Rianyta -, Purwantyastuti -, Sri Linuwih Menaldi, Larisa Paramitha
{"title":"KORTIKOSTEROID INTRALESI: ASPEK FARMAKOLOGIK DAN PENGGUNAAN KLINIS DI BIDANG DERMATOLOGI","authors":"Rianyta -, Purwantyastuti -, Sri Linuwih Menaldi, Larisa Paramitha","doi":"10.33820/mdvi.v46i1.54","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Injeksi kortikosteroid intralesi telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam bidang dermatologi dengan hasil yang bervariasi. Dalam dermatologi biasanya digunakan untuk keloid, dermatosis inflamasi (prurigo nodularis, liken simpleks kronik), alopesia areata, akne vulgaris, dan hemangioma. Berbeda dengan kortikosteroid topikal, pada kortikosteroid intralesi, obat akan melewati penghalang dari stratum korneum yang tebal sehingga menjadi bahan antiinflamasi yang poten. Tujuan injeksi intralesi adalah untuk mencapai konsentrasi obat yang tinggi di lokasi yang sakit dengan absorpsi sistemik minimal, sehingga terhindar dari berbagai efek samping yang berkaitan dengan pemberian sistemik. Kortikosteroid menekan inflamasi dan mitosis, sekaligus meningkatkan vasokonstriksi di daerah lesi. Beberapa efek samping lokal (atrofi kulit, perdarahan, nyeri akibat suntikan, ulserasi, infeksi sekunder, dan reaksi alergi) serta sistemik (supresi sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, hambatan pertumbuhan, sinkop, kebutaan, dan gangguan endokrin) telah dilaporkan akibat injeksi intralesi, tetapi efek samping tersebut jarang terjadi (karena diberikan dalam dosis kecil) atau dapat diterima. Oleh karena itu, injeksi kortikosteroid intralesi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam praktik klinis dermatologi.Kata kunci: dermatologi, injeksi, kortikosteroid intralesi, praktik klinis","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"118 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i1.54","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Injeksi kortikosteroid intralesi telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam bidang dermatologi dengan hasil yang bervariasi. Dalam dermatologi biasanya digunakan untuk keloid, dermatosis inflamasi (prurigo nodularis, liken simpleks kronik), alopesia areata, akne vulgaris, dan hemangioma. Berbeda dengan kortikosteroid topikal, pada kortikosteroid intralesi, obat akan melewati penghalang dari stratum korneum yang tebal sehingga menjadi bahan antiinflamasi yang poten. Tujuan injeksi intralesi adalah untuk mencapai konsentrasi obat yang tinggi di lokasi yang sakit dengan absorpsi sistemik minimal, sehingga terhindar dari berbagai efek samping yang berkaitan dengan pemberian sistemik. Kortikosteroid menekan inflamasi dan mitosis, sekaligus meningkatkan vasokonstriksi di daerah lesi. Beberapa efek samping lokal (atrofi kulit, perdarahan, nyeri akibat suntikan, ulserasi, infeksi sekunder, dan reaksi alergi) serta sistemik (supresi sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, hambatan pertumbuhan, sinkop, kebutaan, dan gangguan endokrin) telah dilaporkan akibat injeksi intralesi, tetapi efek samping tersebut jarang terjadi (karena diberikan dalam dosis kecil) atau dapat diterima. Oleh karena itu, injeksi kortikosteroid intralesi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam praktik klinis dermatologi.Kata kunci: dermatologi, injeksi, kortikosteroid intralesi, praktik klinis