{"title":"DAKWAH战略利用媒体进行建设:一个概念分析","authors":"Adeni Adeni","doi":"10.32332/ATH_THARIQ.V4I2.2106","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to analyze some concepts of the approach of da’wah strategy activities in media relating to community development. By using the qualitative literature approach, three strategic approaches can be affirmed. First, the information (tabligh) approach. This approach sees that the determination of receiving information in media is centered on the message recipient. Preachers must not force their audiences to accept or reject the message. Second, the social change (taghyir) approach. Preachers in media must pay attention that the biggest change comes from the recipient's self-awareness, not by the desires of the sender of the message. Third, the development (ityan wa tankir) approach. Preachers in media must see society as a creative and innovative entity. A creative and independent society can choose which information is good for themselves for development. These three steps are oriented to form an independent society which is divided into two, namely civil community-khairiyat al-ummah which starts from the private, public, market, to state, by promoting the value of faith and morals. While the opponents are civil society-takwin al-ummah, the process of which is carried out from the state, market, public, to family. \n \n \nArtikel ini bertujuan menganalisis konsep strategi pendekatan yang tepat dalam kegiatan dakwan di media berkaitan dengan pembangunan masyarakat. Dengan pendekatan kualitatif kepustakaan dapat ditegaskan tiga strategi pendekatan, yaitu pertama, pendekatan informasi/tabigh. Pendekatan ini melihat bahwa penentuan penerimaan informasi di media berpusat pada penerima pesan. Pendakwah tidak boleh memaksa audiens untuk menerima atau menolak pesan. Kedua, pendekatan social change/taghyir, yang berarti perubahan. Pendakwah di media harus memperhatikan bahwa perubahan terbesar berasal dari kesadaran diri penerima, bukan oleh keinginan pengirim pesan/pendakwah. Ketiga, pendekatan development/ityan wa tankir, yang berarti perkembangan/pengembangan. Pendakwah di media harus melihat masyarakat sebagai entitas yang kreatif dan inovatif. Masyarakat yang kreatif dan mandiri bisa memilih mana informasi yang baik bagi dirinya untuk perkembangan. Tiga langkah ini diorientasikan untuk membentuk masyarakat mandiri yang terbagi menjadi dua, yaitu civil community-khairiyat al-ummah yang dimulai dari private, publik, pasar, hingga negara, dengan mengedepankan nilai iman dan akhlak. Sementara lawannya adalah civil society-takwin al-ummah, yang prosesnya dilakukan dari negara, pasar, publik, dan terakhir keluarga. \n ","PeriodicalId":446749,"journal":{"name":"Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STRATEGI DAKWAH MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK PEMBANGUNAN: SUATU ANALISIS KONSEPTUAL\",\"authors\":\"Adeni Adeni\",\"doi\":\"10.32332/ATH_THARIQ.V4I2.2106\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to analyze some concepts of the approach of da’wah strategy activities in media relating to community development. By using the qualitative literature approach, three strategic approaches can be affirmed. First, the information (tabligh) approach. This approach sees that the determination of receiving information in media is centered on the message recipient. Preachers must not force their audiences to accept or reject the message. Second, the social change (taghyir) approach. Preachers in media must pay attention that the biggest change comes from the recipient's self-awareness, not by the desires of the sender of the message. Third, the development (ityan wa tankir) approach. Preachers in media must see society as a creative and innovative entity. A creative and independent society can choose which information is good for themselves for development. These three steps are oriented to form an independent society which is divided into two, namely civil community-khairiyat al-ummah which starts from the private, public, market, to state, by promoting the value of faith and morals. While the opponents are civil society-takwin al-ummah, the process of which is carried out from the state, market, public, to family. \\n \\n \\nArtikel ini bertujuan menganalisis konsep strategi pendekatan yang tepat dalam kegiatan dakwan di media berkaitan dengan pembangunan masyarakat. Dengan pendekatan kualitatif kepustakaan dapat ditegaskan tiga strategi pendekatan, yaitu pertama, pendekatan informasi/tabigh. Pendekatan ini melihat bahwa penentuan penerimaan informasi di media berpusat pada penerima pesan. Pendakwah tidak boleh memaksa audiens untuk menerima atau menolak pesan. Kedua, pendekatan social change/taghyir, yang berarti perubahan. Pendakwah di media harus memperhatikan bahwa perubahan terbesar berasal dari kesadaran diri penerima, bukan oleh keinginan pengirim pesan/pendakwah. Ketiga, pendekatan development/ityan wa tankir, yang berarti perkembangan/pengembangan. Pendakwah di media harus melihat masyarakat sebagai entitas yang kreatif dan inovatif. Masyarakat yang kreatif dan mandiri bisa memilih mana informasi yang baik bagi dirinya untuk perkembangan. Tiga langkah ini diorientasikan untuk membentuk masyarakat mandiri yang terbagi menjadi dua, yaitu civil community-khairiyat al-ummah yang dimulai dari private, publik, pasar, hingga negara, dengan mengedepankan nilai iman dan akhlak. Sementara lawannya adalah civil society-takwin al-ummah, yang prosesnya dilakukan dari negara, pasar, publik, dan terakhir keluarga. \\n \",\"PeriodicalId\":446749,\"journal\":{\"name\":\"Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi\",\"volume\":\"14 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32332/ATH_THARIQ.V4I2.2106\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32332/ATH_THARIQ.V4I2.2106","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文旨在分析与社区发展相关的媒体“大华”战略活动方法的一些概念。通过使用定性文献法,可以确定三种策略方法。第一,信息(表)法。这种方法认为,在媒体中接收信息的决定以消息接收者为中心。传道人不能强迫他们的听众接受或拒绝他们的信息。第二,社会变革(taghyir)方法。媒体中的布道者必须注意,最大的变化来自于接受者的自我意识,而不是信息发送者的欲望。第三,发展(ityan wa tankir)途径。媒体中的传道者必须将社会视为一个具有创造性和创新性的实体。一个有创造力和独立的社会可以选择哪些信息对自己的发展有益。这三个步骤的目标是形成一个独立的社会,这个社会分为两个部分,即公民社区-khairiyat al-ummah,通过促进信仰和道德的价值,从私人、公共、市场开始,到国家。而反对者则是民间社会组织,其过程从国家、市场、公众到家庭进行。中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:登高、登高、登高、登高、登高、登高、登高、登高、登高。Pendekatan ini melihat bahwa Pendekatan penerima和informasi media berpusat paderima pesan。Pendakwah tidak boleh memaksa观众不知道menerima是什么意思。Kedua, pendekatan社会变革/taghyir, yang berarti perubahan。Pendakwah di media harus成员perhatikan bahwa perubahan terbesar berasal dari kesadaran diri penerima, bukan oleh keinginan pengirim pesan/ Pendakwah。Ketiga, pendekatan development/ityan wa tankir, yang berarti perkembangan/pengembangan。彭达华对媒体的态度是:创新、创新、创新。Masyarakat yang kreatif dan mandiri bisa memilih manmaninformasi yang baii dirinya untuk perkembangan。Tiga langkah ini diorientasikan untuk mentuk masyarakat mandiri yang terbagi menjadi dua, yitu民间社区khairiyat al-ummah yang dimulai dari private, public, pasar, hinga negara, dengan mengedepankan nilai man dan akhlak。Sementara lawannya adalah公民社会-takwin al-ummah, yang prosesnya dilakukan dari negara, pasar, public, dan terakhir keluarga。
STRATEGI DAKWAH MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK PEMBANGUNAN: SUATU ANALISIS KONSEPTUAL
This article aims to analyze some concepts of the approach of da’wah strategy activities in media relating to community development. By using the qualitative literature approach, three strategic approaches can be affirmed. First, the information (tabligh) approach. This approach sees that the determination of receiving information in media is centered on the message recipient. Preachers must not force their audiences to accept or reject the message. Second, the social change (taghyir) approach. Preachers in media must pay attention that the biggest change comes from the recipient's self-awareness, not by the desires of the sender of the message. Third, the development (ityan wa tankir) approach. Preachers in media must see society as a creative and innovative entity. A creative and independent society can choose which information is good for themselves for development. These three steps are oriented to form an independent society which is divided into two, namely civil community-khairiyat al-ummah which starts from the private, public, market, to state, by promoting the value of faith and morals. While the opponents are civil society-takwin al-ummah, the process of which is carried out from the state, market, public, to family.
Artikel ini bertujuan menganalisis konsep strategi pendekatan yang tepat dalam kegiatan dakwan di media berkaitan dengan pembangunan masyarakat. Dengan pendekatan kualitatif kepustakaan dapat ditegaskan tiga strategi pendekatan, yaitu pertama, pendekatan informasi/tabigh. Pendekatan ini melihat bahwa penentuan penerimaan informasi di media berpusat pada penerima pesan. Pendakwah tidak boleh memaksa audiens untuk menerima atau menolak pesan. Kedua, pendekatan social change/taghyir, yang berarti perubahan. Pendakwah di media harus memperhatikan bahwa perubahan terbesar berasal dari kesadaran diri penerima, bukan oleh keinginan pengirim pesan/pendakwah. Ketiga, pendekatan development/ityan wa tankir, yang berarti perkembangan/pengembangan. Pendakwah di media harus melihat masyarakat sebagai entitas yang kreatif dan inovatif. Masyarakat yang kreatif dan mandiri bisa memilih mana informasi yang baik bagi dirinya untuk perkembangan. Tiga langkah ini diorientasikan untuk membentuk masyarakat mandiri yang terbagi menjadi dua, yaitu civil community-khairiyat al-ummah yang dimulai dari private, publik, pasar, hingga negara, dengan mengedepankan nilai iman dan akhlak. Sementara lawannya adalah civil society-takwin al-ummah, yang prosesnya dilakukan dari negara, pasar, publik, dan terakhir keluarga.