{"title":"Interpretasi Anomali Data Gravitasi Daerah Panas Bumi \"K51S\" Berdasarkan Pemodelan 3D","authors":"Anis Hoerunisa, Sismanto Sismanto","doi":"10.22146/jfi.v24i3.56789","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daerah panas bumi \"K51S\" merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi di daerah Sulawesi Tengah. Potensi panas bumi tersebut ditandai dengan adanya manifestasi berupa air panas. Studi lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui keberadaan struktur bawah permukaan daerah panas bumi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi. Metode gravitasi merupakan metode geofisika untuk memetakan nilai medan gravitasi bawah permukaan secara lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran anomali residual dan batas kedalaman heat source dan reservoir daerah penelitian, serta memperoleh gambaran struktur geologi bawah permukaan sistem panas bumi daerah penelitian. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder hasil survei lapangan Tim Geosika Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas bumi (PSDMBP) berupa data anomali gravitasi observasi. Data tersebut kemudian dilakukan pengolahan hingga diperoleh data anomali bouger lengkap (ABL), reduksi bidang datar, dan kontinuasi ke atas untuk pemisahan anomali regional dan residual.Hasil anomali residual menunjukan nilai anomali tinggi pada rentang 5-13 mGal yang bersesuaian denganbatuan vulkanik dan anomali rendah berada pada rentang -10-4 mGal tersebar merata di antara anomali tinggi daerah penelitian. Interpretasi pemodelan 3 dimensi menunjukan adanya struktur yang mengontrol sistem panas bumi daerah penelitian adalah sesar Koalarawa dan Towingkoloe. Batuan penyusun sistem panas bumi \"K51S\" yaitu batuan heat source diinterpretasikan sebagai granit dengan densitas 2,64 { 3,30 gr/cm3 pada kedalaman lebih dari 6 km, batuan reservoir diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 1,20-2,34 gr/cm^3 pada kedalaman 1,3 km, batuan caprock diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 2,35-2,63 gr/cm^3 pada kedalaman 0,8 km, densitas 2,64-3,30 gr/cm^3 diinterpretasikan sebagai batuan vulkanik, dan endapan permukaan diinterpretasikan sebagai alluvial.","PeriodicalId":42020,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia-Indonesian Journal of Physics Education","volume":"114 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3000,"publicationDate":"2020-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia-Indonesian Journal of Physics Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jfi.v24i3.56789","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"EDUCATION, SCIENTIFIC DISCIPLINES","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Daerah panas bumi "K51S" merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi di daerah Sulawesi Tengah. Potensi panas bumi tersebut ditandai dengan adanya manifestasi berupa air panas. Studi lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui keberadaan struktur bawah permukaan daerah panas bumi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi. Metode gravitasi merupakan metode geofisika untuk memetakan nilai medan gravitasi bawah permukaan secara lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran anomali residual dan batas kedalaman heat source dan reservoir daerah penelitian, serta memperoleh gambaran struktur geologi bawah permukaan sistem panas bumi daerah penelitian. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder hasil survei lapangan Tim Geosika Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas bumi (PSDMBP) berupa data anomali gravitasi observasi. Data tersebut kemudian dilakukan pengolahan hingga diperoleh data anomali bouger lengkap (ABL), reduksi bidang datar, dan kontinuasi ke atas untuk pemisahan anomali regional dan residual.Hasil anomali residual menunjukan nilai anomali tinggi pada rentang 5-13 mGal yang bersesuaian denganbatuan vulkanik dan anomali rendah berada pada rentang -10-4 mGal tersebar merata di antara anomali tinggi daerah penelitian. Interpretasi pemodelan 3 dimensi menunjukan adanya struktur yang mengontrol sistem panas bumi daerah penelitian adalah sesar Koalarawa dan Towingkoloe. Batuan penyusun sistem panas bumi "K51S" yaitu batuan heat source diinterpretasikan sebagai granit dengan densitas 2,64 { 3,30 gr/cm3 pada kedalaman lebih dari 6 km, batuan reservoir diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 1,20-2,34 gr/cm^3 pada kedalaman 1,3 km, batuan caprock diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 2,35-2,63 gr/cm^3 pada kedalaman 0,8 km, densitas 2,64-3,30 gr/cm^3 diinterpretasikan sebagai batuan vulkanik, dan endapan permukaan diinterpretasikan sebagai alluvial.
“k51”是苏拉威西中部地热地区具有潜在地热潜力的地区之一。地球的潜在热量以热水的存在为特征。进一步研究确定了地热区域地下结构的存在。可以用于探索地热的方法之一是重力方法。重力方法是一种利用地球物理的方法来绘制地表下的重力场的价值。本研究旨在确定研究区域热源和油藏深处的剩余异常模式和限制,并对该研究地热系统表面下的地质结构进行了概述。所使用的研究数据是煤炭和地热矿物资源中心地理位置调查(PSDMBP)数据异常观测的次要数据。然后对数据进行处理,直到获得布格异常(ABL)、平场还原和区域异常和剩余异常的连续统一性数据。残留异常的结果表明,5-13毫米范围与火山岩体一致的高异常异常和10-4毫米范围的低异常平均分布在高区域异常中。三维建模解释表明,控制地热系统的结构研究区域是sesar Koalarawa和Towingkoloe。地热系统“K51S岩石编写者即热源代码被解释为花岗岩的岩石密度2,64{3,30克/立方厘米的深度超过6公里,水库被解释为成分是岩石的密度1,20-2,34 gr - cm ^ 3深达130公里,caprock被解释为成分是岩石的密度2,35-2,63 gr - cm ^ 3深达0.8公里,密度2,64-3,30 gr - cm ^ 3解释作为火山岩石,地表沉积物被解释为片状物。