konstruksi social beruparas dan kelas social sebagai penggerak utama atas lahirnya gagasan mengenaikonservasi dan pentingnya pengetahuan mengenai satwa bagi masyarakat Batavia sejakabad ke-19 ingga awal abad ke-20。Kehadiran sebuah habitat buatan bagi tumbuhandan satwa bernaman kebun binatang di ibu kota koloni, bagaimanapun merupakan sebuahmikrokosmos yang代表asikan perubahan sikap, yang oleh精英Batavia dipahamisebagai transisi dari sikap masyarakat传统的masyarakat现代的dalam mengatursatwa。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
The living Qur’an: Kompolan tradition among children in Madura The Convergence of Nahdlatul Ulama and Jamaah Tabligh Traditions in Temboro Village, Magetan, East Java Meaning and philosophy of Bale beleq traditional house East Lombok Middle-class Muslims piety festival in Indonesia Islamic contemporary Religious culture reflection of young Muslims community
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1