{"title":"在2019冠状病毒病大流行期间,在印度尼西亚家庭中发展基于性别的正义关系","authors":"Yeni Huriani, Mohammad Taufik Rahman, M. Z. Haq","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8355","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dengan situasi Bekerja dari Rumah (WFH) dan Belajar dari Rumah (SFH) selama Pandemi COVID-19, tanggung jawab keluarga perempuan telah meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pasangan intim (IPV), kesehatan mental, dan tingginya resiko kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan. Studi ini menggunakan perspektif studi perempuan dengan pendekatan kualitatif dalam mengamati dan menganalisis secara kritis perkembangan pandemi COVID-19 yang menimpa perempuan selama tahun 2020, baik berdasarkan observasi langsung, studi literatur hasil penelitian dampak pandemi, serta berbagai laporan yang dipublikasikan oleh Pemerintah dan media swasta terpercaya. Studi ini menemukan bahwa pandemi dapat menciptakan realitas baru dalam relasi berbasis gender dalam rumah tangga, yaitu: membangun konstruksi baru relasi gender; dari kesetaraan gender hingga keadilan relasi kuasa berbasis gender; mengubah tanggung jawab pengasuhan dari mengandalkan ibu menjadi tanggung jawab orang tua secara kolektif; kebutuhan untuk meningkatkan pengaturan untuk pembagian kerja yang adil dalam pekerjaan dan perawatan di rumah. Artikel ini menggunakan kajian perempuan dalam menganalisis dan mengembangkan wacana kritis tentang keadilan relasi kekuasaan gender dalam keluarga di tengah pandemi yang memberi tekanan pada perempuan di Indonesia, terutama karena tuntutan WFH dan SFH.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":"{\"title\":\"Developing Gender-Based Justice Relationships in Indonesian Families During the COVID-19 Pandemic\",\"authors\":\"Yeni Huriani, Mohammad Taufik Rahman, M. Z. Haq\",\"doi\":\"10.24235/EQUALITA.V3I1.8355\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dengan situasi Bekerja dari Rumah (WFH) dan Belajar dari Rumah (SFH) selama Pandemi COVID-19, tanggung jawab keluarga perempuan telah meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pasangan intim (IPV), kesehatan mental, dan tingginya resiko kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan. Studi ini menggunakan perspektif studi perempuan dengan pendekatan kualitatif dalam mengamati dan menganalisis secara kritis perkembangan pandemi COVID-19 yang menimpa perempuan selama tahun 2020, baik berdasarkan observasi langsung, studi literatur hasil penelitian dampak pandemi, serta berbagai laporan yang dipublikasikan oleh Pemerintah dan media swasta terpercaya. Studi ini menemukan bahwa pandemi dapat menciptakan realitas baru dalam relasi berbasis gender dalam rumah tangga, yaitu: membangun konstruksi baru relasi gender; dari kesetaraan gender hingga keadilan relasi kuasa berbasis gender; mengubah tanggung jawab pengasuhan dari mengandalkan ibu menjadi tanggung jawab orang tua secara kolektif; kebutuhan untuk meningkatkan pengaturan untuk pembagian kerja yang adil dalam pekerjaan dan perawatan di rumah. Artikel ini menggunakan kajian perempuan dalam menganalisis dan mengembangkan wacana kritis tentang keadilan relasi kekuasaan gender dalam keluarga di tengah pandemi yang memberi tekanan pada perempuan di Indonesia, terutama karena tuntutan WFH dan SFH.\",\"PeriodicalId\":293972,\"journal\":{\"name\":\"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak\",\"volume\":\"42 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"5\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8355\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8355","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Developing Gender-Based Justice Relationships in Indonesian Families During the COVID-19 Pandemic
Dengan situasi Bekerja dari Rumah (WFH) dan Belajar dari Rumah (SFH) selama Pandemi COVID-19, tanggung jawab keluarga perempuan telah meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pasangan intim (IPV), kesehatan mental, dan tingginya resiko kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan. Studi ini menggunakan perspektif studi perempuan dengan pendekatan kualitatif dalam mengamati dan menganalisis secara kritis perkembangan pandemi COVID-19 yang menimpa perempuan selama tahun 2020, baik berdasarkan observasi langsung, studi literatur hasil penelitian dampak pandemi, serta berbagai laporan yang dipublikasikan oleh Pemerintah dan media swasta terpercaya. Studi ini menemukan bahwa pandemi dapat menciptakan realitas baru dalam relasi berbasis gender dalam rumah tangga, yaitu: membangun konstruksi baru relasi gender; dari kesetaraan gender hingga keadilan relasi kuasa berbasis gender; mengubah tanggung jawab pengasuhan dari mengandalkan ibu menjadi tanggung jawab orang tua secara kolektif; kebutuhan untuk meningkatkan pengaturan untuk pembagian kerja yang adil dalam pekerjaan dan perawatan di rumah. Artikel ini menggunakan kajian perempuan dalam menganalisis dan mengembangkan wacana kritis tentang keadilan relasi kekuasaan gender dalam keluarga di tengah pandemi yang memberi tekanan pada perempuan di Indonesia, terutama karena tuntutan WFH dan SFH.