{"title":"PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN TRADISI KERIS DI KABUPATEN SUMENEP, MADURA","authors":"Unggul Sudrajat","doi":"10.24832/jk.v15i2.363","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keris merupakan benda hasil budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai seni yang indah dan nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, budaya pembuatan keris tetap dipertahankan di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Sumenep. Tradisi pembuatan keris di Sumenep diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan masih terus bertahan hingga kini. Pesatnya perkembangan industri dan jumlah perajin keris di Sumenep menjadikan Sumenep sebagai Kota Keris Indonesia. Selama mempertahankan budaya keris tersebut, masyarakat Sumenep sempat menghadapi beberapa kendala, antara lain konflik antara perajin keris dan pedagang keris, konflik pedagang keris dan aparat, serta menjamurnya kasus keris prosesan. Bagaimana masyarakat Sumenep mengatasi konflik-konflik tersebut? Bagaimana perhatian dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, organisasi keris, serta masyarakat untuk bersama-sama mengatasi konflik-konflik tersebut? Tulisan ini bertujuan menguraikan peran pemerintah daerah dalam pengembangan keris di Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan analisis dokumen, yang kemudian dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pembuatan keris di Sumenep pernah mengalami pasang surut. Tetapi setelah dilakukan revitalisasi budaya yang melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah pembuatan keris di Sumenep berkembang pesat hingga mencapai skala industri.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/jk.v15i2.363","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Keris merupakan benda hasil budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai seni yang indah dan nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, budaya pembuatan keris tetap dipertahankan di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Sumenep. Tradisi pembuatan keris di Sumenep diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan masih terus bertahan hingga kini. Pesatnya perkembangan industri dan jumlah perajin keris di Sumenep menjadikan Sumenep sebagai Kota Keris Indonesia. Selama mempertahankan budaya keris tersebut, masyarakat Sumenep sempat menghadapi beberapa kendala, antara lain konflik antara perajin keris dan pedagang keris, konflik pedagang keris dan aparat, serta menjamurnya kasus keris prosesan. Bagaimana masyarakat Sumenep mengatasi konflik-konflik tersebut? Bagaimana perhatian dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, organisasi keris, serta masyarakat untuk bersama-sama mengatasi konflik-konflik tersebut? Tulisan ini bertujuan menguraikan peran pemerintah daerah dalam pengembangan keris di Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan analisis dokumen, yang kemudian dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pembuatan keris di Sumenep pernah mengalami pasang surut. Tetapi setelah dilakukan revitalisasi budaya yang melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah pembuatan keris di Sumenep berkembang pesat hingga mencapai skala industri.