Rahpeni Fajarianti, Deffi Munadiyat Putri, P. Winarso
{"title":"确定MJO第三阶段对苏门答腊和爪哇岛降雨的影响(案例研究14 - 17)","authors":"Rahpeni Fajarianti, Deffi Munadiyat Putri, P. Winarso","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28552","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract:. Madden Julian Oscillation (MJO) is a wave in tropical atmosphere that moving eastward from Indian ocean to Pacific Ocean for a period 30 – 60 days. There are many research that explain when MJO is active in phases 2, 3 and 4 it affects convective activities in the Indonesian Maritime Continent. The purpose of this study is to determine the effect of MJO in phase 3 on temporal rainfall intensity in Sumatra and Java island on 14 – 17 October 2018. This study uses the descriptive analysis method using parameter such as Outgoing Longwave Radiation (OLR) and Phase MJO diagram from Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) and vertical velocity data from the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) and also raw data of HCAI Himawari-8 satellite to monitor cloud formation on Sumatra and Java island and Global Precipitation Measurement (GPM) data obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) to determine its rainfall distribution on 14 – 17 October 2018. The active MJO in phase 3 causing an increase in convective activity on the Sumatra. The SST value of 29.50 – 300 Celcius supports the occurrence of sufficient evaporation to produce convective clouds with a vertical velocity of less than -0.12 Pa/s (strong updraft) so as to form Cumulonimbus clouds which cause heavy rain intensity which can cause floods. However, in Java Island the influence of MJO was less significant due to the influence of relatively lower sea surface temperatures in the south of Java island so that it is not strong enough to form convective clouds that produce heavy rain.Abstrak: Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan gelombang di kawasan tropis yang menjalar dari Barat (Samudera Hindia) ke timur (Samudera Pasifik) dengan periode 30 – 60 hari. Banyak penelitian menjelaskan bahwa pada saat MJO aktif pada fase 2, 3 dan 4 berpengaruh terhadap giatnya aktivitas konvektif di Benua Maritim Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MJO di fase 3 terhadap intensitas curah hujan secara temporal di wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada 14 – 17 Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan parameter antara lain : Outgoing Longwave Radiation (OLR) dan diagram fase MJO yang diambil dari Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) dan kecepatan vertikal yang diambil dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) serta raw data HCAI satelit Himawari-8 untuk memonitoring pembentukan awan di Pulau Sumatera dan Jawa dan data Global Precipitation Measurement (GPM) yang didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui distribusi curah hujannya pada 14 – 17 Oktober 2018. Aktifnya MJO pada fase 3 menyebabkan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera. Nilai SST sebesar 29.50 – 300 Celcius mendukung terjadinya penguapan yang cukup untuk menghasilkan awan konvektif dengan kecepatan vertikal kurang dari -0.12 Pa/s (updraft kuat) sehingga membentuk awan Cumulonimbus yang menyebabkan intensitas hujan lebat yang mampu menimbulkan bencana banjir. Sedangkan di Pulau Jawa pengaruh MJO kurang signifikan akibat pengaruh suhu permukaan laut di selatan Jawa yang relatif lebih rendah sehingga tidak cukup kuat untuk membentuk awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"IDENTIFIKASI PENGARUH MJO FASE 3 TERHADAP CURAH HUJAN DI PULAU SUMATERA DAN JAWA (STUDI KASUS 14 – 17 OKTOBER 2018)\",\"authors\":\"Rahpeni Fajarianti, Deffi Munadiyat Putri, P. Winarso\",\"doi\":\"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28552\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract:. Madden Julian Oscillation (MJO) is a wave in tropical atmosphere that moving eastward from Indian ocean to Pacific Ocean for a period 30 – 60 days. There are many research that explain when MJO is active in phases 2, 3 and 4 it affects convective activities in the Indonesian Maritime Continent. The purpose of this study is to determine the effect of MJO in phase 3 on temporal rainfall intensity in Sumatra and Java island on 14 – 17 October 2018. This study uses the descriptive analysis method using parameter such as Outgoing Longwave Radiation (OLR) and Phase MJO diagram from Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) and vertical velocity data from the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) and also raw data of HCAI Himawari-8 satellite to monitor cloud formation on Sumatra and Java island and Global Precipitation Measurement (GPM) data obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) to determine its rainfall distribution on 14 – 17 October 2018. The active MJO in phase 3 causing an increase in convective activity on the Sumatra. The SST value of 29.50 – 300 Celcius supports the occurrence of sufficient evaporation to produce convective clouds with a vertical velocity of less than -0.12 Pa/s (strong updraft) so as to form Cumulonimbus clouds which cause heavy rain intensity which can cause floods. However, in Java Island the influence of MJO was less significant due to the influence of relatively lower sea surface temperatures in the south of Java island so that it is not strong enough to form convective clouds that produce heavy rain.Abstrak: Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan gelombang di kawasan tropis yang menjalar dari Barat (Samudera Hindia) ke timur (Samudera Pasifik) dengan periode 30 – 60 hari. Banyak penelitian menjelaskan bahwa pada saat MJO aktif pada fase 2, 3 dan 4 berpengaruh terhadap giatnya aktivitas konvektif di Benua Maritim Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MJO di fase 3 terhadap intensitas curah hujan secara temporal di wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada 14 – 17 Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan parameter antara lain : Outgoing Longwave Radiation (OLR) dan diagram fase MJO yang diambil dari Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) dan kecepatan vertikal yang diambil dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) serta raw data HCAI satelit Himawari-8 untuk memonitoring pembentukan awan di Pulau Sumatera dan Jawa dan data Global Precipitation Measurement (GPM) yang didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui distribusi curah hujannya pada 14 – 17 Oktober 2018. Aktifnya MJO pada fase 3 menyebabkan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera. Nilai SST sebesar 29.50 – 300 Celcius mendukung terjadinya penguapan yang cukup untuk menghasilkan awan konvektif dengan kecepatan vertikal kurang dari -0.12 Pa/s (updraft kuat) sehingga membentuk awan Cumulonimbus yang menyebabkan intensitas hujan lebat yang mampu menimbulkan bencana banjir. Sedangkan di Pulau Jawa pengaruh MJO kurang signifikan akibat pengaruh suhu permukaan laut di selatan Jawa yang relatif lebih rendah sehingga tidak cukup kuat untuk membentuk awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat.\",\"PeriodicalId\":117408,\"journal\":{\"name\":\"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)\",\"volume\":\"37 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-02-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28552\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28552","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
文摘:。马登朱利安涛动(MJO)是一种在热带大气中持续30 - 60天从印度洋向东移动至太平洋的波。有许多研究解释,当MJO在第2、3和4阶段活跃时,它会影响印度尼西亚海洋大陆的对流活动。本研究的目的是确定第3阶段MJO对2018年10月14日至17日苏门答腊和爪哇岛时间降雨强度的影响。本研究采用描述性分析方法,利用气象局(BOM)的出射长波辐射(OLR)和相位MJO图等参数,美国国家海洋和大气管理局(NOAA)的海表温度(SST)和垂直速度数据,以及HCAI Himawari-8卫星的原始数据,对苏门答腊岛和爪哇岛的云形成进行了监测,并利用气象局的全球降水测量(GPM)数据。气候和地球物理局(BMKG)确定2018年10月14日至17日的降雨分布。第3阶段的活跃MJO导致苏门答腊岛对流活动增加。29.50 - 300摄氏度的海表温度支持足够的蒸发,产生垂直速度小于-0.12 Pa/s的对流云(强上升气流),从而形成积雨云,造成强降雨,引起洪水。而在爪哇岛,由于爪哇岛南部海面温度相对较低的影响,MJO的影响不太显著,不足以形成产生大雨的对流云。摘要/ abstract摘要:30 - 60 hari期间,merupakan gelombang di kawasan tropis yang menjalar dari Barat (Samudera hinindia) ke timur (Samudera Pasifik)的脉动(MJO)。Banyak penelitian menjelaskan bahwa pada saat MJO aktif pada fase 2,3和4 berpengaruh terhadap giatnya aktivitas konvektif di Benua Maritim Indonesia。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MJO di fase 3 terhadap intensitas curah hujan secara temporal di wilayas苏门答腊岛和爪哇岛2018年10月14日至17日。Penelitian ini mongunakan方法分析表(dengan parameter antara):外发长波辐射(OLR)单位图MJO杨丹丹气象局(BOM)、海温(SST)单位图杨丹丹垂直单位图国家海洋和大气管理局(NOAA)单位图原始资料HCAI卫星hima -8 untuk监测资料苏门答腊岛单位图资料全球降水测量(GPM)杨丹丹气象2018年10月14日至17日,中国气象与地理杂志(BMKG)。在苏门答腊岛上,阿提夫尼亚的MJO是第3期menyebabkan peningkatan aktivitas konvektif。Nilai SST(雪月)29.50 - 300℃mendukung terjadinya penguin(企鹅)yang cuup untuk menghasilkan awan konvektif dengan keepatan垂直kurang dari -0.12 Pa/s(上升气流kuat) seingga membentuk awan积雨云yang menyebabkan intensitas hujan lebat yang mampu menimbulkan bencana banjir。在爪哇岛上,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。
IDENTIFIKASI PENGARUH MJO FASE 3 TERHADAP CURAH HUJAN DI PULAU SUMATERA DAN JAWA (STUDI KASUS 14 – 17 OKTOBER 2018)
Abstract:. Madden Julian Oscillation (MJO) is a wave in tropical atmosphere that moving eastward from Indian ocean to Pacific Ocean for a period 30 – 60 days. There are many research that explain when MJO is active in phases 2, 3 and 4 it affects convective activities in the Indonesian Maritime Continent. The purpose of this study is to determine the effect of MJO in phase 3 on temporal rainfall intensity in Sumatra and Java island on 14 – 17 October 2018. This study uses the descriptive analysis method using parameter such as Outgoing Longwave Radiation (OLR) and Phase MJO diagram from Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) and vertical velocity data from the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) and also raw data of HCAI Himawari-8 satellite to monitor cloud formation on Sumatra and Java island and Global Precipitation Measurement (GPM) data obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) to determine its rainfall distribution on 14 – 17 October 2018. The active MJO in phase 3 causing an increase in convective activity on the Sumatra. The SST value of 29.50 – 300 Celcius supports the occurrence of sufficient evaporation to produce convective clouds with a vertical velocity of less than -0.12 Pa/s (strong updraft) so as to form Cumulonimbus clouds which cause heavy rain intensity which can cause floods. However, in Java Island the influence of MJO was less significant due to the influence of relatively lower sea surface temperatures in the south of Java island so that it is not strong enough to form convective clouds that produce heavy rain.Abstrak: Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan gelombang di kawasan tropis yang menjalar dari Barat (Samudera Hindia) ke timur (Samudera Pasifik) dengan periode 30 – 60 hari. Banyak penelitian menjelaskan bahwa pada saat MJO aktif pada fase 2, 3 dan 4 berpengaruh terhadap giatnya aktivitas konvektif di Benua Maritim Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MJO di fase 3 terhadap intensitas curah hujan secara temporal di wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada 14 – 17 Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan parameter antara lain : Outgoing Longwave Radiation (OLR) dan diagram fase MJO yang diambil dari Bureau of Meteorology (BOM), Sea Surface Temperature (SST) dan kecepatan vertikal yang diambil dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) serta raw data HCAI satelit Himawari-8 untuk memonitoring pembentukan awan di Pulau Sumatera dan Jawa dan data Global Precipitation Measurement (GPM) yang didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui distribusi curah hujannya pada 14 – 17 Oktober 2018. Aktifnya MJO pada fase 3 menyebabkan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera. Nilai SST sebesar 29.50 – 300 Celcius mendukung terjadinya penguapan yang cukup untuk menghasilkan awan konvektif dengan kecepatan vertikal kurang dari -0.12 Pa/s (updraft kuat) sehingga membentuk awan Cumulonimbus yang menyebabkan intensitas hujan lebat yang mampu menimbulkan bencana banjir. Sedangkan di Pulau Jawa pengaruh MJO kurang signifikan akibat pengaruh suhu permukaan laut di selatan Jawa yang relatif lebih rendah sehingga tidak cukup kuat untuk membentuk awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat.